"Kenapa melamun hm?" Tanya Baekhyun.
Taehyung menggeleng seraya tersenyum.
"Jangan pikirkan yang berat-berat, kamu bisa cerita sama Mama dan Papa," sahut Chanyeol yang berkutat dengan koran.
"Tae merasa bersalah karena mengusir Jimin kemarin," balas Taehyung.
"Tae mau minta maaf pada Jimin?" Tanya Baekhyun.
Taehyung menatap Baekhyun ragu. "Tae takut Jimin tidak mau memaafkan Tae."
Baekhyun mengulas senyum tipis. "Jimin tidak begitu, kemarin saja Jimin bilang merasa bersalah dan berpikir kalau Tae benci dia."
Taehyung menggeleng pelan. "Tae tidak benci, hanya takut Jimin peduli karena kasihan pada Tae yang penyaki-"
Baekhyun meletakkan jari telunjuknya di bibir Taehyung, meminta Taehyung untuk tidak mengungkit hal itu.
"Jimin kan sahabat Tae. Apa dia tidak boleh peduli pada sahabatnya sendiri?"
Taehyung terdiam. Andai saja Baekhyun tau jika sahabat yang dimaksudkan kini membencinya, termasuk Jungkook orang yang selalu menjaganya tapi kini berbalik menyakitinya.
"Jimin akan ke sini nanti setelah pulang sekolah, jadi nanti Tae minta maaf ya? Mama tidak suka kalian berantem."
Taehyung hanya memberikan anggukan ragu.
*
Sorenya Jimin benar-benar datang ke rumah sakit. Meski takut kembali diusir Jimin coba memberanikan diri.
“Jimin,” panggil Taehyung pelan.“ku mohon jangan mengusirku lagi,” ucap Jimin.
“Maaf,” sahut Taehyung membuat Jimin terkejut. “Maaf karena mengusir mu.”
“Jangan meminta maaf Taehyung, kau tidak salah.” Jimin mendekat dan menggenggam jemari Taehyung.
“Tapi aku mengusirmu,” lirih Taehyung. Suaranya benar-benar pelan sampai Jimin harus menajamkan pendengarannya.
“Anggap saja itu balasan karena aku pernah membencimu.”
Taehyung terdiam sesaat kemudian mengangguk pelan. “Tae rindu Jimin.”
Jimin terkekeh kemudian mengacak rambut Taehyung. Sementara Taehyung mencebik.
“Aku juga rindu.”
Taehyung tersenyum senang. Andai saja keadaannya memungkinkan, dia pasti sudah memeluk Jimin erat.
“Kau sudah makan?”
Taehyung mengangguk. “Sebelum kau ke sini, aku sudah makan disuapi Mama.”
Jimin gemas sekali. Ingin mencubit pipi Taehyung tapi masker oksigen itu menghalangi niatnya. Jimin teringat gelang yang ia temukan tadi pagi. Dikeluarkannya dari saku lalu ia sodorkan pada Taehyung yang menatap bingung.
“Ini apa?”
“Kau pernah melihatnya tidak?”
Taehyung mengambil gelang itu kemudian meneliti. “Eh.”
“Kau pernah melihatnya?” Tanya Jimin antusias ketika melihat raut wajah Taehyung.
“Bukankah ini milik Jungkook?”
“Hah?” Jimin menganga. “Jungkook tidak mungkin memakai gelang berwarna pink Taehyung.”
Taehyung terdiam. Jika diingat lagi memang gelang ini terlihat mirip dengan milik Jungkook tapi bedanya milik Jungkook berwarna hitam.
“Kau benar, milik Jungkook kan berwarna hitam,” gumam Taehyung.
“Nah, tapi kau yakin tidak pernah melihat orang lain memakainya selain Jungkook?”
“Em, sebenarnya ini gelang couple, Jungkook pernah mengatakan jika gelang ini sebagai bukti tanda persahabatannya dengan Lisa.”
Jimin terkejut mendengar itu. Mungkinkah? Jimin tidak boleh gegabah. Iya, dia harus menyelidikinya.
“Tapi kau dapat dari mana gelang ini?” Tanya Taehyung.
Jimin tidak mungkin memberitahu Taehyung dan membuat Taehyung syok dan berakibat fatal pada jantungnya.
“Em, aku membelinya, rencananya aku ingin memberinya pada Yoongi hyung tapi gelang ini terasa familiar makanya aku bertanya.”
Taehyung hanya berohria.
Jimin menghela napas lega. Untung saja Taehyung percaya.
TBC
Sesuai janjiku aku bakal up 3 Chapter hari ini, jadi tinggal 1 Chapter lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero O'clock (KOOKV)✔
FanfictionPukul 00.00 Jeon Jungkook kehilangan Kim Taehyung karena kebodohannya sendiri.