29. Lari

122K 11.5K 250
                                    

Pose gini aja seksi (ini bukan visual yaaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pose gini aja seksi (ini bukan visual yaaaaa. Kalian bisa bayangin siapapun yang jadi Naya sama Agam)

 Kalian bisa bayangin siapapun yang jadi Naya sama Agam)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Punggungnya mas, tolong aku pengin nyandar.

...

Naya membuka matanya, hanya untuk melihat Agam yang masih asyik dengan kegiatannya sembari menutup mata. Ini sudah kesekian kali, dan sepertinya lelaki itu masih enggan berhenti. Dan Naya pun tahu, dirinya juga merasakan hal yang sama.

Maka, ketika Agam berhenti sejenak sambil menatapnya lekat, Naya memajukan wajahnya hingga nyaris tak berjarak dan memulai apa yang sempat berakhir tadi. Agam pun sepertinya menikmati, dan tidak membiarkan Naya memimpin lebih lama. God! He's a good kisser!

Sepasang tangannya tidak tinggal diam--mengacak rambut Agam yang lembut, Naya benar-benar menikmati yang mereka lakukan hingga mereka harus berhenti. Naya butuh napas. Maka, ia memukul bahu Agam berkali-kali hingga akhirnya lelaki itu berhenti.

"Wow," ujar Naya setelah deru napasnya kembali normal.

"Apa?" Agam menyisir rambut Naya dengan jemari. "Again?" tanyanya seraya menunjukan senyum tipis.

"Sorry, tapi lo kayaknya mending kerja ketimbang harus ngelanjutin yang tadi." Naya menjatuhkan kepalanya di bahu lebar lelaki itu--berusaha menutupi wajahnya yang memerah hingga merambat sampai telinga karena pertanyaan Agam. Astaga. "Sekarang udah hampir jam tujuh, dan kantor lo masuk jam delapan. Sana mandi. Kayaknya masih ada satu setel baju kerja lo di sini. Nanti gue siapin." Ia kembali ke posisi semula.

Bukannya menuruti Naya, Agam justru mengambil secangkir teh yang belum tersentuh sama sekali dan meminumnya hingga tinggal setengah. "Lo bakal baik-baik aja kalau gue pergi?"

Sebuah kekehan keluar dari bibir Naya. "Memangnya kenapa gue harus nggak baik-baik aja, Gam? Udah cukup kayaknya dua minggu kemarin gue meratapi nasib dan nangis-nangis doang. Gue baik-baik aja. Lagian lo cuma pergi buat kerja."

Agam seperti akan mengeluarkan suara, tetapi batal karena Naya sudah keburu melihat ponselnya yang berada di sebelah cangkir menyala dan menunjukan sebuah pesan dari Tante Reni di sana. Naya sontak terkekeh lagi.

Let's Be Together (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang