bencana

444 30 0
                                    

Autor pov

Rumah resi

Hari minggu seperti ini, putri lebih mementingkan berjualan didepan rumah bersama eyangnya,dari pada bermain dengan teman sebayanya. Namun, kali ini putri terlihat murung. Wajahnya sedih dan resah yang membuat dia lebih banyak diam. Resipun memperhatikan gerak gerik putri saat ini, cucu yang ceria menurutnya kali ini berbeda.

"ndok, kenapa kok dari tadi melamun terus ndok? " tanya resi saat membereskan dagangannya

Putri menengok sebentar lalu pergi kedalam rumah, terlihat punggung bergetar. Resi yakin cucunya itu menangis saat ini. Resipun memutuskan untuk ikut kedalam. Yah terlihat cucunya itu menangis dengan segukan disofa.

"kenapa cucu eyang yang cantik ini hmm? "tanyanya dengan lembut

"eyang, putri kenapa harus lahir eyang? " ucap putri dengan segukan dan emosi membuat resi terkejut

"astagfirullah cahayuku, cucu kesayangan eyang. Jaga bicaramu ndok! " tegas resi dengan lembut

"eyang, putri mau ketemu mamah sama papah putri eyang" tangisnya dengan kencang menusuk hati resi yang sekarang merasakan sakitnya seperti putri yang merindukan orang tuanya

Dipeluknya putri erat, menangis itulh yang sekarang resi lakukan. Entah bagaimana menceritakan semuanya pada bocah kecil umur 7 tahun ini. Terlalu pahit untuk ia dengar.

"eyang, putri cuman minta sama allah untuk kasih putri kesempatan bertemu mamah dan papah putri. Putri hanya ingin bicara sama mereka, kenapa putri disini?  Kenapa putri gak diajak tinggal bersama mereka? Putri pengen kayak teman2 putri eyang. Dari putri tk sampai sd sekarang putri gak pernah diantar ataupun dijemput mamah ataupun papah putri. Putri pengen eyang" curhatnya dengan gejolak emosi dan tangisnya

Resi hanya diam membisu mendengarkan curhatan cucunya itu langsung selama ini cucunya hanya diam dan curhat pada sang pencipta saat berdoa. Dia tahu saat tak sengaja melihat putri menangis setelah solat.

"eyang apa putri ini anak haram? " tanyanya dengan ragu karena dia sering disebut anak haram karena gak punya orang tua

Degh

Dengan cepat resi menggelengkan kepalanya,berbohong hanya itu yang bisa dia lakukan.

"hush. Ndak boleh ngomong gitu. Siapa yang ngomong ndok?  Kamu bukan anak haram. Kan eyang sering bilang, mamah dan papah putri lagi bekerja cari uang buat putri sekolah ndok" tutur resi yang memang sering bicara soal itu

"putri gak butuh sekolah eyang, putri butuh mamah dan papah putri" protesnya dengan isak tangis

Resi hanya diam, tak bisa mengungkapkan kata2 lagi.

Putri yang sadar saat mendengar tangisan resi mendongkakan kepalanya, tangan mungilnya menghapus air mata resi yang mengalir, tatapan rasa bersalahnya membuat dirinya menangis.

"maafkan putri eyang! Putri dulu pernah janji sama eyang gak bakalan ngeluh lagi, tapi kali ini putri benar2 kangen sama orang tua putri eyang. Maafin putri sudah bikin eyang nangis" ucapnya penuh sesal dan memeluk resi erat

"putri sayang sama eyang kan? " tanya resi memegang kedua pipinya putri dan menatapnya intens

Putri mengangguk

"kalau putri sayang sama eyang, putri harus janji sama eyang. Putri ndak boleh ngomong soal putri anak haram lagi, putri ndak boleh mengeluh lagi. Jalani saja ndok. Ada eyang" ucapnya yang kemudian mencium kening putri cukup lama

"putri sayang sama eyang, putri janji eyang, ini terakhir kalinya putri ngeluh lagi. Maafin putri eyang" ucapnya penuh sesal

Resi mengangguk lalu tersenyum.

ASSALAMUALAIKUM CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang