Sometimes, iri dan dengki emang nggak bisa dikontrol ya, hwehehe.
Buat yang di rumah aja, harap bersabar, karena virus corona kali ini lebih berbahaya daripada virus congorna :D
Happy reading aja lah. Buat yang vote dan komen, lvy.
(Yang kemarin nanya penampakan grafitti yang Naya sama Jen bikin, kek gini yaaa. Persis warna dan fontnya. Tapi ini tulisannya "rasko", karena kalo "evolve" g ada yang bagus hwehe.)
...
Sudah berminggu-minggu berlalu sejak kejadian di parkiran waktu itu, Agam sama sekali tidak merasa bersalah dan malah semakin lengket dengan Nesya. Lelaki itu bahkan tidak pernah menemuinya, atau bahkan sekedar mengiriminya pesan. Sepertinya Naya memang tidak seberarti itu di hidup Agam.
Rumah barunya di lantai tiga IYA CAFE sudah ia tempati sejak kemarin, bahkan dengan semua barangnya di apartemen. Naya mencoba tidak peduli lagi dengan Agam, meski sesederhana apakah lelaki itu sudah sarapan. Toh lelaki itu sudah punya kekasih yang bisa melakukan apa saja. Naya mah apa? Hanya bisa membuat roti bakar yang membosankan.
Lantai tiga yang jika dijadikan rumah tidak terlalu besar ini Naya sulap menjadi seperti apartemen bertipe studio, yang sama dengan tempat tinggalnya kemarin. Biar Naya jelaskan sedikit tentang tata letak tempat tinggalnya yang menurutnya sangat cozy ini. Ketika pintu utama dibuka, orang yang masuk akan langsung disuguhi sebuah meja makan berbentuk persegi dengan sepasang kursi yang semuanya berwarna hitam dan putih. Ada sebuah vas bunga mini dengan bunga plastik sebagai pajangan. Sisi temboknya dicat dengan warna hitam ditambah ada beberapa lampu jadul berwarna keemasan yang menggantung tepat di atas meja makan, menambah kesan warm dan romantis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Be Together (selesai)
ChickLitNayara Swastika punya hidup yang sempurna; menjadi model ternama, bergelimang harta, tak lupa paras cantik yang membuat siapapun terpesona. Namun, dirinya malah memilih meninggalkan karir modelingnya dan membangun sebuah kafe yang namanya langsung m...