DUA PULUH DELAPAN

38.1K 3.1K 87
                                    

Sehan membuka pintu kamar hotel dengan kasar. Kamar dimana istrinya sedang berada bersama dengan lelaki asing yang membawanya.

Kesalahpamahan mereka yang belum terselesaikan karena Sehan harus berangkat ke Korea membuat ia berinisiatif untuk menyewa jasa detektif untuk memata-matai Shika. Tapi selama mereka berjauhan, Shika sama sekali tidak pernah keluar rumah, pernah satu kali, itupun pergi ke rumah Siska dan tidak ada laporan lelaki lain masuk ke rumah itu.

Sehan juga terus memantau CCTV di dalam rumah ketika ia sudah menyelesaikan pekerjaannya pada malam hari. Dan lelaki itu selalu menemukan istrinya sering berbaring di ranjang kamar.

Dan ketika tadi pagi mereka bertemu, Sehan yakin bahwa istrinya sedang kurang sehat, terlihat dari wajah Shika yang pucat. Maka dari itu, meskipun mereka terlihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing, Sehan selalu memantau keadaan istrinya. Pun saat Shika izin ke toilet, mata Sehan tetap mengawasi keberadaan Shika, hingga ia mendapati istrinya tersebut di bawa pergi oleh lelaki yang sama yang ia temui di restoran hotel minggu lalu.

Sehan mengikuti kemana langkah lelaki itu membawa Shika. Saat mereka masuk ke salah satu kamar, Sehan langsung menghubungi owner hotel untuk meminta kunci kamar dimana Shika berada di dalamnya.

"BAJINGAN!! LEPASKAN ISTRIKU!"

Sehan melangkah dengan tergesah menghampiri lelaki yang sedang berada di atas tubuh istrinya. Amarah sudah menguasai diri Sehan, apalagi melihat keadaan Shika yang sangat mengenaskan. Meskipun mereka masih memakai baju lengkap, tapi Sehan yakin lelaki keparat itu telah menyentuh Shika dengan tangan kotornya.

Langsung saja Sehan menarik kerah baju Haris dengan kasar hingga tubuh lelaki itu tertarik dan terhempas di lantai. Sehan lalu menendang Haris dan tidak memberi kesempatan kepada lelaki bajingan yang akan menodai istrinya itu untuk menyelamatkan diri.

"BERANINYA KAU MENYENTUH ISTRIKU!"

Sehan sudah akan menginjak dada Haris yang sudah terkapar tak berdaya, namun tangan Haris lebih sigap menangkap kaki Sehan lalu memelintirnya hingga tubuh Sehan oleng dan ambruk. Hal itu dimanfaatkan oleh Haris untuk bangkit berdiri.

"Santai bung. Kalaupun gue nyentuh istri lo, Ngga akan ada pengaruhnya sama sekali. Dia ngga akan hamil. Gue jamin. Karena istri lo itu man__."

"BACOT!"

Sehan melayangkan bogem mentah ke muka lelaki bajingan di hadapannya hingga kembali tersungkur. Sehan menghajar Haris dengan brutal. Sehan gelap mata, ia tidak bisa membiarkan keparat ini selamat. Bahkan Sehan rela mendekam di perjara karena sudah membunuh pria ini, daripada ia diam saja ketika wanita yang ia cintai telah direndahkan.

"Maasss." Panggil Shika lemah.

Sehan tidak menghiraukan panggilan Shika dan semakin mengeratkan cekikannya di leher Haris yang sudah merah padam akibat kesulitan bernapas.

"M-mas tolong. P-perutku, tolong Mas."

Sehan tersadar ketika suara Shika terdengar sangat pilu meminta tolong. Ia lalu menoleh ke arah istrinya yang sudah berdiri sembari membungkukkan badan memegang perut bawahnya yang terlihat kesakitan. Secepat kilat Sehan menghampiri Shika yang akan ambruk lalu merengkuh tubuh istrinya yang sudah tidak berdaya.

"Shika, kamu ngga apa-apa?"  Tanya Sehan lirih.

"Perut. Aakh! sak-it, M-mas," Rintih Shika.

Sehan meraih tangan Shika yang berada di perutnya. Pandangannya turun ke bawah, seketika bola mata Sehan membola saat melihat paha istrinya yang terdapat bercak darah yang mengalir dari selangkangannya.

"Shika, kamu..? SHIKA! SHIKA SADAR SHIKA!" Teriak Sehan saat Shika perlahan memejamkan matanya.

***

The Second Marriage (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang