Akhirnya mobil yang mereka naiki tiba dirumah sakit. Rico dibawa keruang IGD dan diperiksa. Para dokter dan perawat sibuk menolong Rico. Memeriksa tanda vitalnya, tensi, denyut nadi, pernafasan. Melakukan pijat jantung, kejut jantung tapi kenyataan berkata lain. Seorang perawat membuka pintu ruang IGD dan menghampiri Melody."Keluarga pasien Rico?" tanya perawat.
"Ya suster!" jawab Melody lemas.
"Mbak para dokter sudah berusaha tapi pak Rico nggak bisa diselamatkan karena tulang dada pasien patah dan mungkin melukai organ dalam ditambah lagi pasien kehilangan banyak darah," kata sang perawat menjelaskan.
Melody tergugu ditempatnya hanya air mata yang tak hentinya mengalir. Rico benar-benar sudah pergi, pergi untuk selamanya. Melody menerobos masuk keruang IGD. Diatas brankar terbaring kaku tubuh lelaki yang sangat dicintainya. Rico tampak seperti orang yang sedang tidur. Hanya saja ada beberapa luka yang menghiasi wajah dan tubuhnya. Perawat sudah membersihkan tubuh Rico dan membalut lukanya. Melody teringat saat- saat terakhir ketika Rico menghembuskan nafas terakhir di pangkuannya...dipelukannya. Ya...Rico pergi dipangkuan Melody.
Melody menatap wajah pucat Rico. Cinta pertamanya. Sekarang selesailah sudah semuanya. Kisah cintanya dengan Rico direnggut begitu saja dari padanya. Dia pergi, selamanya...
Melody memeluk tubuh itu dan menangis di dada pria itu. Menangis sejadi-jadinya sampai dia puas. Setelah itu diangkatnya kepalanya. Ditaruhnya tangannya di pipi pria itu."Selamat jalan ya sayang...tidurlah dengan damai," bisik Melody seakan Rico bisa mendengar apa yang dikatakannya. Seorang perawat mendekati Melody.
"Mbak, kami menemukan ini disaku pasien. Mohon diterima," perawat itu memberikan sebuah amplop, dompet dan ponsel Rico kepada Melody.
" M...makasih suster," kata Melody tergugu. Diterimanya barang kepunyaan Rico. Sambil menunggu perawat menyiapkan jenazah Rico, Melody membuka ponsel Rico. Tapi ternyata ponselnya di screen lock. Melody berpikir kira-kira Rico pakai nomor apa sebagai screen locknya. Melody kemudian mencoba memasukkan angka tanggal lahir Rico tapi tak bisa juga. Melody hampir putus asa karena nggak bisa menghubungi keluarga Rico. Akhirnya Melody coba memencet tanggal lahirnya. Ternyata benar! Rico membuat kode screen locknya memakai tanggal lahir Melody.
"Ah...koko kamu itu so sweet banget...
hik...hik..." air mata Melody menetes. Melody menghapus air matanya. Dia berjalan keluar ruangan. Bapak yang mengantarkan mereka masih ada diluar menunggu Melody. Begitu melihat Melody keluar ruangan dengan muka sembab, sang bapak mendekati Melody."Yang sabar ya neng. Tuhan lebih sayang sama dia". Ya, bapak itu memang sudah tau kalau Rico sudah pergi untuk selamanya. Dia tadi sempat bertanya kepada perawat.
"Makasih ya pak. Pak...saya mau minta tolong".
"Tolong apa ya neng?" tanya bapak itu.
"Pak...saya minta tolong sama bapak supaya nelpon kerumah keluarga pacar saya itu. Soalnya keluarganya nggak suka sama saya pak. Nanti kalau saya yang telpon bisa salah paham," kata Melody.
"Ya deh neng. Mana nomornya biar bapak hubungin," kata bapak itu. Untung aja bapak itu baik banget. Melody langsung memberikan nomor Hanna yang ada di ponsel Rico.
"Hallo...apa benar ini ibu Hanna orangtuanya mas Rico?"
"...."
"Buk, saya Burhan yang membawa anak ibu ke rumah sakit. Saya mau memberitahukan kalau mas Rico mengalami kecelakaan dan saat ini berada dirumah sakit Mitra Husada," kata bapak itu.
"...." . Pak Burhan pun mengakhiri sambungan teleponnya.
"Makasih ya pak Burhan. Udah nolongin saya disaat seperti ini. Saya nggak bisa membalas kebaikan bapak. Makasih," kata Melody sambil menjabat tangan Burhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pariban, I Love You ( Complete).
RomanceKeinginan Riama, untuk menjodohkan Lucas dan Melody mendapat penolakan dari kedua cucunya itu. Lucas sang play boy tak ingin dijodohkan dengan paribannya, Melody yang cuek dan tomboy. Demikian juga dengan Melody yang akhirnya jatuh cinta kepada wali...