3️⃣3️⃣

4.5K 394 21
                                    

Semoga sukaaa...

Nezar tersenyum senang. Bagaimana tidak, saat ini ia sedang menatap wajah cantik Elora yang sedang terpejam di atas tempat tidurnya. Saat ini mereka masih berada di apartment Nezar, karena ketika hendak pulang, Elora malah tertidur. Nezar tak tega untuk membangunkannya.

~Chu...

Nezar mengecup bibir Elora sekilas, membuat gadis itu sedikit terusik dan mengubah posisi jadi membelakanginya.

"So cute." Gumam Nezar terkekeh gemas.

Nezar pun berjalan keluar balkon untuk menghirup udara luar. Kemudian ia melirik Elora yang masih meringkuk di atas tempat tidurnya.

"I'll never let you go. Never. Mungkin kedengarannya egois, mungkin kedengarannya tidak masuk akal karena kita gak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan. Aku cuma bisa berharap, Elora hanya untuk Nezar bukan lelaki lain apalagi si Jevan sialan." Ucap Nezar.

Ia melirik jam di tangannya. "Udah sore,"

Nezar pun berjalan ke arah tempat tidur. Ia berniat untuk membangunkan Elora karena waktu sudah semakin petang.

"Yaang... Bangun yuk, aku anterin pulang." Ucapnya seraya mengusap kepala Elora dengan lembut.

Dan itu malah membuat Elora semakin lelap dalam tidurnya.

"Yaang... Ayo dong, bangun dulu!" Kini Nezar mengguncang tubuh Elora.

"Emh... Masih ngantuk," rengek Elora.

Nezar menarik tubuh Elora pelan agar bangun dari posisi berbaringnya.

"Zar, ih! Ngantuk... Baru juga tidur bentar." Protes Elora dengan mata yang masih tertutup.

Nezar menangkup wajah Elora. "Ayo buka matanya, cuci muka terus aku anter kamu pulang."

Elora hampir kembali terlelap. Namun Nezar langsung mengguncang tubuh gadis itu agar kembali terjaga.

"El, ayolah... Jangan tidur lagi, bukannya tega, tapi kamu harus pulang sekarang supaya bisa bantu Mamah kamu masak buat nanti makan malam..." Ucap Nezar.

Elora mengangguk dan berusaha membuka matanya selebar mungkin. "Heem."

"Ck. Heem doang, ayo turun dari kasur."

Elora pun beringsut turun. "Bawel." Gumamnya pelan. Namun Nezar masih dapat mendengar itu dengan jelas.

Elora berjalan menuju kamar mandi, mencuci mukanya untuk meminimalisir rasa kantuk.

"Maaf yah sayang, lagian kalau tidur sore-sore, malamnya bakal susah tidur." Ucap Nezar.

Elora yang sedang mengelap wajahnya di dalam kamar mandi tampak memutar bola mata sebal. "Bagus dong, bisa nge-drakor sampe pagi."

"Apa?" Tanya Nezar. "Ulangi coba?"

Elora keluar dari kamar mandi. "Enggak." Jawabnya.

"Aku ngebangunin kamu karena kamu kalau kelamaan tidur siang suka gak bisa tidur malamnya. Begadang gak baik. Bisa jerawatan." Ucap Nezar seraya mengulurkan sisir rambut pada Elora.

"Heem." Sahut Elora.

"Siniin lagi sisirnya, biar aku aja yang iketin rambut kamu." Ucap Nezar.

Dengan senang hati Elora memberikan sisir pada Nezar. Tangannya pun terlalu malas untuk menyisir rambut, ya begitulah, jika tidur terganggu. Kepala pusing dan mood berantakan.

Nezar mulai menyisir rambut Elora dengan pelan takut gadisnya akan kesakitan.

"Lagian, kalau ada Mamah di rumah, kamu harus manfaatin itu. Kan sekarang Mamah kamu kerja, kalian jadi jarang ketemu juga. Iya kan?"

My Jealousy BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang