5️⃣

8.3K 633 37
                                    


Tega kalau gak ngasih vote dan komen🤧

***

Jam istirahat kali ini, Elora dan Linda terlihat memesan dua gelas jus alpukat dan batagor, serta ditemani oleh kotak makan berwarna biru. Kotak makan milik Kevin yang belum sempat ia berikan karena masih ada roti isinya, dan Kevin meminta El untuk menghabiskannya terlebih dahulu. Baik sekali, bukan begitu?

Tiba-tiba saja Nezar datang dan duduk tepat di sampingnya, satu meja dengannya.

"Zar, bisa gak sih kamu gak ikut kita? Kamu duduk di sana tuh, sama Beno sama temen kamu yang lain, temen aku mau curhat nih." Kesal Elora pada Nezar.

Nezar tersenyum dan mengangguk pasti, "aku bakalan pindah tapi dengan satu syarat, gimana?"

"Ya udah, apa?" Elora benar-benar menginginkan Nezar pergi.

"Jangan makan makanan pedas."

Elora mengangguk.

"Okay-- itu kotak bekal siapa?" Tanya Nezar.

Elora meraih sambal yang berada di tengah meja, kemudian ia mengambilnya satu sendok penuh.

"Pergi dan duduk di sana atau aku makan nih sambel?"

Neizar terkekeh pelan mendengar ancaman itu. "Marah, ya udah aku ke sana. Tapi jangan di makan yah sambelnya, janji?"

"Heem."

"Jawab yang bener."

"I--iya, ya-- ya udah sana ... Temen aku mau curhat,"

Nezar pun berdiri dari duduknya. Namun tanpa diketahui, seorang siswa dengan memegang satu mangkuk bakso berada tepat di belakangnya.
Nezar berbalik dan,

PRANG!

"Arrrghhh ..." Nezar mengerang tertahan saat kuah panas itu tumpah tepat di dadanya. "Sialan." Geramnya.

Nezar menatap siswa tersebut dengan tajam. Suasana riuh kini jadi menegangkan.

"Lo!" Geramnya dengan menarik kerah seragam yang siswa itu kenakan.

Elora terperangah kaget saat Nezar mendorong siswa itu dan menekannya pada salah satu pilar kantin.

"Sorry Zar ... Gue, gue gak sengaja ..." Sesal siswa yang ternyata satu angkatan dengan Elora. Sekaligus preman sok jago di sekolah swasta ternama itu, yang juga kekasih dari Qila.

Nezar tersenyum miring. "Sorry gak bakalan ngerubah apa pun."

Nezar melirik meja yang tak jauh dari belakangnya, ia tersenyum penuh arti dan berjalan menghampiri meja tersebut.
Kemudian ia kembali dengan satu mangkuk bakso dengan asap yang masih cukup banyak.

Ia tersenyum. Tangannya terangkat hendak menyiramkan bakso itu tepat di kepala siswa tersebut.

Seluruh siswa dan siswi yang berada di sana cukup kaget melihat kejadian tersebut. Pasalnya, siswa yang sok jago tersebut terlihat takut di hadapan Nezar, berbeda saat ia melawan Kakak kelas dan mengganggu adik kelas lainnya.

Melihat Nezar seperti itu, Elora meminta Beno untuk menghentikan Nezar. Tapi Beno malah menyuruhnya kembali.

"El cepetan anjir, keburu muka tuh siswa melepuh anzing!" Bisik Beno.

"Gue takut ..." Sahut Elora.

Dalam hitungan menit bahkan detik, kuah Bakso yang masih panas itu siap menyakiti seorang siswa yang sedang tertunduk takut.

"Semua harus adil." Tekan Nezar dan,

Elora menarik lengan Nezar, membuat mangkuk yang dipegangnya terlempar dan menjadi pecahan saat membentur lantai.

My Jealousy BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang