"Mas, aku punya surprise buat Mas," Kata Shika begitu suaminya menginjakkan kaki di depan pintu rumah setelah pulang bekerja.
"Surprise apa?" Tanya Sehan.
Shika dengan wajah sumringah menggiring Sehan ke ruang tengah dimana Mak Inah dan Gio berada.
"Taraaaaa.. Gio udah bisa jalan Mas! Walaupun masih belum lancar." Ungkap Shika.
Sehan melihat anaknya yang sedang berdiri hendak melangkah ke arah Mak Inah yang berada di hadapannya yang berjarak satu meter. Wajah Gio yang putih sampai memerah karena berusaha melangkahkan kakinya meskipun masih sedikit oleng karena belum mahir menyeimbangkan bobot tubuhnya.
"Wah jagoan Ayah hebat. Sini Nak ke Ayah," Kata Sehan antusias sembari berjongkok dan mengulurkan kedua tangannya, tangan kokohnya seolah memberi perlindungan dan siap untuk menangkap tubuh bocah gembil itu jika terjatuh karena kehilangan keseimbangan.
Shika tersenyum lebar ketika Gio sudah berada di pelukan Sehan. Tidak ada yang lebih membahagiakan seorang ibu daripada melihat anaknya dapat melakukan sesuatu hal yang baru.
"Jagoan tampan mau hadiah apa dari Ayah?" Sehan bertanya ke Gio.
"Hadiahnya jangan sekarang, Yah. Dua minggu lagi aja pas Gio ulang tahun. Katanya, Gio mau jalan-jalan ke kebon binatang, mau lihat gajah, ya dek? Adek mau lihat gajah kan?" Shika menjawab pertanyaan yang dilontarkan Sehan untuk mewakili Gio.
"Jah ajah," kata Gio girang merapalkan kata Gajah.
"Baiklah. Kita akan jalan-jalan ke kebun binatang setelah ulang tahun jagoan tampan ayah ini."
"Horeee..." Sorak Shika riang. "Terimakasih Ayah. Ayo bilang makasih ke ayah, dek."
"cih yah acih." (Makasih Ayah makasih).
"Sama-sama jagoan." Sehan mencium puncak kepala Gio.
"Mas, ulang tahun Gio mau dirayakan ngga?" Tanya Shika.
"Menurutmu bagaimana?"
"Boleh saja Mas. Tapi lebih baik cuma sebatas keluarga saja, mengingat Gio masih satu tahun, akhir-akhir ini dia kalau ketemu orang asing suka nangis. Aku khawatir kalau mengundang banyak orang malah jadi kacau Mas."
"Yasudah kita rayain disini saja berempat. Cuma tiup lilin saja dan makan kue bareng, gimana?" Saran Sehan setelah mempertimbangkan ucapan Shika.
"Boleh juga Mas. Para kakek dan nenek gimana Mas? Mereka setuju ngga kalau ngga dirayakan?" Tanya Shika mengingat Bu Ratna yang sangat memanjakan Gio, sudah pasti beliau ingin acara pesta yang meriah untuk cucunya tersebut.
"Biar aku yang ngasih pengertian ke mereka. Kita juga undang saja mereka untuk datang ke rumah. Mau datang silahkan, tidak juga ngga masalah." Sehan menengahi.
"Baik Mas."
***
"Kamu orang tua macam apa yang tidak merayakan ulang tahun anaknya?! Kamu itu kaya raya Sehan. Masa bikin pesta untuk anak sendiri aja ngga mampu?"
Suara Ratna menggelegar memenuhi ruangan kantor Sehan ketika pria tampan itu mengutarakan rencananya mengenai ulang tahun Gio yang di rayakan di rumah dan hanya mengundang keluarga saja.
"Pesta sebesar apapun aku mampu Mom, apalagi untuk Gio, apapun akan aku beri. Di usia satu tahun perkembangan emosionalnya sedang labil Mom, Shika juga bilang Gio suka nangis kalau ketemu orang asing. Aku khawatir Gio merasa takut dan nangis bertemu banyak orang di pesta nanti," Terang Sehan.
"Udah Mom duga pasti gara-gara ulah perempuan kasir itu sampai kamu tidak merayakan ulang tahun anakmu sendiri. Kamu sudah termakan rayuan perempuan ular itu Sehan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Marriage (Completed)
RomanceZakira Ashika adalah seorang penulis novel sebelum ia menikah. Setelah sang suami gugur dalam tugas negara, ia harus menjadi tulang punggung keluarga suaminya. ketika suatu hari kejadian yang mengerikan menimpanya, ia bertekad untuk keluar dari ruma...