Hari ini jadwal shika benar-benar padat. Pagi hari wanita itu harus pergi ke kantor penerbit untuk mendiskusikan buku baru yang telah Shika buat untuk keperluan cenderamata dengan Randi. Lalu siang hari, Shika sudah ada janji temu dengan Roy dari DJY Entertaiment untuk membicarakan tentang penawaran kerjasama mengenai novel yang telah ia buat.
Acara Grand Opening Ars Library akan diadakan satu minggu lagi. Maka dari itu, hari ini Shika menyerahkan naskah ke Randi untuk di review, lalu mendiskusikan layout dan design cover.
Di sela-sela diskusi mengenai design cover, ponsel Shika tiba-tiba saja berdering. Di layar ponselnya muncul sebuah nama yang benar-benar tidak shika inginkan.
Dan disinilah Shika sekarang. Melangkah memasuki restoran yang berada di dalam sebuah Hotel, tempat dimana Haris ingin bertemu dan Shika dengan terpaksa menuruti keinginan lelaki yang suka mengancamnya tersebut.
Shika memasuki resto dengan perasaan was-was. Setidaknya ada banyak orang di tempat ini jadi kemungkinan besar Haris tidak akan berani bertindak macam-macam padanya.
Shika dapat menangkap sosok lelaki yang tidak ingin ia temui menyambutnya dengan senyum sumringah sembari merentangkan kedua tangannya untuk memeluk Shika.
"Jangan mendekat!" Ujar Shika memperingatkan Haris.
"Oke baiklah." Haris menurunkan tangannya dengan kecewa. "Gue udah dapet tempat duduk yang cocok buat kita berdua. Di sebelah situ, ayo."
Shika mengikuti langkah Haris yang membawanya ke arah meja pojok dekat dengan jendela yang menghadap sebuah taman.
Shika memeluk tubuhnya sendiri dengan waspada ketika lelaki yang memakai jaket denim itu menarik kursi dan mempersilahkan Shika untuk duduk di kursi tersebut.
"Silahkan duduk Nyonya Arsyanendra yang cantik." Haris tersenyum miring kepada Shika yang menatapnya dengan sengit.
Shika dengan enggan duduk di kursi yang disiapkan Haris, begitupun lelaki itu, ia duduk di hadapan Shika.
"Ini uang yang kamu minta." Shika menaruh amplop coklat di meja. Ia ingin segera pergi dari situasi yang membuatnya sangat tidak nyaman ini.
"Nah gini dong. Kalau kita ketemuan kan enak, jadi gue ngga telepon elo mulu. Bisa menjaga tali silaturahmi dan kita bisa saling melepas rindu."
"Cukup! Hentikan omong kosongmu. Urusan kita sudah selesai kan? aku pergi."
"Gue udah pesen makanan. Seenggaknya temenin gue makan dulu."
"Aku masih banyak urusan yang lebih penting daripada nemenin orang seperti kamu makan."
"Galak amat Mbak. Yaudah kalau begitu, sampe ketemu minggu depan Mbak Zacka." Haris menyeringai.
Shika langsung bergegas berdiri dan pergi meninggalkan Haris yang masih memandangnya dengan seringaian licik di bibirnya. Tidak mau berlama-lama dengan pria brengsek yang telah merusak hidupnya yang damai.
***
Shika dalam perjalanan pulang saat merasakan kepalanya berdenyut, tubuhnya terasa remuk, dan kepalanya berat sebelah. Ia sama sekali tidak nafsu makan dan hanya meminum air putih saja untuk menghilangkan rasa dahaganya.
Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi wanita penulis itu. Berdebat dengan Randi perihal buku barunya, Haris yang memintanya bertemu dan meminta uang, setelah itu ia bertemu dengan Roy dari DJY Entertaiment untuk membicarakan novel Zacka yang ingin diangkat ke layar lebar.
Seharian berada diluar membuat Shika rindu dengan anak sambungnya itu. Shika sengaja meninggalkan Gio dengan Mak Inah karena ia tidak tega jika Gio harus dibawa dan ikut capek seperti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Marriage (Completed)
RomanceZakira Ashika adalah seorang penulis novel sebelum ia menikah. Setelah sang suami gugur dalam tugas negara, ia harus menjadi tulang punggung keluarga suaminya. ketika suatu hari kejadian yang mengerikan menimpanya, ia bertekad untuk keluar dari ruma...