Elora terlihat tatap berjalan walaupun pandangan terlihat tidak fokus pada sekitar, ia tengah fokus pada pikirannya. Ia masih tidak menyangka jika Nezar bisa semarah itu, tapi Elora langsung membuang semua kebingungannya dan memutuskan untuk bersandar pada mobil Nezar sembari menunggu pemiliknya datang.
"Yaang, maaf lama." Ucap Nezar.
Nezar mengernyit heran saat mendapatkan tatapan aneh dan penuh selidik dari kekasihnya.
"Why?" Tanya Nezar seraya membukakan pintu mobil untuk Elora.
Elora tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Gak pa-pa, takut kamu masih marah aja."
Nezar mengangguk paham. Kemudian mengusap kepala Elora dengan lembut.
"Maaf, tapi biasain yah,"
Elora hendak mengangguk namun langsung menghentikan anggukannya. "Maksudnya biasain?"
"Udah, masuk mobil. Otak kamu bisa sakit kalau kebanyakan mikir." Ucap Nezar seraya mendorong pelan tubuh Elora masuk ke dalam mobil.
Dengan tatapan bingung, Elora duduk di samping kemudi. Elora melirik Nezar yang kini mulai memarkirkan mobilnya.
"Zar,"
"Hm?"
"Zar..." Panggil Elora, lagi.
Nezar melirik Elora dan kembali menghentikan mobilnya yang hampir keluar dari gerbang sekolah.
"Sabuknya," ucap Nezar seraya memakaikan seatbelt pada Elora. "Okay, kenapa?" Tanya Nezar.
"Gak jadi deh,"
Nezar kembali melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan sekolah.
Di tengah perjalanan, Elora memekik cukup keras hingga membuat Nezar menghentikan laju mobilnya dan menatap Elora khawatir.
"Are you okay?" Tanyanya.
"Ah iya, aku gak pa-pa. Cuma ini, aku lupa ngembaliin kotak makan punya Kevin."
Nezar yang hendak menjalankan kembali mobilnya, seketika mengurungkan niat dan memilih untuk menatap Elora penuh tanya.
"Kevin? Siapa?"
"Dia temen sekelas aku, tadi perut aku sakit, terus dia ngasih bekalnya buat aku." Jawab Elora seraya memainkan ponselnya.
Nezar menatap Elora dalam diam. Sedangkan Elora terlihat fokus menaikan rank cacing kesayangannya.
"Kenapa gak ke kantin?"
"Karena ak--"
"Kenapa harus makan makanan yang di kasih cowok itu?"
Seketika Elora terdiam. Ia langsung melirik Nezar yang sedari tadi menatapnya. Ia tidak peduli dengan cacingnya yang mati karena menabrak cacing lain. Elora cukup ngeri melihat tatapan Nezar untuk saat ini.
Tatapan datar, begitupun dengan nada bicaranya.
"Kan belum istirahat," jawab Elora seadanya.
"Kamu bisa telphone aku." Ucap Nezar.
"Kevin bisa marah lagi, waktu kamu nongol di jendela aja dia marah."
Nezar terkekeh hambar. "Jadi dia, Kevin itu dia?"
Elora mengangguk sebagai sebuah jawaban. "I--iya kenapa, Zar?"
"Jauhi dia."
"Aku gak deket sama dia, apanya yang harus di jauhin sih, heran aku."
Nezar menyalakan mesin mobilnya kembali dan melaju dengan kecepatan normal.
"Tapi dia berusaha buat deketin kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jealousy Boyfriend
Short StoryCemburuan? Awalnya biasa saja. Namun semakin hari, dia semakin manjadi saja. _______________________ "Aku bukan badut bodoh yang bisa kamu bohongin." Potong Elora yang berhasil membuat Nezar terdiam dengan tangan yang mengepal kuat. Nezar menatap El...