Mungkin ini bisa mengurangi kekesalan kalian😉😁👍🙃🌝
***
Tertawa lepas, itu yang Elora tunjukan saat kebahagiaan sederhana menghampirinya.
Sesuai dengan apa yang Nezar janjikan, sepulang sekolah mereka mengunjungi sebuah mall. Bagaikan burung yang lepas dari sangkar, Elora langsung berjalan tertatih menaiki eskalator untuk mendatangi tempat di mana banyak sekali game yang bisa ia mainkan.Di sinilah mereka berada, di sebuah timezone. Elora menghampiri permainan melempar bola basket, agar lebih leluasa ia pun memberikan tongkatnya pada Nezar yang sedari tadi menahan senyumannya.
"Bisa gak?" Tanya Nezar sedikit meremehkan.
Elora menatap Nezar dengan tatapan percaya diri. "Kita liat aja," ucapnya.
Elora meraih satu bola dan melemparnya ke arah ring, Boom! Meleset.
"Jangan ketawa! Itu baru permulaan yah," Elora pun kembali meraih bola yang lain dan melemparkannya, namun lagi-lagi ia meleset.
Nezar di buat gemas oleh tingkah Elora yang kesal namun tetap berusaha keras untuk memasukkan bola.
Nezar mengeluarkan sapu tangan dari dalam saku celana seragamnya. Ia berjalan lebih dekat pada Elora dan mengusap keringat yang mulai membasahi pelipis kekasihnya itu.
Mendapatkan perlakuan itu, Elora terdiam.
"Kenapa?" Tanya Nezar.
"Eng--enggak pa-pa, kamu awas jangan ngalangin aku, jadi gak masuk-masuk ka--" tubuh Elora menegang saat Nezar memeluknya dari arah belakang.
Jantungnya berdegub lebih kencang dari biasanya. Sudah 4 bulan lamanya mereka menjalin kasih dan semakin hari, setiap hal kecil yang Nezar lakukan padanya mampu membuat hatinya tak karuan. Apa manusia bisa jatuh hati secepat itu?
Dalam dua kali pertemuan, Elora menerima Nezar dengan alasan sudah lelah terlalu memilih-milih kekasih. Dan dalam beberapa waktu, Nezar sudah bisa membuatnya merasakan perasaan aneh seperti ini."Emh... Zar, ada anak kecil... Ada ibu-ibu juga..." Ucap Elora pelan.
Nezar terkekeh pelan. "So cute..." Ucapnya seraya melepaskan pelukannya dari pinggang ramping Elora.
Elora menghentikan permainannya dan bersandar seraya melipat kedua tangannya di depan dada.
"Aku emang cute,"
"Ya, lucu dari yang paling lucu."
Elora merubah ekspresinya. "Bohong banget kamu. Apa aku keliatan kayak badut di mata kamu? Badut bodoh yang mudah kamu bohongin? "
Nezar terdiam. Senyumannya perlahan menghilang. Ia menatap Elora dengan tatapan datarnya.
"Aku gak suka kamu ngomong kayak gitu." Ucap Nezar.
Elora mengalihkan pandangannya. "Aku mau main karaoke, ayo kamu ikut!" Ujarnya mengalihkan perhatian.
Elora langsung memegang lengan kiri Nezar karena kaki kanannya masih terasa sakit jika tertekan.
Nezar mengecup puncak kepala Elora, "i'm sorry..." Sesalnya.
Tak seharusnya ia seperti itu. Elora bahkan tidak tahu jika dirinya telah bahkan masih dibohongi oleh dirinya.
"I'm sorry..." Ucapnya lagi.
Elora menutup bibir Nezar oleh telunjuknya. "Syuut... Ayo ke sana...!" Rengek Elora yang ingin segera di bantu berjalan menuju sebuah box karaoke.
Nezar kembali tersenyum dan memapah Elora ke sana.
Elora sangat menikmati waktunya. Ia mencoba beberapa permainan lainnya. Sedangkan Nezar sesekali menerima ajakan Elora untuk ikut bermain dan sisanya hanya menatap Elora dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jealousy Boyfriend
Short StoryCemburuan? Awalnya biasa saja. Namun semakin hari, dia semakin manjadi saja. _______________________ "Aku bukan badut bodoh yang bisa kamu bohongin." Potong Elora yang berhasil membuat Nezar terdiam dengan tangan yang mengepal kuat. Nezar menatap El...