"Catat waktu kematiannya, Kim Taehyung pukul 00.00."
Dokter keluar dari dalam ruangan itu, semua langsung mendekati.
"Mohon maaf, Tuan Taehyung tidak bisa kami selamatkan, dia dinyatakan meninggal pada pukul 00.00"
"KALIAN BOHONG! KATAKAN KAU JUGA IKUT MENIPUKU!" Jungkook meremat baju Dokter itu.
"SIALAN! KATAKAN TAEHYUNG HANYA BERCANDA!"
Jungkook benar-benar mengamuk membuat mereka menjadi tontonan. Untung Dokter menyuntikkan obat bius untuknya.
*
Seminggu berlalu setelah Taehyung disemayamkan. Semuanya berubah, Baekhyun yang setiap hari menangis di kamar anaknya, Chanyeol yang menjadi gila kerja.
Jimin yang menyalahkan diri, Yoongi yang semakin bersikap dingin. Seokjin yang selalu menatap bangku Taehyung, Namjoon yang terlihat baik-baik saja namun ikut menyalahkan diri dan Hoseok yang sudah tidak seceria dulu.
Namun berbeda dengan Jungkook yang setiap hari terlihat bahagia. Mereka melihat perubahan Jungkook itu merasa sedih, kadang mereka muak melihat tingkah Jungkook.
"Tata ingin Juju nyanyi lagu apa?"
"..."
"Euphoria?"
Jungkook bernyanyi dengan suara merdu, dengan senyum yang mengembang dan tatapan yang terus tertuju pada ruang kosong.
"Juju sangat mencintai Tata," ucapnya.
Namun sontak dia menangis histeris. Taehyung yang ia lihat tiba-tiba menghilang.
"Kapan Jungkook akan sadar bahwa itu hanya khayalannya saja," gumam Hoseok.
Semua menatap sendu. Bahkan ketika dokter menyuntikkan obat penenang setiap kali Jungkook mengamuk, tidak ada yang ingin menghentikannya.
'Jungkook, kenapa kau seperti ini, aku kecewa padamu.'
Jungkook tersentak dari tidurnya. "Taehyung! Taehyung! Kau dimana?!"
"Jeon Taehyung! Tata!"
'Lompatlah.'
Jungkook menoleh untuk mencari suara yang memintanya untuk melompat.
'Lompat, cepat lompat.'
Jungkook menatap dalam diam jendela yang terbuka lebar.
'Apa lagi yang kau pikirkan? Ayo lompat!'
BRUKK!!!
"AAAA!!!"
Cut!
"Kookie!" Taehyung berlari menghambur pelukan Jungkook.
"Hei kenapa menangis?" Tanya Jungkook panik.
"Takut, Kookie lompatnya tinggi sekali."
Jungkook terkekeh pelan lalu mengusak rambut Taehyung yang sudah agak memanjang. "Kan sudah ada pengamannya sayang."
"Huhu, takut," tangis Taehyung.
"Cup cup cup." Jungkook membenamkan Taehyung pada dada bidangnya.
"Awas saja, aku akan membuat perhitungan pada Irene noona."
"Kenapa harus membuat perhitungan padanya?"
"Aku kesal Kookie, kenapa ceritanya harus sesedih itu? Terus kenapa juga harus pakai nama kita, menyebalkan."
Jungkook tersenyum pelan. "Ingin tahu sesuatu?"
"Apa?"
"Cerita ini dibuat oleh Irene noona, berawal dari mimpiku."
Taehyung tersentak dan menoleh. Tanpa aba-aba memukul Jungkook kencang.
"Aw! Sakit sayang!"
"Biar! Kookie jahat! Kenapa bermimpi seperti itu?"
"Namanya juga mimpi mana aku tahu akan seperti itu."
"Pokoknya aku kesal!" Taehyung meninggalkan Jungkook dengan menghentak-hentakkan kakinya.
"Tae sayang!"
"WOI CEPAT KE SINI!"
Keduanya berjalan mendekat.
"Terima kasih atas kerja samanya, saya berharap film ini akan menjadi film terlaris sepanjang masa."
"Yeay akhirnya syuting selesai! Lelah aku tuh jadi orang jahat," ucap Lisa dengan senyum lebar.
"Tapi kau cocok loh."
Lisa melirik Hoseok sinis. "Enak saja!"
*
"Kau masih marah?" Bisik Jungkook pada telinga Taehyung.
Taehyung memanyunkan bibirnya. "Kookie jahat."
Jungkook terkejut karena Taehyung benar-benar menangis. "Sayang, kenapa menangis hum?"
"Aku tidak suka mimpi Kookie."
Jungkook membenarkan. "Kookie juga tidak suka, jangan dipikirkan lagi."
"Tapi bagaimana kalau itu benar terjadi?"
Jungkook menggeleng. "Tidak akan pernah."
End dengan gajenya.
Paipai, cerita ini udah selesai. Maaf nggak bisa bikin sad ending, karena aku sukanya Kooktae bahagia selalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero O'clock (KOOKV)✔
FanfictionPukul 00.00 Jeon Jungkook kehilangan Kim Taehyung karena kebodohannya sendiri.