kenyataan pahit cinta

678 37 0
                                    

Autor pov

Sudah seminggu cinta merasakan dirinya tidak enak badan, terlihat wajahnya sering pucat. Bahkan setiap pagi dia harus mual2 merasakan gejolak aneh dalam perutnya. Bersyukur kamarnya kedap suara, hanya dirinya yang mendengar muntahan dirinya sendiri.

Seperti pagi ini, cinta terbangun dari tidur nyenyaknya dengan kesal.

"HUEK... HUEK.. HUEK.. "

"tuhan aku kenapa? " ucapnya dengan lirih dan menatap wajahnya dibayangan cermin kamar mandi

Pucat itulah wajahnya sekarang. Menangis karna rasa takut yang dia tidak inginkan selama ini terjadi karna ulahnya sendiri.

Dengan lemas cinta berbaring dikasurnya dengan tatapan kosong yang penuh dengan hal2 negativ diotaknya. Ketakutan yang kini melanda dirinya.

CEKLEK

Suara pintu kamar cinta, terlihat senyuman resi saat melihat majikan kecilnya terbaring dikasurnya dipagi hari.

"cah ayunya si mbo. Kok belum bangun. Bangun yuk sarapan dulu" ucapnya dengan lembut mencoba menarik selimut cinta

Terkejut saat melihat cinta menangis dalam selimut, membuat resi khawatir.

"non kenapa non? " tanya dengan khawatir

Cinta langsung memeluknya erat dengan isak tangis.

"non cerita sama simbo. Non kenapa cahayuku sayang si mbo? " tanyanya lagi dengan mengusap air mata cinta

Tangannya meraba kekening yang panas membuatnya semakin khawatir.

"non sakit? "

"mbo aku mual-mual mbo" kata cinta membuat simbo diam membisu

Rasa khawatir yang selama ini muncul dibenaknya merasakan ketakutan dan rasa hancur yang diderita cinta saat ini.

Resi ikut menangis mencoba menenangkan cinta.

"non, nanti siang si mbo anterin kedokter yah non"

Cinta menggelengkan kepalanya

"mbo aku takut mbo. Gimana kalau papah dan kak bunga tau mbo? " tanya dengan isak tangis

"ada mbo non. Mbo ada buat non. Percaya sama mbo yah! " bujuk resi

Dengan rayuan resi, cinta mengangguk pelan.

"yaudah. non bangun, mandi habis itu sarapan yah!" titah si mbo

Cinta hanya mengangguk patuh, lalu menurutinya.

                *****

Dihari minggu seperti ini, umat kristen sedang beribadah digereja, maka dari itu cinta dan resi berani keluar rumah bersama,karna bunga dan papahnya sedang digereja. Cinta, entahlah dia seperti orang malas untuk beribadah, hatinya selalu menolak dan lebih memilih melihat ibadahnya resi. Menurutnya ibadah resi lebih membuat hatinya tentram.

Untung saja dihari libur seperti ini ada dokter kandungan yang buka praktik,membuat cinta dan resi lega rsanya.

Setelah daftar nama, cinta dan resi duduk bersama dibangku tunggu untuk pasien dengan rasa was2an, berharap apa yang ditakutkan tidak terjadi.

" atas nama cinta kirana" panggilan suster

Cinta dan resi memasuki ruangan mencoba tenang.

"silahkan berbaring mba! " titah bidan

Bidan itu melakukan periksa cinta dengan senyuman, setelahnya cinta disuruh duduk kembali bersama resi.

"bagaimana bidan keadaan putri saya? " tanya resi berbohong mengaku cinta putrinya

ASSALAMUALAIKUM CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang