Hari sudah menjelang malam, namun Elora masih terlihat berkeliaran di cafe bersama sang kekasih, siapa lagi jika bukan Nezar. Walau sudah lama berada di sana, tapi Elora tidak merasa bosan. Ia bahkan banyak menghabiskan waktu yang menyenangkan, dari berjalan ke lantai dua, yang nuansanya lebih hangat dengan dipenuhi warna-warna pastel yang indah. Kemudian masuk ke area dapur dan sedikit belajar memasak di sana.Saat ini Elora sedang menatap para pengunjung dari tempat pembayaran. Dan sesekali tersenyum ramah pada pengunjung yang beradu pandang dengan dirinya.
"Yaang, mau makan malam di sini atau di rumah?" Tanya Nezar seraya memeluk Elora dari belakang.
Elora masih lebih banyak diam, namun Nezar tidak mempersalahkan hal itu. Dengan Elora mau menerimanya kembali, itu sudah cukup untuk saat ini.
"Di sini," jawab Elora pelan.
"Hn? Gak kedengeran."
Elora melepaskan pelukan Nezar dan berbalik. "Di sini, aku udah ijin sama Mamah juga kok."
Nezar mengangguk pelan. Kemudian Beno dan Sadam terlihat memasuki cafe dan berjalan menghampiri Elora juga Nezar.
"Malem brad!" Sapa Beno.
"Zar, di IG cafe rame banget request malam ini lo yang nyanyi." Ucap Sadam yang merupakan vokalis sebenarnya.
"Kenapa?" Tanya Nezar.
Sadam mengangkat bahu tak tahu. "Lah, mana gue tahu. Padahal suara bagusan gue kemana-mana, tapi visual menang di lo."
Nezar tertawa renyah mendengarnya. "Ngaco. Sana siap-siap." Ucapnya.
Beno dan Sadam pun berlalu menuju panggung kecil yang dibuat dengan mempertinggi lantai. Mereka mulai menyiapkan kursi, mic dan menyambungkan kabel satu ke kabel lainnya.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Nezar.
"Mau makan ramyeon aja," jawab Elora. "Kamu nyanyi gih, kasian yang udah pada request. Pasti mereka bela-belain dateng ke sini,"
Nezar membawa Elora menuju salah satu meja. "Okay, kalau gitu kamu duduk di sini. Pesen makan dan aku akan nyanyiin satu lagu, abis itu aku anter pulang."
Elora mengangguk setuju. "Iya,"
Nezar pun berjalan menghampiri kedua temannya yang terlihat masih mengerjakan sesuatu.
"Ben, gue acoustic-an sendiri dulu okay." Ucap Nezar seraya meraih gitar akustik miliknya.
Kemudian Nezar duduk dan tersenyum pada seluruh pengunjung cafe. Dan beberapa yang duduk di lantai atas terlihat menengok ke bawah, menunggu apa yang akan Nezar tunjukkan.
"Cek... Okay, hari ini... Adalah hari yang sangat aku tunggu. Hari dimana suatu hal tak lagi abu-abu." Ucap Nezar seraya mengatur stand mic agar lebih nyaman.
"Kenapaa tuh?" Sahut salah satu pengunjung.
Nezar tersenyum dan, "karena hari ini, seorang gadis dengan hati yang luas kembali menerimaku. Orang yang bahkan sempat membuatnya kecewa. Gadis itu duduk di sana! Elora Salim, terima kasih sayang..."
"Uwwuu!!"
"Nyeseq woy!"
"Yang mana ceweknya... Iri aku..."
"Kenapa yang ganteng pada punya pacar sih!!"
"Rasanya amjinc banget! Patah hati sebelum sempat memiliki,"
"Tadinya gak akan nyanyi, tapi dia yang minta. Dan ini, sebuah lagu dari Reza Darmawangsa 'Yang Kurasa'..." Sambung Nezar.
Selanjutnya hanya ada alunan merdu dari setiap chord gitar yang Nezar mainkan. Suara indahnya seakan memiliki magic, atmosfer seakan berubah warna menjadi pink. Dan para pengunjung seakan di bawa pada dimensi lain. Dimana hanya ada cinta dan kehangatan dari setiap lirik yang Nezar nyanyikan.
I'm in love...
Ini yang yang kurasakan...
I'm in love...
Saat berjumpa dirinya,
Dan ku tatap matanya, tuk ku katakan...
Ku cinta...I'm in love...
Ku pegang erat tangannya...
I'm in love...
Takkan ku lepas s'lamanya...Saat bagian itu, Nezar tak mengalihkan pandangannya dari Elora yang justru sibuk dengan ramyeon-nya di saat yang lain terbawa perasaan oleh kekasihnya. Nezar hanya bisa tersenyum dan gemas dalam waktu yang bersamaan.
Selesai itu semua, Nezar turun dan berjalan menuju Elora yang masih belum selesai makan. Dan seketika semua orang tahu, bahwa gadis itulah yang Nezar maksud.
Nezar mengusap kepala Elora dengan lembut. "Belum selesai?"
Elora menggelengkan kepalanya. "Gak liat?"
Nezar tertawa pelan. "Ya maaf, basa-basi aja."
"Tadi pas aku nyanyi kamu kok gak liatin aku, malah sibuk makan." Keluh Nezar seraya mencebikkan bibirnya pura-pura kesal.
"Lagu kan bisa di denger, Zar."
"Ya ya ya... Ck, kangen Elora yang manja sama aku nih," celetuk Nezar.
Elora menghentikan suapannya.
"Aku udah banyak belajar. Gak baik terlalu bergantung sama orang lain."
Nezar mengangguk paham. Dia benar-benar menyesal dengan apa yang pernah dirinya lakukan.
"Tapi aku kangen kamu yang itu..."
Elora meraih strawberry yang menghiasi strawberry smooth pesanannya.
"Ini, 'a" ucapnya. Nezar pun menerima suapan itu.
"Rasanya gimana?" Tanya Elora.
"Manis. Kayak kamu."
Setelah itu Elora kembali menghabiskan ramyeon miliknya. Membuat Nezar mengernyit heran.
"Udah nyuapin gitu doang?"
Elora mengangguk sebagai jawaban.
"Dih,"
"Udah selesai, aku bayar yah..."
Nezar menggeleng tak setuju. "Gak usahlah, apa sih. Ayo, pulang."
Nezar langsung menuntun Elora keluar dari cafe.
Sesampainya di parkiran, Nezar tak langsung mempersilahkan Elora masuk. Ia justru di samping mobil dan menatapnya dengan intens.
"Apa?"
"Kangen..." Rengek Nezar seraya memeluk Elora.
"Kangen wangi kamu, kangen peluk kamu, kangen cium kamu juga..." Tambahnya.
Elora melepaskan pelukan Nezar. "Semua hal itu udah kamu lakuin hari ini, Zar." Heran Elora.
Nezar terlihat memasang puppy eyes yang dulu sering Elora gunakan jika Nezar sedang marah atau kesal kepadanya.
"Tapi kan yang pas kita gak sama-sama, waktunya lama... Kangen yang itu belum diobatin..."
"Emang lama?"
"Lama lah, 4-5 minggu atau bahkan lebih. Apalagi kamu pindah sekolah..." Rengek Nezar yang kembali memeluk Elora.
"Oh." Sahut Elora.
"Ck, oh doang..."
Elora menjauhkan Nezar dan membuka pintu mobil sendiri. "Terus harus apa?" Tanyanya seraya masuk. "Ayo anterin aku pulang, Zar!"
Nezar pun menyusul masuk ke dalam mobil.
"Yaang, nanti di rumah kamu, aku mampir dulu yah..."
"Mau ngapain? Ada Kak Agam, dia belum tahu kita balikan."
"Gak pa-pa," ucap Nezar dan ia pun mulai memarkirkan mobilnya kemudian berlalu.
Jangan lupa vomment!!
Semoga suka...Find me on IG: wattpad.ditajy
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jealousy Boyfriend
Short StoryCemburuan? Awalnya biasa saja. Namun semakin hari, dia semakin manjadi saja. _______________________ "Aku bukan badut bodoh yang bisa kamu bohongin." Potong Elora yang berhasil membuat Nezar terdiam dengan tangan yang mengepal kuat. Nezar menatap El...