sambutan pondok untuk brayen

544 29 0
                                    

Autor pov

"assalamualaikum " ucap gadis itu diluar rumah keluarga adam

"walaikumsalam" jawaban seseorang dalam rumah

"eh nak aisyah. Masuk nak! " ucap ustadzah anisa (uminya adam)

Aisyah hanya tersenyum dan mengangguk, mengikuti anisa masuk dalam dapur dari belakang.

"umi nyuruh aisyah kesini untuk minta tolong nak, nak aisyah kan tahu kalau hari ini nak adam dan brayen pulang ke pondok" jelasnya dengan tangan memotong sayuran tatapan ramah kearah aisyah

Aisyah hanya tersenyum senang.

"dengan senang hati umi, aisyah pasti akan senang kalau umi membutuhkan pertolongan aisyah. Aisyah tidak keberatan untuk bantu umi, itung2 belajar menjadi ibu rumah tangga seperti umi" ucapnya dengan malu

Anisa hanya tersenyum.

"amin. yang pasti umi sangat senang kalau umi mendapatkan calon mantu seperti nak aisyah, sudah cantik, solehah, rajin, pintar, masyaallah sungguh luar biasa ciptaan allah untuk nak aisyah" puji anisa dengan kagum, wajah aisyah bersemu merah merona karna malu dengan pujian dari uminya adam

"alhamdulillah umi, allah mempercayai aisyah untuk mendapatkan ini semua. Tapi aisyah hanya manusia yang tak luput dari kata sempurna dan banyak dosa umi" umpatnya dengan merendahkan diri membuat anisa sangat kagum pada aisyah.

Memasak dengan obrolan bermanfaat tanpa ghibah yang setiap kali aisyah dan anisa lakukan. Aisyah sangatlah dekat dengan keluarga adam, bukan karna orang tuanya kerabat dekat keluarganya saja, namun kepintaran dan soleha yang dimiliki aisyah membuat keluarga adam menyukainya. Bahkan mereka punya rencana untuk menjodohkan adam dan aisyah. Aisyah yang dari dulu menganggumi adam tentu sangat bahagia dengan rencana kedua orang tuanya ini, namun berbeda dengan adam. Adam hanya menganggap aisyah adiknya sendiri tak ada rasa sedikitpun baginya untuk aisyah.

             *****

Perjalanan yang menempuh waktu berjam2 dari malam hari dan sampailah dipagi hari, membuat tubuh dua pemuda itu sangat letih. Terlihat dari wajah keduanya saat sudah sampai dipondok. Sambutan hangat dari para santri dan santriwati, serta keluarga yang hadir untuk menyambut mereka berdua.

Adam hanya tersenyum bahagia dengan sambutan hangat dari mereka, berbeda dengan brayen wajahnya menahan malu.  brayen kabur dari pesantren namun pulang lagi kepondok disambut begitu baik, membuatnya merasa bersalah.

"assalamualaikum " salam brayen dan adam saat turun dari mobil yang sengaja indra papah dari brayen menyuruh supir menjemputnya ke stasiun

"walaikumsalam" jawab mereka serempak

Terlihat wajah bahagia dan haru dari indra yang merindukan putranya itu. Dipeluk erat sang putra dengan tangis bahagia.

"alhamdulillah nak, kamu kembali lagi. Kamu sehat nak? " tanya indra dengan tatapan kerinduan

"alhamdulillah pah, brayen sehat. Maafkan brayen yah pah" ucap brayen penuh sesal

Indra mengangguk lalu tersenyum.

"tidak nak, kamu tidak salah. Papah yang kurang memahamimu. Maafkan papah juga yang sudah keras mendidikmu" ucap indra dengan lembut dan rasa sesal

Tentu ucapan bijak indra asal dari ceramahan ustadz husein dan putranya wisnu.

Brayen merasakan sesal dari papahnya membuat dia merasa bersalah. Tak seharusnya dia berprilaku hal gak baik semasa hidupnya kala itu. biarlah jadi pelajaran untuk sang ayah dan anaknya itu.

Adam cium tangan kesemua yang ada dalam ruang keluarga husein.

"alhamdulillah kamu pulang dengan membawa amanah sangat baik nak" puji anisa bangga pada adam

Adam mengangguk lalu tersenyum.

"alhamdulillah umi, tentunya berkat doa umi, abi, abang, mba, dan yang lainnya, yang pasti atas ijin allah." ucapnya membuat yang lain tersenyum bangga

"wah pormasi geng kita sudah lengkap nih" ucap akbar (santri dan sahabat brayen dan adam)  dengan pdnya

Yang lain hanya terkekeh, berbeda dengan rizki menoyorkan pukulan kebahunya.

"kamu itu kok ngomong nda bisa sopan sedikit, jaim sedikit toh takbir" ucap kesal rizki pada sobatnya itu

"alhamdulillah. Terimakasih nak adam, kamu sudah menolong paman. Paman benar2 mengucapkan banyak terimakasih, berkat nak adam, brayen kembali pulang" ucapnya dengan tulus

Adam mengangguk lalu tersenyum.

"alhamdulillah. Syukron kembali paman" jawabnya

"sudah. Sekarang kita makan saja. Makanannya kasihan sudah menunggu kita" titah anisa dengan canda

Semuanya terkekeh.

"alhamdulillah ini yang ditunggu2" ucap akbar dengan semangat membuat yang lain terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

Mereka menyantap makanan setelah membaca doa sebelum makan, hening karna dalam agama islam tidak boleh banyak bicara saat makan, hanya suara gentikan sendok dan garpuh yang beradu.

"alhamdulillah kenyang" ucap akbar dengan memegang perutnya saat usai makan

"gimana gak kenyang, orang situ makan koyok orang kerasukan toh (logat jawa) " gerutuk rizki dengan kesal

"hehehehe gimana lagi ki, orang makanannya enak sekali"

"enak karna memasaknya penuh iklas" ucap anisa dan melirik aisyah dengan senyuman

Yang lain paham dengan maksud anisa.

"jadi yang masak ini semua bidadari aisyah umi ustadzah? " tanya akbar memastikan

"enje. Nak aisyah yang memasak untuk menyambut nak adam dan nak brayen" ucapnya dengan kagum

"masyaallah sudah cantik, pintar dan bisa didapur, sudah cocok jadi istri idaman" puji akbar dengan gaya coolnya

Membuat yang lain terkekeh dan wajah aisyah bersemu merah.

"gimana nak adam makananya enak? " tanya anisa dengan tatapan menggoda anaknya

Adam mengangguk lalu tersenyum. Anisa tersenyum dengan jawaban putranya. Aisyah melirik adam dengan tatapan blushing.

Bersambung

ASSALAMUALAIKUM CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang