Waktu terus bergulir. Kehidupan yang mereka jalani sesuai dengan peran masing-masing. Sehan dengan segudang pekerjaannya di kantor saat pagi hingga sore hari, lalu pada malam hari ia akan bermain dengan anaknya, yang membedakan kehidupan Sehan beberapa bulan ini adalah selalu ada seseorang yang menyambut kepulangannya dengan wajah bahagia.
Shika juga menikmati status barunya sebagai seorang istri dan ibu. Aktivitas impiannya seakan terwujud berkat Sehan, menjalani hari-hari sebagai ibu rumah tangga yang memiliki penghasilan tanpa mengganggu kewajibannya mengurus suami dan anak.
Tidak terasa pernikahan Sehan dan Shika memasuki bulan ketiga. Dari awal pernikahan, mereka berkomitmen membentuk sebuah keluarga untuk sesosok kecil agar merasakan mempunyai orang tua yang utuh. Dua jiwa berbeda yang dipersatukan lantas tidak akan langsung menemukan sebuah kecocokan, pun ketika mengurus seorang anak.
Pernah kehilangan seseorang yang dicintai membuat Sehan sangat protektif terhadap Gio. Walaupun dia adalah seorang pria yang mengabdikan sebagian besar waktunya untuk pekerjaan, namun ia menyempatkan waktu dan tenaganya untuk menjadi seorang ayah bagi anaknya. Terbukti ketika Shika teledor menyimpan gunting kuku di tempat yang bisa dijangkau oleh Gio, tak pelak Sehan langsung menegur Shika untuk tidak sembarangan menaruh barang yang akan membahayakan anaknya.
Dari kejadian tersebut, Shika belajar lebih waspada dan berusaha meminimalisir agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tetapi sejatinya manusia tidak ada yang sempurna, Siang ini, Shika membuat kesalahan yang lebih fatal dari sekedar menyimpan benda berbahaya sembarang.
"Kamu emang lagi ngapain sampai ngga tau Gio jatuh dari kasur, Huh?" Suara Bariton Sehan menggelegar di lantai bawah rumahnya.
Ketika mengetahui kabar kalau Gio jatuh dari kasur, Sehan buru-buru pulang ke rumah. Ia mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan. Bagaimana kalau anaknya terluka dan berdarah? Atau gegar otak dan patah tulang? Atau yang lebih parah, bagaimana kalau Gio sampai menyusul ibunya ke surga? Sehan menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran negatif yang ada di benaknya tersebut. Tapi memikirkan anaknya sampai bisa terjatuh dari tempat tinggi membuat emosinya memuncak, teringat akan istri barunya yang bertugas untuk menjaga Gio. Apa yang wanita itu lakukan sampai anak kesayangannya bisa jatuh?
"Maaf Mas. Aku sakit perut jadi buru-buru ke kamar mandi," Tutur Shika, kepalanya tertunduk menandakan ia sangat menyesal dan merasa bersalah.
"Kau tau kalau Gio sekarang lagi aktif merangkak, lalu kenapa kau tidak halangi tempatnya pakai bantal atau apa kek, supaya dia tidak bisa bergerak?" Sehan masih tidak mau menerima alasan apapun dari Shika, meskipun ia menyadari sangat manusiawi jika seseorang tiba-tiba sakit perut, tapi bukan berarti itu menjadi alasan untuk bersikap teledor yang akan membahayakan sebuah nyawa.
"Aku sudah.. ."
"Cukup Shika." Sehan menyugar rambutnya, sisa-sisa kemarahan masih tampak jelas di wajah tampannya. "Kau tau Gio adalah anak kesayanganku. Akan kulakukan apapun untuk kebahagiannya karena dia adalah satu-satunya peninggalan Maura. Aku menikahi mu karena aku ingin Gio punya ibu, dan tugas ibu adalah menjaga anaknya. Tapi melihat Gio dahinya sampai benjol seperti itu apakah kau yakin masih bisa menjaga anakku dengan baik?"
Shika tersentak dan memandang wajah sehan. Apa maksud kalimat terakhir suaminya ini? Apa Sehan mau menceraikannya?
"Aku minta maaf, Mas. Sungguh aku khilaf, aku janji akan menjaga Gio sebaik mungkin dan kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi." Shika memohon sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada, Shika sudah menyayangi dan mengganggap Gio seperti anak kandungnya sendiri, bagaimana ia bisa menjalani hari-harinya jika ia jauh dari bocah lucu itu?
"Kali ini aku maafkan. Tapi tidak untuk lain kali." Sehan berdiri dari duduknya dan melangkah masuk ke ruang kerjanya, meninggalkan Shika yang berusaha menahan air matanya namun gagal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Marriage (Completed)
RomanceZakira Ashika adalah seorang penulis novel sebelum ia menikah. Setelah sang suami gugur dalam tugas negara, ia harus menjadi tulang punggung keluarga suaminya. ketika suatu hari kejadian yang mengerikan menimpanya, ia bertekad untuk keluar dari ruma...