4️⃣

9.1K 540 23
                                    


Keesokan harinya, tepatnya di dalam kelas pada jam pelajaran kedua. Elora terlihat asik berbincang bersama sahabatnya dengan di temani sebuah tugas yang di berikan guru Matematika mereka yang tidak bisa hadir.

"Tugasnya udah pada beres atau belum?" Tanya salah seorang siswa yang merupakan Ketua Murid di kelas  Elora.

Elora langsung memberikan tatapan tajamnya. "Emangnya lo udah beres?"

Siswa dengan name tag Kevin itu mengangguk. "Udah dong,"

"Mana? Gue gak percaya."

Kevin berjalan dari bangkunya menuju bangku Elora. "Ini, percaya?"

Elora mengangguk percaya. "Kalau begitu, gue boleh nyontek dong... Boleh, kan?"

Kevin terdiam.

"Si anjir, jangan pelitlah. Vin, kalau tugas kelas ini selesai semua, nama lo bakalan harum, secara kan, lo itu KMnya. Iya, gak?" Ujar Linda, yang merupakan teman sebangku Elora.

Sampai akhirnya Kevin mengangguk setuju. "Ya udah, salin cepetan. Kalau udah selesai, kumpulin di bangku gue." Kevin pun kembali ke tempat duduknya.

Linda langsung saja menyalin tugas tersebut. Sedangkan Elora hanya diam, menatap buku kosongnya.

"Lo, kenapa? Cepetan salin, biar bisa ngobrol lagi." Ujar Linda di sela menyalinnya.

Elora tersadar dan melirik tempat duduk Kevin. Kevin terlihat sibuk mencatat sesuatu di bukunya. Elora mengernyit heran.

"Lin, kok si Kevin bisa cepet gitu yah ngerjain tugasnya..." Heran Elora seraya menopang dagu dengan tangan kanannya.

Elora melirik Linda yang fokus menyalin dan mengabaikan pertanyaannya.

"Lin, apa otak gue yang emang di atur buat gak paham matematika ya? Atau--"

"Karena temen kamu ngerjainnya fokus, saat ada tugas langsung di kerjain. Bukan nge-ghibah dulu," ucap seseorang dari arah samping atas kepalanya.

Elora terdiam, begitupun dengan Linda yang langsung menghentikan aksi salin menyalinnya.
Elora menengadahkan kepalanya ke arah jendela yang berada di sampingnya. Beberapa siswa dan siswi pun melirik ke arah yang sama.

Nezar. Orang itu adalah Nezar. Pria itu memasukan lengannya ke dalam dan mengacak rambut Elora dengan gemas.

Elora pun berdiri dari duduknya agar tidak perlu menengadahkan kepalanya hanya untuk melihat Nezar.

"Kamu ngapain ke sini?" Tanya Elora.

"Aku baru selesai olah raga, sekalian aja liat kamu." Jawab Nezar.

"Ouh, nanti--"

"El! Cepet kerjain tugasnya, woy! Mau gue kumpulin nih." Ujar Kevin setengah berteriak yang berhasil membuat Elora sedikit terperanjat kaget.

Elora mendengus kesal. "Iya, bentar..." Sahutnya.

"Buruan elah! Pacaran mulu, kenyang kagak, bego iya!" Ujar Kevin kembali.

Nezar mendengar jelas kalimat tersebut. Ia menatap ketua murid itu dengan tatapan tidak suka.
Meski bukan untuknya, Elora merasa takut melihat tatapan itu. Ia pun mengusap bahu Nezar dengan pelan.

"Ganti baju gih, aku mau lanjut ngerjain tugas dulu." Ucap Elora pada Nezar.

Nezar masih dengan tatapan tajamnya. Ia terlihat menghembuskan nafas kasar dan mengangguk sebagai jawaban.

"Ya udah, belajar yang rajin." Ucap Nezar.

Nezar menutup jendelanya kembali dan berlalu dari sana.

My Jealousy BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang