ridho

494 30 0
                                        

Autor pov

Acara demi acara telah dimulai, arafah dan ricis hanya mendengarkan suara2 dari lapangan.  Mereka setia menunggu cinta yang saat ini telah istirahat diklinik, yang sengaja pesantren ini membangun ruangan khusus untuk praktek yang bagian kedokteran dan untuk para penghuni pondok bila ada yang sakit.

Cinta memang sudah tertidur pulas karena efek obat yang fitri berikan, setelah dirinya ngobrol bareng brayen. Brayen pamit, setelah dia dipanggil untuk mengikuti acara.

Anisa dan siren sangat terkejut saat aisyah memberi tahukan kondisi cinta saat ini. Ditengah acara, anisa, siren dan aisyah mejenguk cinta.

"assalamualaikum " salam anisa, siren dan aisyah.

"walaikumsalam" jawab ricis dan arafah

"astagfirullah nak cinta, kenapa kok bisa kayak gini? " tanya anisa dengan cemas

Arafah dan ricis mencium tangan anisa dan siren.

Arafahlah yang menceritakan semuanya, dan beruntung dia tidak keceplosan karena ricis mengawasinya. Ricis sudah tahu, arafah anak polos yang tidak pernah berbohong.

Anisa dan siren mendekati cinta yang tengah tertidur. Anisa meneliti wajah cinta. Anisa mengangguk paham, dia menyadari cinta habis menangis, terlihat dari sudut mata yang berair.

Cinta yang menyadari ada obrolan membuka matanya, yang lain tersenyum melihat cinta terbangun. Cintapun tersenyum menatap satu persatu. Cinta mencoba bangkit dari tidurnya, anisa yang mengertipun membantu cinta.

Setelah cinta duduk dengan benar, cinta langsung memeluk anisa erat dengan isak tangis. Yang lain hanya memandangnya dengan terharu.

Siren yang mengerti keadaanpun membawa aisyah, arafah dan ricis keluar ruangan.

"umi, tolong cinta" ucap cinta dalam pelukan anisa dengan segukan

"tolong apa nak?  Insyaallah umi akan menolongnya" ucap anisa dengan mengusap punggungnya

Cinta melepaskan pelukan anisa.

"umi, aku mau jujur sesuatu hal yang aku tidak pernah ceritakan sama umi" ucap cinta pelan membuat anisa memandangnya

"kalau kamu sudah siap, umi akan mendengarkannya nak" ucap anisa dengan lemah lembut

Cintapun menceritakan kehidupannya pada anisa. Anisa tidak terkejut, melainkan bangga pada cinta yang mencoba keluar dari kehidupan yang akan membawanya keneraka. Anisa hanya mendengar tanpa memotong ucapan cinta. Cinta bercerita denga isak tangis.

"sekarang terserah umi saja, cinta tahu umi pasti kecewa sama cinta,  maafkan cinta umi, yang tidak jujur selama ini. Umi mau mengusir cinta, cinta sudah iklas" ucap cinta dengan pasrah

Anisa tersenyum lalu mencium kening cinta begitu lama. Diapun ikut menangis saat mendengar cerita cinta.

"boleh umi jujur? " tanya anisa dengan serius

Cinta mengangguk dengan perasaan was2.

"sebenernya, umi sudah tahu kalau kamu sudah mempunyai anak nak. Umi sudah pernah melahirkan dan tau ciri2 wanita yang sudah melahirkan, umi hanya menunggu kapan kamu akan jujur sama umi" ucap anisa membuat cinta terkejut

"kenapa umi masih ingin dekat dengan cinta?  Cinta wanita kotor dan kejam umi" ucapnya dengan lirih dan air matanya

Anisa tersenyum lalu mengusap punggung cinta.

"buat apa umi membenci cinta?  Cinta ndak salah, nak. Hanya saja mungkin waktu itu cinta khilaf, tidak tahu cara bimbingan yang baik untuk langkah hidup cinta. Sungguh allah maha tahu, nak. Tentunya ini takdir dari allah, dimana kamu harus mempunyai pengalaman hidup yang sangat kelam. Tapi ketahuilah, hidup memang tidak seutuhnya terang menderang dan lurus saja, kita yang dikasih kehidupan dan dipercayai itu semua harus bisa melakukannya dengan baik, tentu saat adanya gelap, kamu harus mencari keterangan itu dengan dirimu sendiri, karena hanya cinta yang tahu. Hati cinta, pikiran cinta, cintalah yang menguasai. Umi hanya berharap semoga nak cinta bisa menjadi orang lebih baik lagi, dan percaya dengan takdir yang sudah allah percayai buat cinta. Jadikan semuanya pembelajaran nak. Menyesal itu hal manusiawi, namun menyalahkan takdir itu hal fatal. Cinta pasti mengerti maksud umi" ucapan anisa membuat cinta sedikit lega, pikiran dia salah. Ternyata masih banyak orang yang sayang dan menerimanya dengan tulus.

ASSALAMUALAIKUM CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang