Siang ini benar-benar sangat membosankan. Suasana kelas pun sangat tidak bergairah, ditambah dengan pelajaran ekonomi yang benar-benar membuat sebagian besar siswa kelas IPS 2 ini berkeringat.
"Lin..." panggil Elora pelan.
"hn?" sahut Linda tanpa menghentikan kegiatan mencatatnya.
"Perih..." rengek Elora yang terdengar menahan tangisan.
Linda melirik kaki kanan Elora. "Kena keringet nih pasti, makanya perih kena luka."
"Bantuin, perih ih pengen nang--"
"Linda! Elora! Jangan ngobrol, salin semua yang Ibu tulis di board!" Ujar Guru Ekonomi mereka.
Linda mengangkat tangan kanannya, "Bu, kaki Elora perih, boleh minta izin ke UKS sebentar gak?"
Guru tersebut berjalan menghampiri bangku mereka berdua.
"Mana?"
Elora pun memperlihatkan perban yang membungkus tumit kaki kanannya.
"Kaki kamu kenapa?"
"Jatuh dari tangga Bu, 6 jahitan... Boleh izin ke UKS dulu kan Bu? Perih," jawab Elora.
"Okay, jangan lama-lama. Kalau udah di bersihin langsung balik ke kelas,"
Elora mengangguk paham. Ia pun berlalu dari kelas dengan di bantu oleh Linda.
Tanpa Elora ketahui, Kevin terus menatapnya, menatap langkah demi langkah pincang yang Elora ambil.Setelah di luar, Linda langsung menutup pintu kelas dan memapah Elora menuju UKS.
"Linda pelan-pelan dong! Udah tahu gue gak bisa jalan," ujar Elora.
Linda pun memelankan langkahnya.
"Beli tongkat kek, atau kursi roda El. Pegel nih," ujar Linda.
"Nyokap gue baru balik siang ini, jadi belum beli. Sabar dong, lo kan temen gue,"
"Iya deh iya..."
Dengan perlahan tapi pasti, Linda terus memapah Elora. Tapi mereka masih belum juga melihat pintu UKS.
"Perasaan udah lama deh kita jalan, gak nyampe-nyam--"
PUK!
Seseorang menepuk bahu Linda. "Siap-- Kevin, ada apa? Mau nyuruh masuk kelas? Dih, bilangin sama Ibu Sri kalau kita belum nyampe UKS."
"Bukan." Jawab Kevin.
Elora terlihat memegang bertopang pada pilar seraya menunggu Linda yang kini berhadap-hadapan dengan Kevin.
Kevin melirik Elora. Dan menatap tepat pada manik mata indahnya.
Elora terlihat gugup mendapatkan tatapan seperti itu.
"Hai..." Ucap Elora yang berusaha menghilangkan kegugupannya dan malah semakin terlihat salah tingkah.
Kevin tersenyum akan hal itu. Menggemaskan. Pikirnya.
"Biar gue yang bawa El, lo pasti kesusahan." Ucap Kevin yang kembali menatap Linda.
Linda tersenyum senang. "Bagus, gendong gih biar cepet sampe."
Elora menatap Linda tak percaya. "Ya tuhan, ingin sekali aku memukul sahabatku yang satu ini." Geram El dalam hati.
Kevin meraih lengan Elora.
"Eh gak usah Vin, gue bis--"
"Udah Vin cepetan," potong Linda.
Kevin melepaskan kembali lengan kiri Elora. Lalu, tiba-tiba saja ia membalikkan tubuhnya, kemudian dengan perlahan ia merendahkan tubuhnya hingga berlutut di atas satu kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jealousy Boyfriend
Short StoryCemburuan? Awalnya biasa saja. Namun semakin hari, dia semakin manjadi saja. _______________________ "Aku bukan badut bodoh yang bisa kamu bohongin." Potong Elora yang berhasil membuat Nezar terdiam dengan tangan yang mengepal kuat. Nezar menatap El...