10 (furure meet past)

1.4K 270 7
                                    

Sejak tadi pandangan Seokjin hanya tertuju pada wajah damai milik Yoongi yang masih setia memejamkan kedua matanya.

Pemuda berbahu lebar itu tidak beranjak barang satu detik pun dari sisi sang sahabat, ia terus memperhatikan seluruh pergerakkan Yoongi meskipun itu hanyalah sebuah tarikan napas.

Di sebelah Yoongi tampak Jimin yang tengah sibuk memeriksa keadaannya, pada telapak tangan Jimin keluar sebuah cahaya berwarna hijau terang, telapak tangan kecil itu perlahan mulai menyusuri seluruh tubuh Yoongi.

"Apa ini?" Lirih Jimin ketika telapak tangannya sampai pada permukaan dada Yoongi.

Jantungnya berdetak dengan normal dan tidak ada luka dalam maupun luar akibat kejadian Yoongi yang mengamuk tadi, tetapi tetap saja Jimin merasa ada sesuatu yang aneh di sana.

"Ada apa Jim?" Tanya Seokjin ketika melihat Jimin yang hanya bergeming di tempatnya.

Jimin mengerjapkan lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat.

'Mungkin hanya perasaanku saja'

Batin Jimin kepada dirinya sendiri.

Ia memutuskan untuk beranjak dari atas ranjang Yoongi dan berdiri di sebelah Seokjin yang masih setia mendudukkan tubuhnya pada kursi kayu yang terletak di dekat jendela.

"Yoongi hyung hanya kelelahan dan sepertinya dia menjadi sedikit tertekan akhir-akhir ini, beberapa pembuluh darahnya menyempit sehingga membuat aliran darahnya menjadi tidak normal" Terang Jimin. Sedikit banyak ia juga dilingkupi oleh perasaan bersalah.

Yoongi pasti tertekan akan kejadian beberapa hari ini, meskipun terlihat baik-baik saja, tetapi seharusnya Jimin tahu jika yoongi itu adalah tipe orang yang suka memendam masalahnya sendirian.

Seharusnya ia juga menguatkan pemuda itu, bukan hanya terus diam dan meratapi kesedihannya.

Di sisi lain Seokjin juga tidak kalah frustasinya, belum selesai kesedihan yang melingkupi, kini masalah-masalah baru mulai bermunculan.

"Aku harus bagaimana?" Seokjin menangkup wajahnya dan kembali mengusak surai coklat itu dengan jemari panjang miliknya.

"Maaf hyung" Jimin menundukkan kepalanya, sungguh dia sangat terluka melihat bagaimana kacaunya keadaan hyung tertuanya itu.

Seokjin menepuk puncak kepala Jimin. "Tenanglah.." Ucap Seokjin seadanya.

Tok...
Tok...
Tok...

Suara ketukan membuat atensi kedua pemuda itu beralih kearah pintu kayu berwarna coklat tersebut.

"Eoh? Apa sudah selesai Jiminie?" Tanya Hoseok yang telah menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

"Sudah, masuklah Hoseok hyung" Ucap Jimin. Perlahan pintu itu terbuka semakin lebar menampakkan tiga sosok pemuda berparas tampan lainnya.

"Ayo Jungkookie" Titah Hoseok seraya merangkul pundak Jungkook yang bergetar samar.

Kepala pemuda bergigi kelinci itu tertunduk dalam, ia terus mengikuti langkah Hoseok yang menuntunnya untuk mendekati ranjang Yoongi.

"Ingat apa yang kita bicarakan tadi, oke?" Hoseok menepuk pipi Jungkook dengan halus dan beranjak menjauh, memilih untuk bergabung bersama ketiga sahabatnya yang lain di sudut kamar.

"Bagaimana keadaan Jungkook?" Tanya Seokjin.

"Jauh lebih tenang" Jawab Hoseok seraya menyunggingkan senyuman kecil.

Tatapan mereka berempat tertuju kepada Jungkook yang sudah menggenggam tangan Yoongi dengan erat.

"Kejadian hari ini membuatku tersadar akan sesuatu" Ucap Namjoon yang sedari tadi menutup mulutnya.

BTS Elemental : Rise of The Shadow (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang