Taehyung menunduk takut, tatapan tajam Jungkook membuatnya gemetar.
"Kenapa diam?"
"Maaf," lirih Taehyung.
Jungkook menghela napas kasar. "Kenapa kamu lakukan ini? Suka melihat tubuhmu sendiri penuh luka?"
Taehyung tidak menjawab. Taehyung sadar semua yang ia lakukan memang salah, tapi perasaan tenang itu datang setiap goresan menghiasi tangannya.
"JAWAB!"
Taehyung tersentak, melangkah mundur dan menatap takut pada Jungkook.
"Kenapa aku lakukan ini?" Taehyung terkekeh. "Aku tidak tahu Jungkook, aku tidak tahu. Tapi aku suka, karena ini membuatku tenang."
"Kau masih punya aku tempatmu menyampaikan keluh kesahmu! Apa kamu pikir aku tidak sakit melihat luka-luka itu?"
Jungkook benar-benar tidak habis pikir dengan Taehyung. Apa dia sudah tidak menganggap Jungkook sebagai bagian penting dari hidupnya?
"Aku tidak ingin terus bergantung padamu, aku tidak ingin merepotkanmu terus menerus."
"Siapa yang mengatakan kau merepotkan huh?"
"T-tidak ada, tapi aku hanya merasa."
"Kau benar-benar!" Jungkook menggeleng pelan.
Jungkook berjalan menuju mobilnya, masuk dan menghidupkannya. Meninggalkan Taehyung sendirian di gerbang panti asuhan.
Taehyung menatap sendu mobil yang menjauh itu. "Kookie, aku lelah terus berada di dunia ini."
*
Satu jam Taehyung berada di tempatnya, berharap Jungkook akan datang menjemputnya. Namun nihil.
Dengan hembusan napas kesal Taehyung berjalan pulang.
"Taehyung!"
Sontak Taehyung menoleh, dan terkejut sekaligus senang. "Mama."
"Kamu sedang apa di sini?"
"Aku mau pulang," jawab Taehyung.
"Mau ikut Mama sebentar? Ada yang ingin Mama bicarakan."
Taehyung menatap ragu, pasalnya dia masih takut dengan kedua orang tuanya semenjak pertengkaran itu.
Taehyung mengangguk pelan. Jieun menggandeng Taehyung masuk ke dalam mobil.
"Hmph!"
Taehyung berusaha melepaskan kain yang menutupi jalur pernapasannya. Taehyung menatap memohon pada Mamanya yang tengah tersenyum puas.
Perlahan Taehyung melemas, hal itu membuat Jieun tersenyum senang.
"Jadilah anak baik," bisik Jieun.
"Berapa harganya?" Tanya Jieun pada lelaki yang ada di balik kemudi.
Laki-laki itu meneliti Taehyung dari atas hingga bawah, senyum miring tercetak di bibirnya. "Tiga milyar."
Bola mata Jieun membulat. Wah, kalau tahu Taehyung akan semahal itu sudah dari dulu dia menjualnya.
"Oke, sekarang transfer dan kau boleh membawanya."
Laki-laki itu pun mentransfer uang senilai yang ia sebutkan.
Jieun tersenyum puas. "Senang bekerja sama denganmu."
Jieun pun keluar dari dalam mobil, meninggalkan Taehyung dengan laki-laki asing itu.
"Cih, ternyata kau berguna juga Taehyung. Pokoknya aku harus memenangkan sidang itu supaya kau bisa tinggal bersamaku."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero O'clock (KOOKV)✔
Fiksi PenggemarPukul 00.00 Jeon Jungkook kehilangan Kim Taehyung karena kebodohannya sendiri.