pertemuan adam dan putri

503 32 0
                                    

Autor pov

Bencana banyuwangi sudah menyebar kemana-mana, bahkan banyak relawan yang datang untuk membantu. Seperti anak santri dan santriwati serta beberapa ustadz dan ustadzah yang rela datang ke tkp untuk melihat langsung korban dan memberikan beberapa pakaian dan makanan untuk korban.

Sperti adam, brayen, rizki, akbar, shiren, arafah dan ricis. Mereka datang langsung ketempat bencana.

Mereka terpisah karena pembagian tugas, banyaknya korban membuat mereka harus membagi tugas.

Adam bersama akbar. Brayen dengan rizki. Shiren, arafah dan ricis.

Adam melihat kepemakaman korban, tak terkecuali dia menemui ustadz yang sering datang kepesantrennya. Yah ustadz makmur yang baik hati ini, telah membantu menguburkan jenazah resi.

"assalamualaikum ustadz" salam adam dan akbar

"walaikumsalam" jawab yang ada ditempat serempak

Adam dan akbar tersenyum ramah pada orang sekitar yang berada dikuburan, adam mencium tangan ustadz dengan hormat.

Setelahnya adam dan akbar mengikuti acara pemakaman sampai selesai.

adam melihat anak kecil yang menangis pilu, membuat hatinya terguncah dengan rasa iba.

Sudah beberapa orang membujuk putri untuk bangkit dari dekapan yang memeluk batu nisan resi, namun tetap saja putri tidak mendengarnya. Bahkan semakin nangis histeris membuat suasana menyedihkan. Terlihat air mata dari beberapa orang yang melihat putri.

Adam yang tidak tega mencoba membujuknya. Didekatnya putri dengan menahan air matanya.

"hei, anak solehah tidak boleh menangisi orang yang sudah meninggal berlebihan! Kamu mau eyang kamu tersiksa dialam kubur karena tangisan yang kamu tidak ridhoi kepergiannya? " ucap adam dengan lembut

Putri melihat adam  dengan sendu, kemudian menggelengkan kepalanya. Adam tersenyum.

"ya udah kalau begitu kamu berdiri yuk! " ajak ustadz yang membantunya berdiri

Entah kenapa putri langsung menurutinya.

"alhamdulillah " ucap mereka yang ada ditempat serempak

"makasih ustadz adam" ucap ustadzah dijah dengan tulus

Adam hanya tersenyum lalu mengangguk.

"masyaallah ustadz, ini ustadz yang saya lihat 7 tahun yang lalu kan" ucap ningrum dengan meneliti wajah adam

Adam menatap ningrum dengan wajah bingung begitupun dengan yang lain.

"memangnya kenapa bu ningrum? " tanya ustadz makmur

" ini toh pak ustadz, ustadz muda ini yang dulu pernah mengadzani ndok putri pas dirumah sakit 7 tahun yang lalu. Masyaallah tidak berubah wajahnya yah. Masih tetap muda" ucap ningrum dengan bangga

Adam tersenyum dan menatap putri.

"masyaallah ternyata engkau mempertemukan saya dengan bayi yang dulu pernah saya gendong dan adzani. Namamu siapa nak? " tanya adam dengan lembut

Putri tersenyum dengan keramahan adam.

"putri ustadz" ucapnya dengan gemaz

"namanya yang cantik sesuai dengan orangnya" puji akbar yang mendapat kekehan dari beberapa orang

         *****

Sepulang dari kuburan, adam, putri, akbar, ningrum pulang kerumah ustadz makmur bersama istrinya ustadzah dijah.

ASSALAMUALAIKUM CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang