"Hoshh... Hoshh..." Deru napas yang tidak beraturan terdengar dari pemuda bersurai putih tersebut.
Kedua kakinya tampak bergetar, menjadi bukti bahwa tubuhnya telah mencapai batas saat ini.
Kondisi tubuhnya memang memburuk beberapa hari ini, tidak tidur selama dua hari penuh serta banyaknya beban pikiran membuat ia semakin lemah.
Namjoon mengerjap beberapa kali ketika pandangannya menjadi kabur. Ia menatap satu persatu tubuh prajurit istana yang tergeletak di atas tanah.
Kemudian tatapannya kembali terarah kepada gerombolan dark shadow yang tengah mengepung dirinya.
"Ternyata kalian lumayan juga" Namjoon menyeka darah yang mengalir pada sudut bibirnya.
"Pada saat terdesak pun kau masih dapat berbicara?" Dark shadow yang berdiri di hadapan Namjoon terkekeh dengan suaranya yang dalam.
"Lebih baik kau mati agar tidak banyak bicara"
Namjoon merentangkan tangannya, berusaha untuk menghalau dark shadow yang melesat ke arahnya.
'Tidak mungkin!'
Kedua manik mata Namjoon membulat ketika merasakan jika kekuatannya tidak lagi dapat keluar.
Bughh...
Tubuh Namjoon terpental cukup jauh akibat serangan yang di layangkan oleh dark shadow tersebut.
"Ughh..." Namjoon memuntahkan darah ketika berusaha bangkit dari posisi tertelungkup.
"Bagaimana? Kau masih mau melanjutkan ini?"
Namjoon bangkit dengan perlahan, ia mengepalkan tangannya dan kembali memasang posisi siap bertarung.
"Aku bisa melakukan ini sepanjang malam, kau tenang saja"
"Cih... Dasar keras kepala" Dark shadow tersebut kembali melesat dan menyerang Namjoon dengan membabi buta.
Hingga dari kejauhan tampak sebuah cahaya putih mendekat dan kemudian masuk ke dalam tubuh Namjoon yang telah tergeletak tidak berdaya.
'Purecella telah mempercayakan sebuah takdir yang besar kepadamu'
Suara bisikan sehalus sutra tersebut mengalun di dalam kepala Namjoon bersamaan dengan tubuhnya yang terangkat dari atas tanah.
Cahaya putih yang melingkupi tubuh pemuda itu perlahan menghilang, menyisakan kedua kaki Namjoon yang kembali menapak dengan kokoh di atas tanah.
Namjoon membuka kedua kelopak matanya, menampakkan kedua manik matanya yang berwarna keemasan.
"Ini semua baru saja di mulai"
*****
Hoseok menarik tubuh Jimin yang hampir saja terkena pukulan palu godam yang dibawa salah satu troll yang tengah mereka lawan."Berhati-hatilah Jiminie" Ucap Hoseok.
Jimin menarik napas panjang, masih terkejut akan hal hal yang baru saja dirinya alami.
Sejujurnya Jimin sedikit tidak siap untuk pertempuran kali ini,
Setelah bertahun-tahun lamanya, ia tidak lagi pernah ikut bertarung secara langsung."Maaf, aku hanya menyusahkan dirimu, hyung" Sesal Jimin.
Dirinya sangat tahu jika keberadaannya di sini tidak membantu banyak, karena sedari tadi Hoseok terus-terusan melindunginya.
"Kau pasti kesulitan untuk bertarung karena harus melindungiku"
"Bicara apa kau ini? Tidak ada yang menyusahkan, kau adikku, tentu saja aku harus melindungimu" Bantah Hoseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Elemental : Rise of The Shadow (Complete)
FantasiSequel of The Lost Power ***** Cahaya yang kembali bersinar terang membuat seluruh rakyat Azores bersorak dengan gembira. Mereka menyambut kemenangan sang Raja dengan penuh suka cita, berharap tidak ada lagi kegelapan yang menghampiri negri tercint...