putri dan adam

486 31 1
                                    

Autor pov

Putri yang sekarang harus merasakan kehidupan dengan tinggal dirumah orang yang beruntung tetangganya ini baik hati,dari dia lahir sampai sekarang budenya tidak pernah berubah. Ningrum merasa iba pada putri sekaligus takjub, karena diusia yang masih kecil harus mengalami kesulitan hidup dari lahir, bahkan hatinya mungkin sekarang ini hambar. Entahlah, putri seperti malaikat kecil bagi ningrum. Saat suaminya merantau pergi untuk mencari nafkah dikota orang bersama putri sulungnya yang ikut kerja dijakarta. Hanya ada putra bungsunya bernama yogi, yang harus kena musibah diakibatkan bencana itu, salah satu kaki kirinya harus mengalami patah tulang, dia hanya dibantu sebuah dua tongkat untuknya berjalan.

Yogi sangat membenci putri, menurutnya putri anak yang sudah merebut segalanya. Initnya yogi sangat iri pada putri, yang selalu ceria, nilai sekolah yang baik, bahkan anaknya banyak dipuji. Maka dari itu, dia tidak pernah menyukai putri, sampai saat ini disaat kakinya mengalami musibah, namun sifat kepada putri malah semakin membuat putri menangis setiap hari.

Bahkan panggilannyapun anak sial, itulah yang sering yogi lontarkan pada putri. Putri anak baik hati, tidak pernah membenci yogi bahkan sering membantu yogi disaat yogi sedang kesusahan. Yogi hanya menganggapnya itu hal wajar, karena putri numpang dirumahnya.

"assalamualaikum " salam seseorang dari luar

Putri yang berada diruang tamupun membuka pintunya.

"walaikumsalam" jawabnya bocah itu

Dibukanya pintu, putri langsung memeluknya erat.

"ayah ustadz" ucapnya girang

Adam tersenyum lalu mencium pipi putri.

"ayok masuk ayah ustadz" ajaknya dengan ceria

Adampun duduk disebelah putri. Putri sudah memanggil adam dengan sebutan ayah ustadz, katanya dialah orang sudah mengadzaninya saat bayi, entah inisiatif dari mana. Putri kepikiran untuk memanggil adam dengan sebutan ayah ustadz yang sudah mengadzaninya. Adampun tidak pernah keberatan akan panggilan putri, malah membuat hatinya sangat menghangat.

Satu bulan sudah mereka saling mengenal saat ini. Bahkan adam dan putri layaknya seorang ayah dan anaknya.

"bagaimana keadaan anak ayah yang cantik ini sehat? " tanya adam dengan menciumi dahi putri

"alhamdulillah ayah aku sehat. Ayah ustadz apa kabar? " tanya putri dengan polos

"alhamdulillah ayah juga sehat" jawabnya dengan senyuman begitupun dengan putri

"ayah ustadz mau minum apa?  Putri ambilin dulu yah" ucapnya dengan anggukan adam putripun berlalu kedapur

"eh pak ustadz" sapa ningrum saat masuk rumah dengan membawa plastik berisi resiko dapur

Adampun berdiri lalu mencium tangan ningrum.

"sejak kapan datang pak usatdz? " tanya ningrum ramah

"baru beberapa menit bude"

"ini ayah ustadz minumnya! " ucap putri dengan menaruh segelas air putih diatas meja depan adam

"terimakasih anak ayah" ucap adam dengan senyuman

" bu, saya kesini mau bawa putri sesuai perjanjian kita dua minggu yang lalu" ucap adam dengan serius membuat nigrum menatap putri begitupun putri

Adam membawa putri bukan tanpa alasan, namun dia pernah melihat putri dipukul oleh yogi disaat adam tak sengaja ingin berkunjung kerumah ningrum, dengan cepat adam menolong putri. Putri hanya menangis, adampun tidak bisa memarahi yogi begitu saja, walaupun hatinya sangat emosi.

ASSALAMUALAIKUM CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang