cinta dan aisyah

474 31 0
                                    

Cinta pov

Sungguh hari yang membuat jantungku ingin copot rasanya. Betapa tidak, aku benar2 bingung kenapa pemilik pesantren ini memanggilku untuk datang kerumahnya? 

Benar2 diluar dugaanku, aku kira ustadzah akan mengintrograsiku dan memaksaku untuk bercerita tentang masa laluku yang kelam, namun ternyata dia hanya meminta tolong untuk membantunya memasak. Hal paling menyenangkan untukku.

Flashback

"assalamualaikum " salam dari luar membuatku, arafah, ricis dan aisyah saling pandang

"walaikumsalam" jawab kami

Arafah yang paling dekat dengan pintu dia membukanya.

"masyaallah. Ustadzah iren, ada apa buustadzah? " tanya arafah yang membuatku dan yang lain berdiri dan menghampiri

Terlihat senyuman dari ustadzah siren.

"maaf, saya menganggu istirahat kalian" ucapnya dengan tak enak hati

"ndak apa ustadzah" ucap ricis tersenyum

"saya kesini ada perlu dan mau bicara dengan cinta" ucapnya yang membuatku bingung begitupun dengan yang lain menatapku

Akupun mengangguk.
Aku dan ustadzah siren berdiri didepan pintu kamarku namun sedikit menjauh dari pintu.

"ada apa ustadzah? " tanyaku serius

"begini ta, tadi pemilik pesantren ingin bertemu denganmu" ucapnya dengan serius membuatku was2

"ada apa yah, ustadzah? Kok sampai saya dpanggil sama pemilik pesantren " ucapku dengan ragu

"ikut saya saja,cinta.beliau mungkin ingin kenal dengan santriwati baru" ucapnya dengan santai

Akupun mengangguk.

Dengan khawatir akupun ikut bersama ustadzah siren dengan hati berdebar kencang, takut akan ditanya hal2 aneh dan akan diusir.

Flashback off

Autor pov

Aisyah yang dari tadi tidak bisa diam dikarenakan dirinya bingung kenapa umi adam ingin bertemu dengan cinta. Apa secepat itu cinta mendapatkan restu, umi?  Nyatanya anisa adalah orang yang selektif memilih untuk jadi anggota keluarganya.

Aisyah mengetahui itu karena dia menguping pembicaraan siren dengan cinta. Dirinya begitu diambang bingung. Membaca bukupun dia hanya berdiri didepan pintu dengan mengarah balkon kamarnya. Ricis dan arafah sebenarnya bingung kenapa dengan aisyah. Namun, mereka tahu sifat aisyah yang tidak ingin semua orang ikut campur urusannya. Membuat mereka diam dengan pertanyaan diotaknya masing2.

Berjam2 aisyah berdiri dengan mondar mandir seperti menghafalkan kitab, padahal pikiran dan hatinya memikirkan cinta dan adam.

Aisyah mengakui cinta adalah orang baik, dan dia tahu kalau cinta adalah mualaf dari cinta sendiri. Bahkan cintalah orang yang menyambut dengan baik saat dirinya kembali kepondok dikala kesedihan menghampirinya. entahlah, ketulusan cinta membuat aisyah ingin lebih dekat dengannya. Walaupun aisyah merasa ada hal yang cinta tutup rapat, rahasia yang hanya siren yang tahu. Aisyah curiga saat cinta berdoa tiap selesai melaksanakan solat fardu maupun sunnah. Berdoa dengan air mata seperti orang memohon dan penuh rasa penyesalan.

Aisyahpun tidak terlalu keppo, selain tentang adam.

"assalamualaikum " salam cinta membuyarkan lamunan aisyah

"walaikumsalam" jawab aisyah dengan salah tingkah

Aisyah meneliti cinta begitupun cinta menatap aisyah bingung, kemudian mereka tersenyum.

"maaf, cinta kalau saya ikut campur. Kamu dipanggil umi, kenapa? " tanyanya ragu

"enggak apa2 mba. Umi hanya memintaku untuk memasak saja" ucapnya dengan santai membuat aisyah tersenyum tipis

"terus? " tanyanya lagi dengan penasaran

"yah memasak saja, tidak ada obrolan lain" ucapnya dengan yakin

Aisyah mengangguk paham.

"mba, disini ngapain? " tanya cinta dengan heran membuat aisyah salah tingkah

Aisyah menggaruk tengkuknya dengan cengiran kuda.

"anu.. Em.. Ini nih (menunjukan buku yanh dibaca)  lagi menghafal hehehe" ucapnya kikuk membuat cinta menatapnya bingung

"cinta, tadi kamu ketemu sama anak umi? " tanya aisyah dengan ragu membuat cinta berbalik arah ketika sudah sampai didepan pintu kamar

"enggak, mba. Tadi ketemu sama para ustadzah yang pulang kajian lalu mampir kerumah umi" ucap polos cinta membuat aisyah mengangguk

"kenapa emang mba? " tanya cinta dengan menatap aisyah bingung

"ndak apa2,hehehe" ucapnya

Cinta semakin bingung, cintapun masuk dalam kamarnya.

Aisyah benar2 merasa kesal dan cemburu pada cinta.

"yaallah benar2 aisyah kesal. Aisyah harus gimana yaallah?  Aduh aisyah sadar kamu itu ndak boleh bersikap kayak gini. Orang udah ditolak juga. Astagfirullah " gerutu aisyah dalam hati

"astagfirullah mba, itu buku ada alaqurannya. Piye toh?  Kok diremes2" ucap arafah yang terkejut membuah aisyah salah tingkah

"astagfirullah" ucapnya yang kemudian memperbaiki bukunya

Arafah cengong kemudian tersenyum karena tatapan aisyah yang merasa kesal.

Cinta yang mendengar obrolan arafah membuatnya menggelengkan kepala dengan hati penuh tanda tanya pada aisyah.

Aisyah memasuki kamar dan melirik cinta, cinta yang merasa diperhatikan aisyah mencoba melirik aisyah. Terlihat aisyah langsung pura2 membaca dengan buku terbalik membuat cinta tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

"kalau cinta ndak ketemu adam, lalu kenapa umi memanggilnya?  Jadi cinta ndak tahu kalau umi itu uminya mas adam" batinnya lagi saat melirik cinta

"biasa aja mba ngelihat cintanya" ujar cinta membuat aisyah tersenyum lebar

Ricis yang dari tadi memperhatikan gerak gerik aisyah pun mencoba berfikir.

"sepertinya ada udang dibalik bakwan nih" ujar ricis dengan menatap aisyah dan cinta bergantian

Membuat yang ditatap melirik ricis begitupun arafah.

"haaah, emang ada bakwan disini? " tanya arafah polos

"ada" jawab ricis dengan santai

"mana? Mau dong" ucap arafah membuat ricis terkekeh

"ahk enggak ahk. Nanti aja" ucapnya dengan menyindir aisyah

Aisyah dan cinta saling pandang lalu kembali keaktivitas masing2. Ricis hanya mengangkat bahunya acuh.

Bersambung

ASSALAMUALAIKUM CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang