PRANG!
"Hiks." Taehyung menggigit bibir bawahnya.
"Wanita sialan beraninya kau bermain-main di belakangku! Kau tidak tahu betapa sulitnya aku mencari uang untuk membahagiakanmu tapi kau malah berkhianat!"
"Ini salahmu! Kau tidak pernah bisa memuaskanku! Yang kau pikirkan hanya kerja kerja dan kerja!"
"Untuk siapa aku bekerja huh? Untukmu brengsek!"
"Tapi aku juga butuh kebutuhan batinku terpenuhi!"
"Kau tidak pernah memintanya!"
"Karena aku tahu kau akan menolak!"
Taehyung berusaha menyembunyikan tangisnya. Menopang tubuhnya pada meja makan.
Rencananya dia ingin ke dapur untuk mengambil minum tapi yang ia temukan adalah pertengkaran orang tuanya.
"CERAIKAN AKU KIM SEOJOON!"
Deg.
Taehyung mematung.
"BAIK AKU AKAN URUS SURAT PERCERAIAN KITA SECEPATNYA!"
"Bagus, dan Taehyung akan ikut denganku."
"Tidak bisa!" Sentak Seojoon.
"Kenapa tidak bisa? Aku ibunya, aku yang melahirkannya."
"Taehyung akan tetap bersamaku, sekarang lebih baik kau pergi dari rumah ini jalang sialan!"
Suara itu akhirnya berhenti. Taehyung melirik jam dindingnya yang menunjukkan pukul 11:30. Seharusnya jam segitu Taehyung sudah lelap dengan nyenyak.
Taehyung menggenggam benda itu. Tatapannya terlihat ragu, tapi suara pertengkaran itu kembali mengusiknya.
Goresan indah tercetak memenuhi tangannya, darah mengalir deras menghadirkan ringisan pelan dari Taehyung, akan tetapi Taehyung merasakan ketenangan.
*
"Mata kamu sembab, ada apa hum?"
Taehyung kembali berkaca-kaca. Kembali mengingat kejadian semalam.
"Hey, kenapa?"
"Hiks Kookie, Mama dan Papa akan bercerai."
Taehyung menangis sesenggukan, Jungkook segera membawanya ke dalam pelukannya.
"Stt, tenang, mungkin ini jalan terbaik."
"Tapi aku tidak ingin mereka berpisah, walaupun mereka tidak pernah peduli padaku tapi aku tidak ingin mereka meninggalkanku."
Jungkook mengusap punggung Taehyung. Mencoba memberikan ketenangan.
"Semua adalah takdir, mungkin Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang baik untukmu dan juga orang tua kamu."
Taehyung mengeraskan tangisnya. Bertahun-tahun Taehyung hidup tanpa kasih sayang, Papanya yang gila kerja, Mamanya yang sering membawa laki-laki ke rumah.
Taehyung mencoba untuk menerima semua itu. Tapi sekarang? Mereka akan bercerai, apa Taehyung juga harus menerimanya.
"Kita sudah sampai," ucap Jungkook.
Taehyung melepaskan diri dari pelukan Jungkook, dia masih sesenggukan.
"Hust, aku tidak suka kamu menangis Taehyung." Jungkook mengusap air mata di pipi Taehyung.
"Tae senyum, kamu tidak ingin mereka bersedih kan?"
Taehyung memasang senyum paksa. "Iya, ayo keluar."
Jungkook dan Taehyung menatap bangunan itu. Panti asuhan, tempat yang tidak pernah diinginkan oleh semua anak.
Tempat dimana anak-anak yang tidak diinginkan dibuang.
"Ayo." Jungkook menggenggam tangan Taehyung.
"Akh."
Jungkook menoleh melihat Taehyung yang meringis. Buru-buru melepas genggamannya saat menemukan noda merah di baju Taehyung.
Jungkook menaikkan lengan baju Taehyung, seketika terkejut melihat goresan panjang yang disetrai darah.
"Apa yang kau lakukan Kim Taehyung?" Tanya Jungkook menggeram.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero O'clock (KOOKV)✔
Fiksi PenggemarPukul 00.00 Jeon Jungkook kehilangan Kim Taehyung karena kebodohannya sendiri.