Sedari tadi Taehyung terus merengek kepada kedua orang tuanya supaya diizinkan masuk sekolah. Namun Baekhyun dan Chanyeol dengan tegas menolak.
"Ayolah! Ma, Pa, Tae mau sekolah!" Rengek Taehyung.
"Kamu baru pulang dari rumah sakit Tae, masih butuh banyak istirahat," sahut Chanyeol yang sepertinya sudah lelah mendengar rengekan sang anak.
"Tapi aku sudah baik-baik saja!"
"Tae sayang, besok saja sekolahnya ya?"
Taehyung menggeleng, memasang wajah cemberut. "Tae cuma mau sekolah, kenapa susah sekali?"
"Karena keadaan kamu belum membaik," sahut Chanyeol.
Taehyung menghembuskan napas kasar. "Kalau begitu kapan? Atau saat aku sudah mati baru keadaanku akan membaik?"
"Taehyung!"
Taehyung memejamkan matanya erat, Chanyeol menghentikan tangannya di atas udara.
Tidak, Chanyeol sontak menurunkan tangannya dan menahan tubuh Taehyung yang hampir membentur lantai dengan napas yang terengah-engah.
"Tae." Baekhyun berteriak panik.
"Ambilkan obat Taehyung," pinta Chanyeol.
Tanpa babibu Baekhyun berlari ke kamar Taehyung untuk mengikuti perintah suaminya. Padahal mereka bisa saja menyuruh pelayan yang ada di sana, tapi kepanikan membuat mereka lupa.
Baekhyun kembali, membuka tutup botol obat itu dengan tangan bergetar, kemudian memberikannya pada Taehyung.
Cukup lama menunggu sampai napas Taehyung teratur. Chanyeol memeluk Taehyung erat seraya memohon maaf berkali-kali.
"Tae ingin sekolah," lirih Taehyung.
"Besok ya?"
"Tae mau sekolah, sekarang."
Chanyeol menatap Baekhyun yang menggeleng tidak setuju. "Baiklah."
Baekhyun menatap Chanyeol tajam.
"Papa antar ke kamar ya? Ganti baju setelah itu Papa antar ke sekolah."
Taehyung mengangguk, tubuhnya terlalu lemas untuk menolak.
*
Senyum Taehyung tidak hilang di bibir pucatnya. Senang karena saat ini dia berada di sekolah.
"Hoi! Kim Taehyung!"
Taehyung tersentak kemudian menoleh pada orang yang berbaris di tengah lapangan.
"Ada apa?" Tanya Taehyung ketika sudah di depan Jungkook, si pemanggil.
"Ada apa katamu? Kau itu terlambat, cepat lari keliling lapangan sepuluh putaran."
Taehyung terdiam, dengan keadaannya saat ini dia tidak mungkin melakukannya.
"Cepat!"
"Yang lain saja," pinta Taehyung.
Jungkook berdecak. "Enak sekali kau meminta-minta, aku yang berhak memerintah saat ini, jadi cepat lakukan perintahku!"
"Jungkook." Taehyung menatap Jungkook seolah meminta tolong.
"Ini perintah! Cepat!"
Dengan hembusan napas dan wajah lesu Taehyung mulai berlari mengelilingi lapangan.
"Kook, apa tidak keterlaluan? Kau tidak menghukum kami berlari dan hanya menjemur kami," ucap Jimin.
Gara-gara Jimin bangun kesiangan, dia memang harus menerima resiko di jemur di tengah teriknya matahari. Bahkan jika itu Jungkook, sahabatnya yang menjadi ketua osis.
"Diam kau!"
"Kau tahu Taehyung tidak boleh lelah, kau lupa jika dia punya asma?" Tanya Jimin lagi.
"Diam Park Jimin! Aku tidak peduli mau dia penyakitan, dia salah maka harus di hukum! Dan jangan membela pembunuh sepertinya."
Jimin menatap miris Jungkook. "Kau berubah."
Tbc.
Hiiiii..... sumpah hpku bikin emosi tingkat dewa, padahal dari kemarin-kemarin aku mau up tapi nggak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero O'clock (KOOKV)✔
FanfictionPukul 00.00 Jeon Jungkook kehilangan Kim Taehyung karena kebodohannya sendiri.