Yoongi melempar ponselnya kencang hingga membentur tembok. Semuanya langsung diam seketika.
"Sial!"
"Oppa kau kenapa?"
"Taehyung brengsek itu terus saja menempeli Jimin, membuatku muak!"
"Sepertinya dia harus diberi pelajaran," sahut Hoseok.
"Aku punya ide!" Cetus Lisa dengan senyum lebar, tanpa mereka tahu seringaian Lisa tunjukkan.
'Penderitaanmu belum berakhir Taehyung.'
*
Taehyung menatap malas pada bubur yang ada di depannya. Tidak bisakah dia makan makanan enak? Setidaknya ramyeon terdengar lebih baik daripada bubur atau sayuran hijau ini.
"Mama, Tae tidak suka."
Baekhyun menghela napas pelan. "Ini enak lho, Mama masaknya pakai cinta."
Taehyung cemberut. "Enak pakai cinta," nyinyir Taehyung.
"Eh dikasih tau malah ngeledek."
"Hambar Ma," sahut Taehyung.
"Terus maunya makan apa?" Tanya Baekhyun.
"Ramyeon? Tteokboki? Atau apa aja yang penting enak, bukan bubur atau sayur."
"Samgyetang mau?"
Taehyung langsung berbinar. "Mau!"
"Ya sudah kamu tunggu Mama masakkan dulu."
Taehyung mengangguk semangat.
Selesai makan Taehyung kembali ke kamarnya dibantu Baekhyun. Setelah Baekhyun pergi Taehyung meraih ponselnya yang ada di atas nakas.
Bola mata Taehyung membuat seketika karena si pengirim pesan.
Yoongi hyung: Taehyung aku ingin bertemu denganmu, temui aku di cafe biasa.
Ada apa? Kenapa Yoongi ingin bertemu dengannya.
'Baik Hyung.'
Setelah mengetik balasan Taehyung buru-buru bangkit dan mengambil tasnya, menghiraukan rasa nyeri pada kakinya. Dia senang sekali karena akhirnya Yoongi mau bertemu dan berbicara dengannya.
"Ma!"
Baekhyun menoleh dan menatap bingung. "Kamu mau kemana?"
"Em ... Tae izin sebentar ya? Aku ada janji sama teman."
"Sama Jimin?"
Taehyung menggeleng.
"Jangan ya, ini sudah malam ketemunya besok saja."
"Ma ayolah, cuma sebentar kok."
Baekhyun merasa khawatir pada Taehyung. Perasaan seorang Ibu pada anaknya tidak pernah salah kan?
"Tae, ini sudah malam, tidak baik buat kesehatan kamu."
Taehyung berdecak. "Aku janji akan baik-baik saja, aku mohon cuma sebentar."
Melihat sang anak yang memohon membuat Baekhyun tidak tega, dengan berat hati dia mengangguk dan hal itu membuat Taehyung memekik senang.
*
Taehyung sudah sampai di cafe yang Yoongi maksud. Sebenarnya cafe ini milik Seokjin. Dulu mereka sering nongkrong di sini sepulang sekolah. Iya, dulu sebelum masalah itu datang.
"Hyung," panggil Taehyung pada Yoongi yang tengah tertawa dengan dua orang lainnya yang tidak Taehyung kenal.
"Kau lama," ucap Yoongi datar.
"Maaf."
"Tidak apa-apa, kita tetap bisa bersenang-senang malam ini," sahut salah satu dari pemuda itu.
Yoongi tersenyum. "Kau benar. Taehyung duduklah."
Taehyung duduk di samping Yoongi, wajahnya benar-benar risih dengan bau yang menyengat hidungnya.
"Jadi, hyung ingin bicara apa denganku?"
Yoongi tersenyum mendengar pertanyaan Taehyung. "Aku hanya ingin mengajak mu bersenang-senang."
Taehyung berusaha tersenyum meski merasa aneh dengan Yoongi yang tiba-tiba bersikap baik.
"Mau minum?" Tanya Yoongi.
"Hyung tau kan aku ti-"
"Oke, ayo minum," sahut Yoongi memotong perkataan Taehyung.
"Hyung." Taehyung mulai gelisah.
"Ayo Taehyung, kau tidak akan mati hanya karena meminum segelas alkohol."
Taehyung menggeleng. Berusaha memberontak ketika dua laki-laki itu memegang tangannya.
"Minum Taehyung!"
Taehyung menggeleng keras.
Yoongi berdecak kesal, dia mencengkeram dagu Taehyung dan meminumkan dengan paksa alkohol tersebut.
"Bagaimana? Tidak terlalu buruk kan?" Tanya Yoongi dengan senyum puas.
Taehyung terdiam, pusing datang menyerang bersamaan dengan rasa sakit pada jantungnya.
"Jadi ini yang kau inginkan," lirih Taehyung. "Kenapa hyung?"
"Itu karena kau terus saja menempeli Jimin! Dia itu kekasihku Taehyung!"
"Jimin sahabatku hyung, apa tidak boleh seorang sahabat berdekatan? Dulu bahkan Jimin pernah mencium pipiku, tapi kau tidak marah."
"Itu berbeda!"
Taehyung menarik napas kasar saat rasa sesak menghujamnya. "Berbeda karena aku pembunuh?"
Yoongi terdiam.
"Terima kasih hyung," ucap Taehyung kemudian melangkah deng terseok-seok meninggalkan cafe tersebut.
Uhuk uhuk ugh.
Taehyung terus terbatuk, bahkan dia tidak peduli jika batuknya itu membuat darah muncrat dari mulutnya. Hatinya terlalu sakit karena perlakuan salah satu orang berharga di hidupnya.
Sampai dia sudah tidak bisa menopang tubuhnya, rasa sakitnya kini berkali-kali lipat dari sebelumnya. Sebelum mata itu benar-benar tertutup Taehyung dapat mendengar pekikan seseorang.
"Tuan muda!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero O'clock (KOOKV)✔
FanfictionPukul 00.00 Jeon Jungkook kehilangan Kim Taehyung karena kebodohannya sendiri.