7 tahun kemudian,
Autor pov
Gadis kecil yang tumbuh menjadi anak yang mandiri, cantik, pintar dan solehah. Tentunya didikan sang eyang tercinta. Kasih sayang yang seharusnya dapatkan dari ayah dan ibu, justru hanya eyang sendirilah yang ia dapatkan sepenuhnya. Rasa iri pada teman2nya, membuat dia sering melamun dan menangis seorang diri, mengadu pada sang pencipta saat beribadah padanya. Hanya meminta untuk bertemu dan memeluk orang tuanya yang bisa membuatnya bahagia.
Ceria didepan semua orang, namun tidak didepan sang pencipta.
"eyang, putri berangkat dulu yah" ucapnya saat selesai sarapan
Membawa tas digendongnya dan keranjang sedang dengan berisi gorengan dan nasi uduk yang membantunya hidup disaat membutuhkan uang untuk sekedar jajan. Beruntung putri anak yang baik dan tidak pemalu. Beruntung pihak sekolah mengijinkan putri untuk berdagang karena kondisi perekonomiannya.
"yaudah ndok. Hati2 yah. Belajar sing rajin, sing jadi anak pintar solehah. Eyang bangga pada putri" ucapnya resi saat menatap putri sendu
"amin eyang. Makasih yah eyang. Putri sayang sama eyang. Assalamualaikum " ucapnya saat mencium tangan resi
"walaikumsalam" jawab resi dengan senyuman
Matanya berkaca2 saat melihat punggung putri yang berlalu, kasihan hanya itu yang ia bisa lakukan. Entah dimana cinta saat ini. Uang yang hanya bisa menyekolahkan putri dari kiriman cinta setiap bulan. Berkah kata itu yang ia selalu lontarkan.
*****
Sekolah
"putri putri" panggilan shila teman baik putri yang selalu ada dan yang rela berteman dengan putri disaat yang lain mengejeknya
"iyah kenapa shila? " tanya putri saat sudah sampai depan sekolah
"besok kan ada rapat orang tua, karena kita mau tampil bulan depan buat acara sekolah. Orang tua kamu bakalan hadirkan kali ini? " tanya shila dengan polos
Putri menggelengkan kepalanya dengan sendu
"aku tidak tahu. Gak apa2 kan ada eyang putri" ucapnya dengan pura2 santai dan tersenyum
Shila hanya mengangguk dan menatap putri iba.
"ayok masuk yuk, bentar lagi bel" ajak shila dan menggandeng tangan putri
Putri mengangguk berlalu masuk kedalam kelas.
"kasihan deh, anak tukang nasi uduk itu pasti bakalan nangis lagi karena gak punya orang tua" ejek anak perempuan itu dengan menatap sinis
Putri hanya diam tak ingin ribut saat ini. Entahlh hatinya sudah kebal dengan hinaan dari teman2nya. Shila yang mau ngomong dicegah langsung oleh putri.shila hanya diam pasrah.
******
Ditempat lain
Putri RestorWanita cantik yang sering memakai baju seksi dengan biasanya dia selalu membawa makanan dan minuman dengan ramah pada pelanggan restoran. Sering mendapatkan uang tip banyak karena senyuman ramah dan tak luput dapat pelecehan dari laki2 hidung belang, kadang membuat nya risih namun dia sebisa mungkin harus ramah.
"cinta" panggilan stefi yang
"hai stef. Sama siapa lu kesini? " tanya cinta dengan celingak celinguk mencari seseorang
"geby gak ikut ta. Katanya ada urusan. Oh yah gimana restoran lu rame? " tanyanya
Cinta mengangguk
"lu kenapa sih harus ikut kerja lu kan bosnya? " tanya stefi dengan bingung
"kan gue mau jadi bos yang beda dengan yang lainnya. Gue pengen ngerasain apa yang karyawan gue rasain, gue udah banyak banget belajar hidup dari diri gue sendiri, stef." jawabnya dengan santai
Stefi hanya mengangguk paham.
"selalu aja itu jawaban lu ta. Oh yah gue mau ngasih sesuatu buat luh" ucapnya mengambil sesuatu dalam tas
"nggak ahk. Soalnya lu banyak banget nolongin gue. Baru juga tahun ini gue lunasin uang sewa gedung resto dan modalnya. Masa lu nolongin gue lagi sih" elaknya dengan tak enak hati
Stefi hanya berdecak sebal.
"apaan sih, emang lu tau gue mau ngasih lu apaan? " tanya stefi dengan kesal
Cinta menggelengkan kepalanya.
"nih" ucapnya saat memberikan undangan pernikahan stefi dengan randy pacarnya
Seketika mata cinta melotot dan mulutnya menganga.
"OH MY GOD.... SERIUSAN? " teriaknya membuat sekeliling melirik mereka sekilas
Stefi hanya menggelengkan kepalanya dan menatapnya sebal.
"sumpah demi apa, gue bahagia banget loh stef. Akhirnya. Selamat yah sayangku" ucapnya dengan lebay dan memeluk stefi dengan rasa bahagia
Stefi hanya diam melihat kealayannya cinta saat ini.
"pokoknya lu harus selalu ada dari mulai acara peracara sampai selesai ok! " pinta stefi dengan tegas
Cinta mengacungkan dua jempolnya dengan senyuman.
"pastilah. Masa iyah sahabat sekaligus malaikat penolong gue nikah gue gak datang. Sahabat macam apa gue" ucapnya dengan sok bijak membuat stefi tersenyum dengan hati yang penuh rasa sesal
"iyah ta, gue sahabat lu yang sudah menghancurkan hidup lu, dan gue malaikat penolong lu hanya menutupi kejahatan gue sama lu. Gue sahabat lu yang paling jahat ta. Gue nyesel ta. Gue harap saat lu tau semuanya, lu bisa memaafkan gue ta" batin stefi dengan tatapan sendu
Cinta hanya diam memandangi undangan stefi dan membayangkan undangan itu dari dirinya.
"WOY" panggil stefi dengan menepuk bahu cinta membuyarkan lamunan cinta.
"apaan sih? " ucap kesal cinta
"lu ngapain ngelamun sambil mandangi tuh undangan? Berharap itu undangan nama lu dan pria yang lu tabrak beberapa tahun yang lalu. " tanyanya asal membuat cinta berdecak dan melemparkan undangan itu kewajah stefi dengan asal
"kurang ajar lu, ini undangan gue" ucap stefi dengan emosi
"lagian lu sotoy" ucap cinta dengan kesel
" putri resto nama restoran yang bagus menurut gue. Kapan lu untuk ketemu sama mereka ta? jangan cuman uang aja ta, dia juga butuh lu" ucap stefi dengan santai
Cinta hanya tersenyum sinis.
"uang bisa kok membuatnya bahagia " ucapnya asal stefi hanya memutarkan bola matanya jengah
"terserah lu deh. Gue capek ceramahin lu ta. Jangan sampai lu nyesel" ucapnya yang berlalu mengambil minuman
Cinta hanya diam menyimak ucapan stefi.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
ASSALAMUALAIKUM CINTA
Fiction généralekisah dua insan manusia yang ditakdirkan untuk hidup bersama dengan latar belakang salah satu insan yang penuh luka. cinta gadis yang terlahir dari keluarga kristen dengan kehidupan yang pahit karna keadaan yang begitu sulit untuknya, bertemu denga...