DUA PULUH ENAM

34.9K 2.7K 69
                                    

"Anjir! Itu leher apa kolam ikan? Cupang semua."

Suara cempreng Siska menyambut kehadiran Shika dan gio sesaat setelah wanita itu membuka pintu rumahnya.

Hari ini Shika berkunjung ke rumah sahabatnya tersebut. Wanita itu butuh teman bicara setelah akhir-akhir ini mengalami hal-hal yang tidak terduga di dalam hidupnya.

"Kalau ada orang salam itu dijawab dulu, bukannya langsung diledek." Shika langsung nyelonong masuk ke dalam rumah Siska sembari mendorong stroller Gio. Di belakangnya, Siska tertawa terbahak-bahak sembari menutup pintu.

"Gila ya si Sehan. Mentang-mentang lagi LDR Indonesia - Korea, minta jatah nya di rapel. Ganas juga dia." Siska masih cekikikan, ngeledek Shika yang lehernya merah-merah akibat ulah Sehan. Tentu saja Siska tidak tau seperti apa kejadian yang sebenernya, dan Shika juga tidak berniat untuk memberi tahu sahabatnya tersebut.

"Berisik tau ngga!" Tandas Shika seraya mengeluarkan Gio dari dalam stroller lalu mendudukan nya di lantai, bergabung dengan Andra -anak Siska- yang sedang bermain mobil - mobilan.

"Sensi amat sih." Siska masih cekikikan.

"Gue ngga ganggu kan main kesini?" Tanya shika sembari meletakkan kantong plastik di meja kemudian duduk di sofa, di sebelah Siska.

"Kaga lah. Gue juga lagi nyantai sambil baca cerita di Wattpad."

"Oh aplikasi ya bisa baca novel gitu ya? Baca cerita apaan emang?"

"Judulnya HEART SINKS, Genre FanFic. Cast-nya Jeon Jungkook sama Kim Taehyung, boyband BTS yg lagi naik daun itu, bagus banget deh ceritanya."

"Oh boyband yang membernya cakep semua itu ya? Ceritanya tentang apa emang?"

"Jadi ceritanya tuh tentang cewek yang ditinggalin cowoknya pas lagi hamil. Itu sumpah deh ya hidupnya menderita terus, berjuang buat anaknya yang penyakitan. Dan sampe sekarang belum dikasih tau apa penyakit anaknya. Ngga kuat gue bacanya. Pokoknya ngga nyangka banget deh itu, Plot twist. Nyesek gue nangis-nangis. Lo wajib baca, recommend banget."

"Boleh juga tuh, gue instal aplikasinya dulu. nanti gue baca." Shika sibuk dengan ponselnya untuk menginstal aplikasi yang di sarankan Siska tersebut.

"Elo bawa apaan nih?" Siska membuka kantong plastik yang di letakkan Shika di atas meja yang belum di buka sama sekali sejak tadi.

"Rujak buah. Tadi di jalan ngeliat yang jualan rujak kayaknya enak."

"Elo lagi nyidam?" Tebak Siska sembari makan potongan bengkoang. Shika ikutan mencomot mangga muda yang sedari tadi membuat air liur nya hampir menetes.

"Jangan ngaco deh."

"Loh kok ngaco? Emang salah ngomong kayak gitu? Elo punya suami, wajar kan kalau hamil?"

"Udah deh Sis, elo kan tau sendiri kondisi gue kayak apa. Masa gue harus ngingetin elo kalau gue ini ngga bisa hamil." Shika keki, ia sedang tidak ingin membahas penyakitnya, karena penyakit yang di deritanya ini membuat hidupnya tidak pernah tenang. Apalagi penyakitnya ini dijadikan senjata oleh parasit seperti Haris untuk memerasnya.

"Bukan ngga bisa hamil, tapi susah hamil."

"Sama aja. kemungkinan hamilnya sangat kecil."

"Ya beda lah. Penyakit Polycystic Ovarium Syndrom yang elo derita itu memang menyebabkan sel telur ngga berkembang normal dan sulit di buahi. Tapi masih ada kemungkinan bisa hamil."

"Penyakit gue belum ada obatnya by the way."

"Memang belum ada, tapi kan bisa dikendalikan dengan pola hidup sehat. Itu kan yang lagi elo jalani selama bertahun-tahun ini. Biar hormon lo seimbang, biar sel telur lo mateng dan bisa di buahi."

The Second Marriage (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang