LIMA BELAS

45.4K 3.6K 162
                                    

"Sehan stop!" Teriak Mario ketika ia berhasil melerai sahabatnya yang sedang adu jotos dengan pengunjung kelab.

"Apa dia teman lo? Bawa dia pergi dari sini, dia gila." Ujar seseorang yang tadi berantem dengan Sehan kepada Mario.

"Elo yang gila! Berani-beraninya elo mengumpat istriku! Elo menghina istriku! Aku tidak akan membiarkanmu lolos bajingan!" Umpat Sehan sembari memberontak karena ditahan Mario.

"Tenang dulu. Apa masalahnya? Kenapa dia menghina Shika? Siapa dia?" Tanya Mario.

"Dia bilang kampret ke istriku."

"Hey hey bung jangan mengada-ngada! Gue ngga kenal istri lo dan gue tidak menghina siapapun?!"

"Memang apa yang kau katakan?"

"Gue lagi telepon dengan teman. Tiba-tiba dia nonjok gue."

"Tapi elo bilang kampret di telepon!" Seru Sehan.

"Si kampret, gue bilang SI-KAMPRET ke temen gue, bukan ke istri lo."

"Lepaskan gue Mar, gue akan membuat perhitungan sama orang yang menghina istriku!"

"Elo mabuk Sehan. Ayo kita pulang." Mario menggiring tubuh Sehan yang agak sempoyongan keluar dari kelab dan menuju parkiran.

"Gue engga mabuk, gue cuma minum sedikit."

"Elo mabuk. Demi apapun, elo bahkan tidak bisa membedakan kalimat. Si-kampret dan Sika-kampret? Gue heran kenapa elo bisa jadi CEO."

"Hey, elo sahabat gue bukan? Kenapa membela dia yang sudah menghina istriku? Sahabat istri lo juga."

"Justru karena elo sahabat gue makanya gue ajak lo pulang."

"Tidak usah! Biarin gue sendiri. Lo tau, meskipun gue marah sama dia tapi gue masih membelanya saat ada orang yang menghinanya. Gue ngga mau dia di hina lagi. Gue ngga mau ada yang menyakiti perasaannya lagi, termasuk gue sendiri," Racau Sehan.

Mario mengernyit, tidak mengerti kemana arah pembicaraan sahabatnya itu. "Dia siapa?"

"Istri gue lah. Siapa lagi." Sewot Sehan.

"Siapa yang menghina Shika?" Mau tidak mau Mario penasaran dengan ucapan Sehan.

"Mar, elo udah kenal lama kan sama istri gue? Menurut lo dia setia ngga sama gue?"

"Maksud lo?"

"Setiap bulan dia ngirim uang ke yang namanya Ri.. ah sudahlah. Pokoknya sahabat lo itu minta cerai dan sudah punya lelaki idaman lain."

"Jangan ngarang! Shika wanita baik-baik dan setia. Nggak mungkin dia selingkuh. Emang elo ada bukti kalau Shika punya pria lain?"

"Elo membela dia? Bahkan waktu kami menikah elo memperingatkan gue buat jagain dan jangan pernah nyakitin Shika. Apa elo cinta sama istri gue?"

"Bajingan, ngomong apa sih lo?" Mario sudah tau kebiasaan Sehan jika sedang patah hati pasti kesini, sama seperti saat kehilangan Maura dulu.

"Elo tau segalanya tentang istri gue, tapi kenapa gue enggak pernah tau tentang dia. Dia enggak pernah cerita apapun tentang dirinya, gue ngga tau dia ternyata seorang penulis."

"Karena elo ngga pernah nanya ke dia. Elo sibuk dengan rasa bersalah lo ke Maura sampai lo ngga sadar ada hati yang harus lo jaga."

"Aku enggak mau berpisah." Sehan berjongkok di sisi mobil Mario dan mengusap wajahnya yang babak belur.

"Kenapa? Kalau elo cuma bisa nyakitin dia lebih baik kalian berpisah. Gue enggak rela Shika menderita."

"Hatiku sakit melihat air matanya. Aku benci diriku sendiri yang membuatnya menangis seperti itu."

The Second Marriage (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang