"Ayolah hyung, sebentaar saja" Rengekan terus terdengar dari bilah tipis seorang pemuda yang baru saja memasuki usia dua puluh empat tahun tersebut.
Postur tubuh yang tinggi dan gagah tampak tidak sejalan dengan perilakunya yang tengah merengek seperti anak kecil.
"Enyahlah!" Terdengar sentakan disertai dengan dorongan dari seorang pemuda yang memiliki postur tubuh lebih kecil.
"Yoongi hyung, aku kan juga memegang bagian keamanan dan pertahanan, tapi aku tidak pernah pergi ke perbatasan" Sungutnya, kedua bibir tipis itu sudah mengerucut lucu.
"Jungkook-ah, kau masih-"
"Kurang berpengalaman, begitu?" Potong Jungkook. "Jika kau terus melarangku, bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan pengalaman? Kau pikir dengan terkurung di dalam istana akan membuatku mendapatkan pengalaman, begitu?" Jungkook menaikkan sebelah alisnya.
Yoongi menghela napas panjang, apa lagi yang dapat dikatakannya jika sudah begini?
Sesungguhnya Yoongi tidak ingin melarang apalagi membatasi ruang gerak Jungkook seperti itu, hanya saja dia terlalu takut untuk kehilangan kembali.
Setelah Taehyung, ia tidak ingin kehilangan siapapun lagi. Itulah sebabnya seluruh tugas perbatasan dan pemberontakan dia ambil alih sendirian.
Jungkook selama tujuh tahun ini ia biarkan mengatur pertahanan istana dan sesekali mengajarkan para prajurit cara untuk bertarung dan menggunakan senjata.
"Apa kau bisa menjamin jika dirimu tidak akan terluka?"
Jungkook mendengus, hyung yang satu ini memang benar-benar aneh. Memangnya dia itu anak umur dua tahun yang jika berjalan sedikit saja akan jatuh dan terluka?
"Ya, aku berjanji tidak akan terluka, bahkan sehelai rambut pun tidak akan aku biarkan jatuh dari atas kepalaku ini" Ucap Jungkook seraya menunjuk rambut merah miliknya.
Yoongi mengulum bibir bawahnya, berusaha menahan tawa akibat perkataan yang dilontarkan oleh Jungkook.
"Baiklah, sore ini kita berangkat menuju perbatasan untuk memantau keadaan di sana" Putus Yoongi membuat Jungkook bersorak kegirangan.
Ia menubruk tubuh Yoongi dengan sebuah pelukan, membuat sang pengendali petir terhuyung ke belakang.
"Kalau begitu aku akan bersiap-siap dulu, sampai jumpa nanti sore hyung!" Seru Jungkook dan bergegas meninggalkan Yoongi yang sudah berkacak pinggang, menatap kesal kearahnya.
Yoongi menggelengkan kepalanya melihat kelakuan pemuda itu, hanya usia dan ototnya saja yang bertambah, tetapi secara mental Jungkook tetaplah sama dengan bocah yang ditemuinya empat belas tahun yang lalu. Tidak ada yang berubah sama sekali.
''Begitu juga dengan dirimu, kau masih tetap lemah"
Senyum yang tadinya menghiasi wajah Yoongi perlahan menghilang saat suara dalam dan serak itu bergema di dalam kepalanya.
'Keparat!'
Maki Yoongi kepada sosok yang berada di dalam tubuhnya.
'"Jangan mengumpatiku jika selama ini kau masih bergantung kepada kekuatanku, manusia tidak berguna''
Yoongi menggeram kesal, rahangnya mengeras disertai dengan suara gemeletuk yang berasal dari gigi-giginya yang saling beradu.
Hampir di seluruh waktu hidupnya harus mendengarkan suara itu, membuat dirinya sangat muak.
Namun mau bagaimana lagi?
Dirinya dan sesuatu yang berada di dalam tubuhnya itu tidak dapat dipisahkan, atau dia yang akan mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Elemental : Rise of The Shadow (Complete)
FantasíaSequel of The Lost Power ***** Cahaya yang kembali bersinar terang membuat seluruh rakyat Azores bersorak dengan gembira. Mereka menyambut kemenangan sang Raja dengan penuh suka cita, berharap tidak ada lagi kegelapan yang menghampiri negri tercint...