Amanat Terakhir Riama

208 19 1
                                    

Rico dan Melody akhirnya tiba di Bandara. Masih ada waktu 1 jam lagi sebelum pesawat akan berangkat. Waktu yang tersisa mereka gunakan untuk ngobrol di cafe yang ada di bandara. Setelah memesan espresso untuk Rico dan vanila latte untuk Melody disertai chesee cake merekapun mulai menikmati pesanan mereka.

"Mel...jaga diri baik- baik ya. Inget disini ada pacar yang nungguin!" kata Rico sambil menatap wajah cantik yang ada dihadapannya.  Melody menatap wajah pria yang ada dihadapannya itu. Mulai deh mulut pedes si koko. Kayak sambel uleknya bik Inah deh. Kalau si koko lagi gini enaknya dikerjain kali ya 😁.

"Iya ko...kalau inget!"

"Melody!" tegur Rico gemes.

"Iya...iya... masak aku lupa sih sama pak guru yang ganteng!" goda Melody sambil mencubit pipi Rico gemez.

"Kalau udah nyampek hubungin aku ya!"

"Siap pak pacar!"

"Kamu gemesin banget sih!" Rico mencubit pipi Melody yang imut.

"Ayo Mel dihabisin makanannya. Udah mau take off loh! " Melody pun cepat-cepat menghabiskan cheese cake miliknya.

"Ko...aku berangkat ya. Jangan nangis!" ujar Melody sambil memeluk Rico erat. Baru kali ini dia bisa memeluk orang yang saat ini sangat disayanginya itu. Cowok tampan bermata sipit dengan senyuman yang manis. Rico juga membalas pelukan itu. Di ciumnya aroma rambut Melody yang wangi.  Membayangkan akan berpisah selama beberapa hari saja dengan Melody membuat moodnya perlahan-lahan mulai anjlok.

" I will miss you Melody Renata," ucap Rico sambil memandang mata Melody, membuat dirinya jadi malu.

" Aku pamit ya ko. Bye...!"

Melody melangkah masuk meninggalkan Rico yang masih berdiri termenung. Entah mengapa ada setitik rasa khawatir dihatinya untuk Melody saat ini. Bukan khawatir akan terjadi kecelakaan atau yang lain. Tapi rasa takut akan kehilangan Melody sebagai pacarnya. Tapi entahlah, mungkin ini hanya perasaannya doang karena harus berpisah dengan Melody.  Rico sendiri nggak bisa menterjemahkan perasaannya saat ini.  Semoga semuanya baik-baik aja ya Tuhan. Baru juga mereka pacaran. Masak udah ada aja yang menghalangi.  Tak berapa lama kemudian Ricopun beranjak dari tempatnya dan langsung menuju ke sekolah.

Saat ini pesawat yang ditumpangi Melody sudah tiba di bandara Kualanamu Medan. Tadi sebelum masuk pesawat, mamanya mengatakan lewat wa bahwa Lucas yang akan menjemputnya di Bandara. Untung aja Melody nggak menaruh barang di bagasi sehingga dia bisa langsung menuju ke pintu keluar. Melody tengah celingak celinguk mencari Lucas. Tapi yang dicari belum juga nongol.

"Ihh...mana sih, kok belum datang! Nggak tau apa kaki aku udah pegel ini!" desisnya geram. Akhirnya Mel memutuskan untuk mencari tempat untuk meletakkan bokongnya karena kakinya udah pegel banget. Melody mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan ke Rico.

"Hallo pak pacar...aku udah nyampek di bandara Kualanamu Medan. Tapi yang jemput belum datang juga jadi bengong deh! Mana nggak ada cowok cakep lagi buat cuci mata".

Nggak berapa lama terdengar bunyi notifikasi di ponselnya. Melody membukanya. Ternyata balasan dari Rico.

"Ingat Mel, udah punya pacar! Jangan macem- macem disana! Btw kamu jangan kemana- mana ya, tunggu aja yang jemput. Mungkin kena macet makanya telat. Okey? Bye sayangnya koko. Aku mau ngajar lagi ya!"

Melody membaca pesan Rico sambil senyam- senyum kayak habis nerima angpao lebaran aja.

"Ko...udahan dulu ya, nanti aku kabarin lagi".

Melody mengipas-kipaskan tangannya didepan wajahnya. Cuaca di Medan sangat panas, beda dengan di Bandung yang sejuk. Tak berapa lama terdengar ponselnya berbunyi. Mel membuka pesan dari Rico.

Pariban, I Love You ( Complete).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang