Happy Reading!
...
Setelah liburan dua minggu lamanya di Bali, Naya kini sedang kelimpungan karena ada jadwal pemotretan yang sialnya ia lupakan. Bukan karena tidak profesional, tetapi dirinya memang sudah mengurangi jadwal--dan Naya berharap supaya jadwal itu cepat habis lalu ia bisa fokus mengurus kafenya. Dan kini, setelah jadwalnya tidak padat lagi, dirinya malah lupa. Gila. Naya bisa gila jika dalam lima belas menit dirinya tidak berada di tempat pemotretan! Demi Tuhan ini jam dua siang tapi kenapa malah macet?!
Naya memukuli kemudi dengan membabi buta karena kesal. Wajahnya bahkan masih polos tanpa riasan satu pun! Ia belum memakai lipstik merah andalannya, belum membuat alis, dan bahkan belum memakai foundation! Oh, dan jangan lupakan deretan kesialan Naya yang lainnya seperti heels ketinggalan, rambutnya yang belum disisir, dirinya yang hanya mengenakan kaus oblong tanpa dalaman, dan kini ketika dirinya ingin merias wajahnya di tengah kemacetan, kotak make up-nya justru hilang entah ke mana! SIAL, SIAL, SIAL! ASTAGA! NAYA BUTUH AGAM SEKARANG!
Segera saja, ia menyambar ponsel yang berada di jok penumpang tepat di sampingnya, memasang headset bluetooth dan menelepon sahabatnya itu. Begitu sambungan terhubung, Naya langsung menyerobot bahkan sebelum Agam mengatakan apapun.
"Gam, kotak make up gue! Ada di sofa depan televisi. Thanks, bye!"
Semenit kemudian, ketika dirinya menyadari belum menyebutkan semua barang yang ketinggalan, ia menelepon Agam lagi.
"Gam, heels putih gue! Thanks."
Dan hal itu ia lakukan berulang-ulang.
"GAM ADA LAGI YANG KETINGGALAN! SISIR, YA! SISIR SULTAN GUE KETINGGALAN!"
"GAM GUE BELOM MAKE BEHA!"
"GAM--"
"Gue kerja," potong Agam di seberang dengan singkat. Membuat Naya sontak terdiam.
Sungguh, dirinya lupa kalau Agam sudah menggantikan ayahnya di perusahaan. Tapi ini benar-benar kepepet! "Tega lo sama gue, Gam? Mentang-mentang sekarang lo udah jadi bos, lo ngelupa--"
Tuut.
Agam mematikan sambungan telepon itu sepihak, membuat beribu makian keluar dari bibir Naya. Sahabatnya itu betul-betul menyebalkan! Sialan! Bagaimana dengan nasibnya ini?!
Ketika traffict light berwarna merah, Naya menyempatkan diri untuk mengirim pesan pada lelaki itu.
Naya
Gam, awas lo ya! I hate you!
Gue ngambek!Naya bersungut-sungut ketika kemacetan tidak kunjung usai, dan ponselnya sudah meraung-raung mendapatkan panggilan dari asistennya yang menyebalkan itu. Mobilnya berbelok ke kiri dan akhirnya ia bisa bernapas lega saat mobil sudah terparkir manis di depan tempat pemotretan.
Namun, Naya tidak kunjung keluar karena wajahnya yang masih polos dan bajunya yang--astaga! Dirinya bisa mati karena malu kalau-kalau ada yang menyadari ia tidak memakai dalaman! Sial! Ia tidak akan mau keluar publik dengan pakaian serampangan seperti ini. Naya harus perfect, sehingga haters tidak akan punya celah untuk menjatuhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Be Together (selesai)
ChickLitNayara Swastika punya hidup yang sempurna; menjadi model ternama, bergelimang harta, tak lupa paras cantik yang membuat siapapun terpesona. Namun, dirinya malah memilih meninggalkan karir modelingnya dan membangun sebuah kafe yang namanya langsung m...