Lana POV
Obrolan ringan kami berlanjut sampai makanan yang kami pesan datang, aku tak menyangka bahwa Agatha seseorang yang menyenangkan untuk di ajak mengobrol ringan seperti ini, aku kira dia seorang yang irit bicara mengingat sikapnya yang kaku setiap berhadapan dengan ku namun ternyata siang ini aku menemukan sisi lain dari dirinya.
kami menikmati nya dengan sendagurau yang kadang menyelinginya, bahkan aku tak sungkan untuk tertawa ketika dia menceritakan cerita lucu saat pertama kali bekerja di kantor, ah seperti nya aku tak salah memilih teman berbincang saat ini.
"Agatha" panggil ku saat makanan di depan kami sudah habis masuk ke dalam perut.
"Iya lan" hum lihat bahkan kita sudah seperti teman akrab karena dia sudah berani memanggil ku seperti itu.
"Apa kamu sudah punya pacar?" Tanya ku hati-hati karena takut menyinggung nya, dia hanya menatap mataku lalu tersenyum.
"Hum, mungkin jika pacar, aku rasa tidak punya tapi aku mempunyai seseorang yang aku sukai" jawabnya sambil memutar-mutar cangkir vanilla latte nya yang berada di tatakan.
Mata kami saling terkunci beberapa detik, ada debaran aneh yang kini menjalar di dada ku, apakah aku mulai mencintai Agatha? Ah tidak cinta dan hati ku hanya untuk Rista, aku tak boleh jatuh cinta kepada nya.
Aku pun mengalihkan pandangan ku keluar jendela, suasana hari ini tidak terlalu terik dari hari-hari sebelumnya, terlihat beberapa pejalan kaki berlalu lalang bahkan aku bisa melihat beberapa orang gadis berseragam SMA sedang berjalan entah kemana sambil bercanda tawa, aku tersenyum melihat nya aku jadi teringat kenangan SMA ku dulu bersama Rista, ah aku jadi ingin bertemu, mungkin nanti aku akan menemuinya.
" lan, kayanya waktu istirahat sebentar lagi habis" kata Agatha yang berhasil membuyarkan lamunanku.
"Hum, apa kamu akan ke kantor sekarang?" Tanya ku ambigu karena aku tidak tau lagi harus berkata apa sedang kan Agatha hanya tersenyum kecil.
"Engga aku ke kantor Minggu depan" tuturnya sambil meminta bill kepada pelayanan dan sebelum dia membayar aku membayar nya duluan, awalnya dia menolak tapi aku mengatakan bahwa aku yang mengajak nya makan siang dan anggap saja itu sebagai ucapan terimakasih karena telah mau menemani ku makan siang.
Setelah membayar kami pun kembali ke kantor lalu fokus pada pekerjaan kami masing-masing tidak ada pembicaraan ringan kami lagi bahkan sampai waktu pulang aku hanya melihat nya sekali itu pun saat dia memberikan jadwal meeting untuk besok.
*******
Rista POV
Ruangan ini masih tetap sama seperti 2 minggu yang lalu saat pertama kali aku kesini, tapi entah mengapa akhir-akhir ini ruangan ini begitu sepi hanya ada perawatan dan Novi yang sesekali menemani ku, tapi untunglah besok aku sudah boleh pulang.
Lembayung senja kini mulai menampakkan diri sang jingga pun telah hadir dengan segala pesona nya, awan pun tak ingin ketinggalan memeriahkan sore ini "tuhan terimakasih karena aku masih di ber waktu untuk melihat keindahan ciptaan mu ini" gumamku.
Tiba-tiba pintu terbuka, aku memalingkan wajah untuk melihat siapa yang datang, seorang gadis melangkah mendekati ku setelah ia menutup pintu sebelum nya, aku tersenyum melihat orang yang aku rindukan akhirnya menemui ku setelah beberapa hari menghilang.
Seperti nya ia baru pulang kerja terlihat dari jas abu dengan kemeja putih dan celana yang senada dengan jas yang di kenakan nya.
Dia berjalan mendekat kepada ku dan menaruh sekeranjang buah di atas nakas di samping ranjang, dan aku hanya mengikuti setiap pergerakan nya hingga dia duduk di sebuah kursi di samping kanan ranjang yang di sediakan rumah sakit.
Keheningan menyelimuti kami beberapa saat, suasana canggung kini mendera, aku benci suasana ini yang aku mau suasana hangat yang di sertai obrolan ringan saat dia datang bukan suasana hening dan canggung seperti ini. Aku masih bergelut dengan pikiran ku, ku lirik dia juga begitu, kepalanya tertunduk dan dia memainkan jarinya.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya ku akhirnya menyerah dengan segala ego dan keangkuhan diri karena suasana yang semakin membuat ku tak nyaman.
"Hum baik" jawab nya singkat padat dan jelas dengan kepala yang masih tertunduk, apakah dia sedang ada masalah? Apakah masalah itu yang membuat nya tak mengunjungi ku 3 hari ini?.
Jujur saja aku khawatir dengan keadaan nya saat ini dia bukan Lana ku, aku meraih tangan nya dan aku menggenggam nya erat, aku ingin dia tau aku selalu ada untuk nya dalam keadaan apapun sekali pun itu keadaan tersulit nya.
Kepala nya menengadah menatap ku dan ku sajikan senyum termanis ku kepada nya, lalu dia pun ikut tersenyum walaupun aku tau itu sebuah senyuman dengan sejuta luka yang ia simpan dan coba sembunyikan.
"Rista" panggil nya dengan suara yang berat dan helaan napas yang dalam.
"Iya lan" timpal ku masih dengan menatap matanya dan menggenggam erat tangan nya yang sesekali ku usap dengan jempol tangan ku.
"Apa kau mencintaiku?" Tanya nya singkat dan tu the points.
"Apa kamu meragukan ku Lana?" Aku balik bertanya karena aku cukup tak mengerti dengan pertanyaan nya itu.
"Siapa laki-laki itu?" Bukan menjawab pertanyaan ku namun ia kembali bertanya.
"Laki-laki mana, Lana?" Tanya ku lagi frustasi.
"Laki-laki yang mencium mu waktu itu" Deg, aku tersentak dengan pernyataan nya, dunia seakan berhenti saat ini apa dia sudah tau yang sebenarnya? Aku memejamkan mata, menghirup napas dalam, mungkin ini saatnya dia tau.
Bersambung
Hahaha gantung ya, maaf sengaja😄

KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy
Roman d'amourBagi kalian yang Homophobia dan di bawah umur hati-hati karena cerita ini mengandung unsur Yuri dan pornografi.. dosa tanggung sendiri ya (author ga tanggung jawab Poko nya😄😄)