Autor pov
Satu bulan kemudian,
Setelah adam mengutarakan isi hatinya, cinta meminta waktu untuk satu bulan karena dia ingin fokus mencari buah hatinya. Tanpa sadar buah hati yang setiap hari ada didekatnya. Yah putri, setelah perkenalan dimesjid satu bulan yang lalu, putri dan cinta saling dekat, entah mereka bertemu saat kapan saja selalu bersama2. Entahlah, mungkin naluri anak dan ibu tidak bisa dipungkiri.
Brayen selama ini menyuruh orang untuk mencari putri, karena brayen adalah anak orang kaya yang mampu membayar orang untuk mencari info.
Adam hanya menanti dan bersabar untuk mendengar jawaban cinta. Walaupun anisa sering menanyakan hal itu pada cinta disaat mereka sedang bertemu.
Seperti setiap seminggu sekali, teman2 anisa selalu menyempatkan diri untuk main kerumah anisa sepulang pengajian. Dan setiap ada ibu2 pengajian yang mampir, pasti mereka menanyakan cinta. Dan cinta dengan senang hati membantu anisa untuk masak yang telah lama selama mereka saling mengenal.
Namun, kali ini sangatlah berbeda. Dijah yang selalu saja tidak mempunyai kesempatan untuk bertemu cinta dan hanya mendengar obrolan dan pujian dari ibu2 itu dibuatnya penasaran, hari ini dia bisa berkumpul setelah urusan keluarganya usai.
Cinta yang berkutak katik didapur dengan senang hati, diapun sudah memberi tahukan anisa kalau dirinya mempunyai restoran. Anisa begitu kagum pada cinta,yang memberikan peluang untuk sahabatnya dan hanya mengambil untung yang mungkin tak sebanding dengan punyanya. Dia hanya meminta untuk dia tabung jika suatu saat putri bertemu, dia akan memberikan semua aset yang ia punya untuk putrinya, dengan membalas semua yang telah dia lakukan pada putri selama ini.
"cinta" panggilan yang tak asing membuat cinta meliriknya
Cinta terkejut begitupun orang itu, dia benar2 berbinar saat melihat orang yang akan mempertemukan dirinya dengan putrinya itu.
"masyaallah nak, ini kamu? " ucapnya yang tak percaya mendekati dan meneliti wajahnya menatap cinta dari atas hingga bawah dengan takjub
Kata subhanaallah selalu terlontarkan. Benar2 diluar dugaan. Dia sering berdoa agar secepatnya bertemu dengan cinta.
" assalamualaikum bu uztadzah" salam cinta lalu mencium tangan dijah dengan senyuman bahagianya
"walaikumsalam" jawabnya lalu memeluk cinta erat
Tangis mereka pecah, rasa haru dan bahagia yang mereka rasakan. Rindu itulah yang mereka ucapkan.
" apa kabar kamu, ndok? " tanya dijah saat melepaskan pelukannya menatap cinta dengan penuh rindu
"alhamdulillah, bu ustadzah keadaan saya lebih baik. Saya benar2 terimakasih sama allah karena sudah mempertemukan saya dengan bu ustadzah, karena ibulah yang akan membantu saya untuk bertemu dengan putri" ucapnya membuat dijah tersenyum lebar
Cinta menceritakan semua yang dia alami sampai akhirnya menjadi mualaf. Dijah benar2 tersanjung dan terharu mendengarnya.
" bu, putri dimana bu? " tanya cinta dengan lirih
Dijah tersenyum.
"putri ada disekitarmu nak, kamu dan putri satu ruangan, hanya saja allah belum mempertemukan kamu dengannya" ucap dijah membuat cinta bingung lalu berfikir sejenak kemudian matanya berbinar
"jadi maksud ibu, anak saya satu pondok dengan saya bu? " tanya cinta memastikan
Anggukan dari dijah, membuat cinta menangis bahagia. Kenapa dirinya tidak pernah sadar kalau putrinya berada disekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASSALAMUALAIKUM CINTA
General Fictionkisah dua insan manusia yang ditakdirkan untuk hidup bersama dengan latar belakang salah satu insan yang penuh luka. cinta gadis yang terlahir dari keluarga kristen dengan kehidupan yang pahit karna keadaan yang begitu sulit untuknya, bertemu denga...