Happy Reading!
...
"Sebenernya lo mau cowok yang kayak gimana sih, Nay? Perasaan gue nggak pernah nemu lo lagi jalan sama laki kecuali Agam," tanya Aro sembari meminum lemon tea. Mereka berdua sudah berada di Yellow Hill, salah satu restoran ternama di Jakarta--sekaligus tempat janjian Agam dan kenalannya.
Sejujurnya sih Naya tidak terlalu minat makan, tetapi tidak tahu kenapa dirinya malah terjebak di tempat ini bersama Aro dan kepikiran untuk merusak kencan buta yang dibuat oleh mamanya agam. Lagian, tadinya ia pikir Aro tidak akan mau makan di tempat mahal seperti ini--meski Aro juga tidak bisa dikatakan lelaki kere--karena biasanya kalau ia diajak pergi oleh Aro, ya paling ke kafe milik lelaki itu sendiri.
"Nggak ada kriteria khusus. Emang belum nemu aja," balas Naya santai.
"Gimana kalau lo nyoba menjalin hubungan sama gue? Siapa tau cocok, kan?"
Naya yang sedang meminum jusnya lewat pipet pun tersedak, karena minum sambil tertawa. Ternyata Aro selain jadi fotorgrafer profesional, bisa alih profesi jadi pelawak juga. "Nggak mau."
"Kenapa? Gue kurang apa? Denger, ya! Kalau kata emak-emak di kompleks perumahan gue, gue itu kompeten banget jadi mantu idaman. Jadi lo nggak bakal nyesel!" Aro kini malah nyolot sendiri.
Naya memutar bola mata. Mau kompeten kek, calon menantu idaman kek, buronan mertua kek, Aro pikir dirinya peduli? Nggak sama sekali! Karena ya memang dirinya belum minat menjalin hubungan serius dengan siapa pun. Terlebih Aro. Bisa dibilang, mereka ini sudah berteman lama. Dan mana mungkin Naya mau menodai pertemanannya dengan hubungan yang tidak tahu arah dengan lelaki itu. Bisa gila lama-lama kalau Aro seringkali menawarkan sebuah hubungan padanya, sudah seperti sales saja. Naya memutar bola matanya malas. "Kompeten sih kompeten. Lo mau kita LDR?"
"LDR? Emangnya lo mau pindah ke mana?" tanya Aro dengan alis bertaut.
"Ya LDR beda perasaan lah!" celetuk Naya yang diiringi gelak tawa. Terlebih melihat Aro yang sudah menekuk wajahnya.
Keduanya melanjutkan acara makan yang sempat tertunda karena obrolan yang tidak bermutu itu. Naya sendiri sudah makan sedari tadi, dan kini makanannya sudah habis setengah. Sebetulnya dirinya masih lapar, tapi berhubung dirinya harus menjaga pola makan supaya tubuhnya ini tidak melar, maka dirinya nggak mau menghabiskannya. Biasanya pun, kalau dirinya pergi dengan Agam, lelaki itu yang akan menghabiskan separuh nasinya.
Tidak tahu ada angin apa, tiba-tiba ada yang menggeret kursi tepat di sampingnya dan duduk tanpa rasa bersalah. Naya menelengkan kepalanya melihat siapa gerangan yang sudah duduk dengan lancang di samping model ternama ini. Hah, jiwa sombongnya sudah meronta.
Kedua iris mata berwarna cokelat itu membelalak kala mendapati Agam sudah duduk dengan tenang di sampingnya. "Hah? Ngapain lo di sini, Gam? Udah ketemuannya sama calon istri?"
"Belum. Baru nyampe dan lihat lo sama Aro." Agam bersidekap dada. Tidak terlalu peduli dengan keberadaan Naya dan malah asyik mengobrol dengan Aro.
Naya jadi sebal sendiri. Pembahasan lelaki memang selalu membosankan baginya. Dirinya pun asyik memainkan ponsel dengan wajah ditekuk. Padahal tadinya dirinya yang bakal merecoki Agam dengan calon istri--kalau jadi--ketika mereka bertemu nanti. Makanya dirinya meminta makan di tempat yang sama dengan tempat di mana lelaki itu janjian. Kalau begini sih dirinya yang jadi apes karena dikacangin. Asem!
Waktu berlalu dengan sangat membosankan. Dua lelaki yang sedang bersamanya itu masih asyik sendiri tentang bisnis kuliner yang tidak dipahami Naya. "Ro, pulang kuy. Udah malem, nih." Ia menyerongkan tubuhnya menghadap Agam. Heran juga karena lelaki itu masih belum beranjak untuk bertemu dengan calon kekasihnya. "Lah, Gam? Gimana? Lo nggak jadi ketemuan sama calon istri lagi? Tar gue yang dimarahin mama lo, nih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Be Together (selesai)
ChickLitNayara Swastika punya hidup yang sempurna; menjadi model ternama, bergelimang harta, tak lupa paras cantik yang membuat siapapun terpesona. Namun, dirinya malah memilih meninggalkan karir modelingnya dan membangun sebuah kafe yang namanya langsung m...