TUJUH

41.8K 3.5K 29
                                    

Chapter ini saya dedikasikan untuk Hae_Suzy dan Shin_ayumi

Happy reading.

21+++

***

Shika menatap manik mata suaminya dengan pandangan sayu. "Mass... Please.."

Sehan yang mengerti maksud racauan Shika tanpa aba-aba melumat bibir ranum istrinya. Meraih tengkuk Shika untuk memperdalam ciumannya, melesakkan lidahnya dan mengekplorasi rongga mulut wanita yang telah dipenuhi oleh gairah.

Entah karena sudah terlalu lama semenjak terakhir kali ia mencium seorang wanita, tapi lumatan dari bibir manis istrinya sangat memabukkan seperti sebuah sengatan listrik berdaya tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah karena sudah terlalu lama semenjak terakhir kali ia mencium seorang wanita, tapi lumatan dari bibir manis istrinya sangat memabukkan seperti sebuah sengatan listrik berdaya tinggi.

Sehan melepas tautan bibirnya untuk mengisi oksigen ke paru-paru, kening mereka masih menempel walau nafas mereka memburu. Hal tersebut tidak berlangsung lama karena mereka kembali saling mencercap bibir satu sama lain.

Bibir sehan beralih menelusuri rahang mulus Shika, tangannya mulai membuka satu persatu kancing piyama istrinya dengan tergesah membiarkan benda tersebut jatuh melewati tangan Shika, mata Sehan jatuh pada dua benda bulat yang masih tertutup kain hitam berenda. Menatap sayu ke arah Shika lalu kembali memagut bibir merah wanitanya sembari membuka pengait bra, sedetik kemudian benda itu teronggok di lantai bersama piyama.

Sehan meremas dada kenyal istrinya, mencumbunya lembut. Desahan yang lolos dari bibir Shika membuat Sehan menggila. Ia sudah tidak bisa menahan lebih lama lagi karena sesuatu di pangkal pahanya sudah memberontak ingin dibebaskan. Sambil terus mencumbu dada sang istri ia melepaskan kain terakhir yang menempel di tubuh Shika juga dirinya sendiri.

"Keberatan jika kita melakukannya disini?" Tanya Sehan dengan suara serak.

"Just do it quickly." Shika juga sudah tidak tahan lagi. Seperti ada sesuatu yang memacu tubuhnya, membuat gairahnya menggebu-gebu dan ingin segera dipuaskan.

Shika tidak tau sejak kapan ia sudah tidak memakai satu helai benangpun di tubuhnya, pun sama dengan pemilik mata almond dihadapannya. Bibir tebal yang terus mencumbu, tubuh tegap atletis, otot tangan kekar yang sedari tadi memeluknya seduktif, dan dada bidangnya yang ditumbuhi bulu halus. Shika tidak akan menyia-nyiakan tubuh menggiurkan yang tersaji dihadapannya. Ia bertekad untuk mewujudkan segala fantasi liar yang sering ia bayangkan dengan suaminya menjadi kenyataan.

Sehan mendorong Shika ke dinding, menghimpit tubuh sang istri, tangan kanannya mengangkat kaki kiri Shika lalu menautkan nya di pinggang. Sehan sedikit menurunkan pinggulnya dan desahan panjang yang lolos dari bibir tipis shika menjadi awal penyatuan mereka.

Shit! Apa Shika benar seorang janda? Kenapa masih terasa sempit. Sehan bukannya tidak bisa membedakan antara masih perawan dan yang sudah tidak. Hanya saja, milik istrinya ini masih sangat kencang dan begitu nikmat.

The Second Marriage (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang