1️⃣0️⃣

7.2K 463 164
                                    

Sesampainya Nezar di rumah, ia langsung saja masuk ke dalam kamar dengan melempar tas nya ke atas meja dengan kasar.
Raut kesal belum juga sirna dari wajah tampannya. Ia terlihat menutup matanya dan menengadahkan kepala untuk menenangkan pikirannya.

Ceklek.

"Shit." Umpat Nezar seraya melirik ke arah pintu.

Qila berdiri dengan tersenyum remeh pada sang Kakak. "Kusut banget, berantem sama Kak El?"

Nezar hanya diam seraya mengeluarkan ponselnya dari dalam saku.
Nezar terdiam mengingat betapa kasarnya ia merebut ponsel tersebut dari El dan melemparnya ke kursi belakang. Ia pun tidak melupakan bentakan yang terlontar dengan sendirinya.

"Udah lah, putus aja sih!" Ucap Qila yang kini duduk di atas tempat tidur sang Kakak.

Nezar melepas sepatu dengan paksa.

"Kasian banget sepatunya jadi pelampiasan,"

"Bisa diem gak?" Ucap Nezar menatap adiknya itu dengan tajam.

Nezar pun meraih kedua sepatunya dan menyimpannya di luar balkon kamar. Kemudian kembali seraya melepaskan kancing seragamnya satu persatu.

"Sana balik ke kamar, Kakak mau istirahat!"

Bukannya pergi, Qila malah membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur tersebut.

"Kakak udah tega mau mukul Ge, sekarang berantem sama Kak El, karma tuh!" Sindir Qila.

Nezar terlihat menghembuskan nafas kasar. "Keluar, cepet!"

"Marah-marah mulu, sih."

"Qila, jangan bikin Kakak marah."

"Kak El--"

"Jangan ikut campur urusan Kakak! Kalau bukan adik, mulut kamu tuh udah gak bisa dipakein lipstick."

Qila beringsut turun dan menghampiri Nezar yang kini tengah menatapnya datar.

"Aku bilangin Mamah tau rasa! Aku bilangin kalau pacar Kakak itu Kak El, biar Mamah marahi-- awsssh..."

Nezar menggenggam bahu adiknya itu cukup kasar. "Berani kamu bilang, Gevano abis."

"Awssh sakit, Kak!" Pekik Qila.

Nezar pun melepaskan cengkeramannya. "Nangis sana!"

"Mommy!! Mooom! Hiksss.... Aku bilangin Mommy!" Qila pun keluar dengan terus memanggil Ibu mereka.

Nezar terlihat mengusap wajahnya kasar. Ia pun memutuskan untuk mandi agar pikirannya sedikit lebih rileks.

Setelahnya, baru saja ia keluar dari dalam kamar mandi, Ibunya datang mengetuk pintu.

"Zar?"

"Masuk, Mom!" Sahut Nezar menjawab.

Ceklek.

Nezar melirik adiknya yang berada di belakang sang Ibu.

"Ngadu apa kamu?"

"Apaan sih kamu, sama adek sendiri kok gitu? Mommy gak suka yah!"

Nezar terlihat berjalan menuju lemari dan mengambil pakaian. "Qila itu keras kepala Mom, dia suka ikut campur urusan aku."

"Loh, Mom aku itu sayang sama Kakak... Aku gak mau Kakak bingung, makannya aku minta dia buat mutus--"

"Shut it!" Tekan Nezar dengan tatapan tajam sebelum Qila berbicara terlalu jauh.

"Nezar, kamu kok kasar sih. Minta maaf cepetan, Mommy gak suka kalian berantem!" Titah sang Ibunda.

My Jealousy BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang