"Makanlah dahulu Kookie-ya" Ucap Hoseok yang masih berusaha membujuk Jungkook yang masih enggan untuk keluar dari kamarnya.
"Kook-"
"Aku belum lapar hyung" Potong Jungkook membuat Hoseok menghela napas panjang.
Pemuda bersurai coklat itu memilih meninggalkan sang maknae yang terlihat masih terisak kecil di dekat jendela besar yang terdapat di dalam kamarnya.
"Oh, Yoongi hyung" Kaget Hoseok ketika mendapati sang pengendali petir sudah berdiri di depan pintu kamar Jungkook.
"Dia masih tidak mau makan?" Tanya Yoongi seraya menatap nampan yang masih berada di dalam genggaman Hoseok.
Hoseok menggelengkan kepalanya pelan. "Dia sangat keras kepala, kau membesarkannya dengan baik, hyung" Cibir Hoseok kepada Yoongi.
Yoongi mendengus, tetapi apa yang dikatakan oleh Hoseok ada benarnya, seluruh sifat keras kepala Jungkook sepenuhnya menurun dari dirinya.
Salahkan Jungkook kecil yang terlalu polos sehingga menyalin seluruh sifat orang yang berada di sekitarnya, dan sifat Yoongi lah yang paling banyak menurun kepadanya mengingat seberapa banyak intensitas pertemuan mereka selama tujuh tahun ini.
Tanpa banyak bicara Yoongi merebut nampan yang berada di tangan Hoseok dan melangkah masuk kedalam kamar Jungkook.
"Setidaknya dia tidak cerewet sepertimu" Ucap Yoongi membuat Hoseok menatap tidak percaya kearah pemuda itu.
"Dan kalian berdua sama-sama menyebalkan!" Seru Hoseok sebelum menutup pintu kamar Jungkook dengan kasar.
Yoongi terkekeh kecil karena sudah berhasil membuat Hoseok kesal, ia kembali melanjutkan langkahnya mendekati Jungkook yang seakan tidak menyadari kehadirannya.
"Jungkook-ah" Panggil Yoongi, ia meletakkan nampan yang tadi diambilnya dari Hoseok ke atas nakas dan kemudian mendaratkan bokongnya ke atas ranjang empuk Jungkook.
Jungkook masih terisak dan semakin memeluk erat kedua lututnya. Yoongi menatap datar kearah pemuda itu.
"Sampai kapan kau akan seperti ini? Tidak mau makan, tidak mau keluar kamar, apakah kau pikir apa yang sedang kau lakukan ini benar?" Tanya Yoongi.
"Kau tidak mengerti hyung" Lirih Jungkook.
"Apa yang tidak aku mengerti?" Jungkook menggelengkan kepalanya, enggan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Yoongi.
"Apakah karena aku tidak pernah menangisi kepergiannya? Sehingga kau berpikir jika aku tidak menyayangi Taehyung, begitu?" Tanya Yoongi tepat sasaran.
Tampak Jungkook menggelengkan kepalanya, "bukan begitu" Bantah Jungkook.
"Hatiku memang dingin, tetapi aku tidak mati rasa" Ucap Yoongi penuh penekanan.
Jungkook sontak mengangkat kepalanya dan kemudian menggeleng dengan ribut.
"Aku tidak mengatakan itu" Bantah Jungkook tidak terima, seakan Yoongi tengah menghakiminya saat ini.
"Tetapi aku yang berpikir seperti itu" Jungkook menelan kembali kalimat bantahan yang hendak dilayangkannya.
"Pada awalnya aku berpikir jika hatiku ini sudah mati karena tidak dapat mengeluarkan setetespun air mata untuk Taehyung, tetapi kemudian aku berpikir, untuk apa aku menangisi kepergiannya di saat ia sendiri berada di sini" Tangan pucat itu naik dan meremas baju pada bagian dadanya.
Jungkook bergeming, berusaha menelaah setiap kalimat yang di lontarkan oleh Yoongi.
"Dia akan selalu ada di sini, Jungkook" Ucap Yoongi seraya tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Elemental : Rise of The Shadow (Complete)
FantasíaSequel of The Lost Power ***** Cahaya yang kembali bersinar terang membuat seluruh rakyat Azores bersorak dengan gembira. Mereka menyambut kemenangan sang Raja dengan penuh suka cita, berharap tidak ada lagi kegelapan yang menghampiri negri tercint...