Cinta pov
Satu minggu sudah aku tinggal dipesantren Al'husna. Tempat yang membuatku nyaman dan merasakan hati tentram. Kegiatan yang rutinitas dalam ajaran agama islam membuatku mudah untuk bisa cepat memahaminya.
Seperti malam ini, aku sudah dua hari melaksanakan solat malam dipertigaan malam. Dengan bimbingan dari arafah dan ricis yang setia membantuku untuk mengenal lebih dalam agama islam. Namun, kali ini pertama kalinya aku melaksanakan solat malam sendirian. Arafah dan ricis terlihat lelah sekali, karena rutinitas kuliah mereka kemarin membuatnya lelah.
Tubuhku bergetar hebat saat melaksanakan solat malam dengan khusunya. Disetiap bacaan solat kuucapkan dengan tetesan air mataku, membuat hatiku terenyuh dengan pilu.
Sujudku terakhir membuatku menangis,diakhiri doaku yang selalu kuucapkan, namun malam ini begitu hikmat sehingga aku benar2 merasakan lega setelahnya.
"yaallah yarabbi ampunilah dosa2 hambamu ini, yaallah sang pemilik hati aku mohon kepadamu, pertemukanlah hamba dengan putri hamba.maafkan hamba yaallah yang sudah meninggalkan tugas hamba seorang ibu. Hamba benar2 menyesal. Hamba meminta kepadamu untuk mengizinkan hamba bertemu dengannya, memeluknya, melihat wajahnya, mencium seluruh wajahnya, menggendongnya, dan mendidiknya. Berikanlah hamba kesempatan untuk itu semua yarabb.
Yaallah yang maha pencipta, aku meminta berikanlah hamba jodoh yang bisa membawa hamba masuk syurgamu. Dan hamba meminta kepadamu jagalah keluarga hamba yang berbeda keyakinan denganku.
Maafkanlah seluruh dosa yang telah kubuat sebelumnya. Tolong jagalah hamba untuk menjadi muslimah yang taat dan bertaqwa kepadamu. Amin yarabbalallamin" doaku seusai solat dengan isak tangisku yang penuh sesal.
******
Pagi ini, pertama kalinya aku menginjakkan kakiku keluar dari kamar. Betapa takjubnya aku melihat betapa luasnya pondok pesantren ini. Bukan aku menghindar dan takut jika keluar, melainkan aku hanya memilih untuk belajar ditemani arafah dan ricis, selama seminggu dikamar aku belajar mengaji, solat dengan benar dan yang lainnya. Tentunya dengan bimbingan arafah dan ricis. Hanya diwaktu2 tertentu aku keluar kamar, hanya sekedar kemesjid untuk melaksanakan solat berjama'ah.
Namun, pagi ini aku harus mengikuti kegiatan yang setiap hari minggu diadakan yaitu kegiatan dengan kerja bakti untuk membersihkan seluruh ruang dan halaman yang ada dipondok. Tentunya ini termasuk ajaran pondok, dengan bertujuan menjaga silaturahmi, dan menjaga alam yang allah sudah titipkan dengan cara merawat dan membersihkannya. Tentunya kebersihan itu sebagian dari iman, itu dalil dari hadist yang sering kudengar dipondok ini.
Aku, arafah dan ricis ditugaskan untuk membersihkan area kantin, yang dimana ruang yang terhubung dengan area santri. Kantin tempat kita makan, yang tentunya semua pesantren pondok ini dari santri dan satriwati pasti bertemu, hanya pembatas untuk makan saja ditengah2. Hal itu membuat arafah dan ricis sangat antusias diminggu ini, kata mereka ini kesempatan untuk bertemu calon2 imamnya.
Tentunya mereka sangat mengidolakan salah satu santri yang terkenal ramah, baik, soleh dan pintar serta wajahnya sangat tampan, menyebutnya sempurna. Itulah katanya. Pujian demi pujian terus terlontarakn dari ucapan arafah dan ricis yang mengangguminya, membuatku penasaran. Seperti apa orang itu? Namun, tentunya menurutku hanya pria yang pernah menabrakku seperti ustadz itulah yang paling tampan.
Dengan beraninya, aku memegang dagunya agar menatapku, namun saat bertemu dengan matanya dan wajahnya membuatku merasakan debaran aneh, yang pernah aku rasakan saat bersama jefri. Entahlah, jujur seandainya dia jodohku, pasti takkan kulepas lagi. Yarabbi bolehkah aku mengangguminya? Wajahku berseri-seri saat teringat wajah pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASSALAMUALAIKUM CINTA
General Fictionkisah dua insan manusia yang ditakdirkan untuk hidup bersama dengan latar belakang salah satu insan yang penuh luka. cinta gadis yang terlahir dari keluarga kristen dengan kehidupan yang pahit karna keadaan yang begitu sulit untuknya, bertemu denga...