Pi reding aja ya! Jan lupa vote dan komennya. Lvy!
Pleis lah ye komennya yg buanyakk :(
...
"Alah, makan tuh Agam, Nay. Nggak doyan gue." Reya menggigit sushi dengan ganas setelah menjawab pertanyaan yang Naya ajukan.
Setelah tidak menemukan cara untuk menghabiskan waktu di kediaman Kalandra, Naya akhirnya mengajak dua sahabatnya berkumpul di restoran sushi. Beruntung dua orang itu mau bertemu. Dan kini, sahabatnya yang baru menikah beberapa bulan yang lalu itu justru mencak-mencak ketika dirinya menanyakan alasan kenapa Reya dan Agam putus.
"Dulu aja ngemis-ngemis lo! Nay, deketin gue sama Agam dong. Gila, hawt banget itu laki. Nay, bagi nomornya dong, gue pengen pedekate, siapa tau jodoh," cibir Naya menirukan gaya bicara Reya.
"Iya, sebelum gue tau Agam itu tukang selingkuh! Ya kali baru pacaran dua minggu, masa gue udah nemu beha di mobilnya! Untung sih nggak berceceran. Gila banget, sumpah! Mana pas ditanya dia cuma diem aja. Ya gue langsung suujon, dong! Auto putus aja!" cerocos Reya lalu menyeruput lemon tea-nya hingga hampir tandas lalu menambahkan lagi, "Pokoknya kapok gue, pacaran sama orang kalem kayak Agam. Gue aja heran, kok lo bisa bertahan temenan sama cowok kayak dia?"
Naya hanya mengendikkan bahunya. Dirinya juga bingung, kenapa bisa berteman selama ini dengan lelaki semacam Agam.
"Mungkin cuma Naya yang betah sama Agam," ujar Olivia tiba-tiba, membuat Reya dan Naya sontak terbatuk-batuk seketika.
"Astaga, Olipia! Lo kalau ngomong emang suka bener, deh." Reya mengerucutkan bibirnya berpura-pura mengecup Olivia yang kini sedang memasang ekspresi ingin muntahnya.
"Paan sih lo pada." Naya memutar bola matanya malas. "Berlebihan banget, buktinya Agam sekarang pacaran sama Nesya."
"Kita kan nggak tau besok, Nay. Siapa ngerti lo yang bakal nikah sama Agam nantinya." Reya memasang wajah penuh ejekan. "Gue ramal deh, bentaran lagi lo pasti ditembak sama tu laki tukang selingkuh. Siapa tau kan, doi langsung tobat kalau pacaran sama elo."
Naya tidak lagi menggubris perkataan sahabatnya yang sudah kelewat batas dan nyeleneh itu. Dirinya lebih memilih menghabiskan sushi-nya sembari mengecek ponsel.
Gandhi: Naya, bisa kita bertemu? Ada yang ingin saya bicarakan.
Hanya membaca pop up, Naya langsung mematikan ponsel tanpa membalas pesan itu. Malas sekali berurusan dengan Gandhi--si lelaki gagal move on.
Mengedarkan pandangannya, ia justru menemukan sosok yang baru saja memasuki restoran bersama dua orang yang Naya yakini adalah teman orang itu. Naya mengrenyitkan dahi ketika tidak mendapati banyak aksesoris yang menempel di tubuh Nesya. Iya, perempuan yang dirinya maksud adalah si perempuan aneh, kekasih Agam.
Tanpa sadar, Naya jadi mengamati perubahan perempuan yang lebih tua beberapa tahun darinya itu dari atas sampai bawah. Aksesoris simple, memakai blus dengan rok span, rambut--yang setahu Naya terakhir kali bertemu berwarna pirang--kini berganti menjadi hitam dengan ujung yang dibuat bergelombang, polesan make up yang tidak berlebihan plus lipstik berwarna merah, langkahnya yang dibuat bak model dengan heels yang lumayan tinggi, serta tas--ASTAGA! KENAPA GAYA BERPENAMPILAN PEREMPUAN ANEH ITU SAMA DENGAN DIRINYA?!
"Eh? Itu Nesya kok nggak pakai baju bling-bling sama aksesoris, ya?" Reya berkata dengan sedikit berbisik, seperti sudah tahu dengan keanehan yang ada pada diri Nesya. "Kok gayanya mirip elo sih, Nay? Lo akhirnya akur sama dia, karena bakal jadi Nyonya Djatiharsono?"
"Kamu berpikiran sama denganku, Rey," ujar Olivia. Tuh kan, bahkan seorang Olivia Zalina yang tidak suka memerhatikan orang lain dengan seksama saja mengatakan demikian!
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Be Together (selesai)
ChickLitNayara Swastika punya hidup yang sempurna; menjadi model ternama, bergelimang harta, tak lupa paras cantik yang membuat siapapun terpesona. Namun, dirinya malah memilih meninggalkan karir modelingnya dan membangun sebuah kafe yang namanya langsung m...