tekad adam

507 35 0
                                    

Autor pov

Arafah yang berjalan dengan gincarnya bahkan kebahagiaan yang menurutnya membuat dia tdak bisa melupakan sapaan dari adam sore ini. 
Dengan girangnya dan cengiran setiap perjalanan menuju kamarnya terus terukir dan membuat wajahnya berseri.

"assalamualaikum " salamnya dengan cempreng dan semangat

"walaikumsalam" jawab cinta dan ricis yang sedang membaca kitab

"coba tebak deh, tadi arafah bertemu siapa? " tanya arafah girang

Cinta dam ricis berfikir sejenak.

"anna tahu pasti ketemu bu ustadzah kan? " jawab ricis dengan senyuman

Arafah menggelengkan kepalanya dengan menggerakan jari telunjuknya.

"aha, pasti ketemu... Orang" ucap ricis lagi

"bisa jadi bisa jadi"

"em. Em.. Em.. Pasti dia akhi? "

"iyah.. Iyah.. Iyah"

"emm... Emm... Ustadz? "

"yah... Yah.. Yah.. Terus sedikit lagi"

(terjadilah tanya jawab mereka seperti acara tv dengan host uya kuya)

"ahk capek ahk. Jawab siapa emang? " tanya ricis nyerah membuat cinta tertawa

"sebenernya.. Arafah ketemu.... Ustadz.. "ucapnya dengan sedikit dramatis membuat cinta dan ricis tidak sabar

"aduh lama. Buruan!! " protes ricis membuat cinta kesal pada arafah

"arafah ketemu ustadz adam loh. Terus dia nyapa arafah. Eh dia ajak ngobrol arafah. Terus kita saling ngobrol. " cerocosnya dengan girang membuat cinta dan ricis bangkit dari duduknya dengan terkejut

"dan satu lagi yah, masa dia nanyain mba cinta" ucapnya lagi membuat cinta semakin cengong

"SERIUS? " tanya ricis cinta bersamaan

Arafah mengangguk dengan cengirannya.

"wah ini sih pertanda bagus yah" ucap arafah dengan membayangkan dirinya menikah dengan adam

Cinta melamunkan kata2 arafah, bahwa adam menanyakan dirinya.

Ricis hanya mendengus kesal karena arafah sangat beruntung kali ini. Coba saja dirinya yang keluar saat ditugaskan mengantarkan buku2 admin keustadzah shiren. Hanya sesal yang ricis katakan saat ini.

        *****

Sore ini adam mengetuk pintu rumah wisnu dan shiren.

"assalamualaikum " salam ada dengan mengetuk pintu

"walaikumsalam" jawab shiren dalam rumah lalu membukanya

"eh adam. Aduh dam, abang kamu lagi kemesjid" ucap shiren

"adam kesini mau bertemu mba kok" ucap adam membuat shiren bingung

"ya udah masuk dulu dam! " ucapnya yang berlalu namun pintu tetap dibuka

Menurutnya adam bukan mahromnya dan tidak baik berduaan didalam rumah dengan bukan mahromnya walaupun itu adik iparnya sendiri.

"silahkan duduk dam. Mau minum apa? " tanya shiren saat adam sudah duduk

"ndak usah mba. Aku mau nanya sesuatu sama mba" ucapnya dengan serius

Shirenpun duduk disebrang adam.

"mau tanya apa dam? "

"mba, apa benar disini ada wanita mualaf bernama cinta? " to the point adam membuat shiren mengangkat alisnya dengan tatapan bingung

ASSALAMUALAIKUM CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang