Lana POV
Aku membuka mataku saat mendengar suara pintu terbuka dengan kasar. Mataku mengerjap beberapa kali, kamar ini masih gelap namun lampu dari kamar mandi menyala, membuat kamar remang-remang.
Aku meraba-raba samping kasur, mencari keberadaan Rista, tidak ada.
Apa dia muntah-muntah lagi?Aku bangkit dari kasur, memaksakan mataku yang masih sangat mengantuk untuk terbuka sepenuhnya. Aku berjalan ke arah kamar mandi, hendak menghampiri Rista. Mungkin dia membutuhkan bantuan ku untuk memegangi rambutnya agar tidak terkena muntahan dan memijit tengkuknya seperti sebelum-sebelumnya, setiap dia muntah.
Kasihan sekali rasanya melihat gadis yang aku cintai muntah-muntah seperti itu, jika bisa aku akan memindahkan mual-mual nya kepada ku tak apa biar aku saja yang muntah-muntah, setidaknya itu lebih baik dari pada melihat Rista menderita setiap kali harus memuntahkan semua isi perut nya.
Aku mendengar suara gemericik air saat aku hampir sampai di ambang pintu.
Celklek..
Pintu terbuka tepat saat aku berada di depan pintu.
"Eh, ya tuhan" pekik Rista terkaget. Tangan nya mengelus dada dan mata birunya melotot.
"Ya ampun Lana, kamu mengagetkan ku" Rista berjalan ke arah tempat tidur kami, aku mengikutinya.
"Kamu muntah-muntah lagi?" Aku ikut duduk di tepi ranjang tepat di sampingnya.
"Tidak, aku hanya pipis" Rista menggenggam tanganku dan menyandarkan kepalanya di bahuku.
"Apa aku membangun kan mu?" Tanyanya. Aku menggeleng.
"Maaf lain kali aku akan lebih berhati-hati agar tidak berisik" aku hanya menghela nafas mendengar permintaan maafnya, sungguh aku tidak pernah terganggu ataupun keberatan saat harus terbangun tengah malam karena mendengar suara pintu terbuka atau suara muntahan atau yang lainnya. Aku hanya merasa sangat khawatir.
"Rista, jangan minta maaf lagi. Sudah berapa kali ku bilang jika kau mual-mual lagi atau jika kau butuh sesuatu bangunkanlah aku, jangan buat aku khawatir saat aku terbangun kau tidak ada di sisiku"
"Maaf"
Hah.... minta maaf lagi.
"Sudahlah, tidur lah lagi seperti nya ini masih terlalu malam untuk bangun pagi" aku menuntun nya berbaring lagi di ranjang.
"Pelukkkkkk" rengeknya manja, sambil merentangkan tangan.
Aku tersenyum. Lalu ikut membaringkan tubuh di samping nya, tangan kanan ku langsung memeluk pinggang nya, sedang tangan kiri ku di gunakan bantalan kepala Rista.
"Sayang aku sekarang jelek ya?"
Aku tersentak,
"Hah maksudnya?" Aku tidak mengerti, sungguh.
"Aku sekarang jelek, gendut, kucel, argghhhh ga ke urus banget badan aku yang"
Tangan kiri ku membelai lembut puncak kepalanya. Ku eratkan pelukan ku.
"Memang nya jika kamu jelek, gendut, kucel, dan badan kamu ga ke urus kenapa gitu?" Godaku.
Rista langsung bangkit terduduk. Matanya menatap tajam, dalam keremangan seperti ini matanya seperti bercahaya.
"Jadi aku beneran jelek banget ya?" Tanyanya "lagi", kali ini intonasi suara nya sedikit bergetar dan berat.
"Engga kamu masih cantik, tapi tadi kamu sendiri yang bilang kamu kaya gitu" dalam setiap kata-kata yang ku ucap aku setengah mati menahan tawa melihat Rista yang memonyongkan bibir seperti bebek.
![](https://img.wattpad.com/cover/195848900-288-k557973.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy
RomansaBagi kalian yang Homophobia dan di bawah umur hati-hati karena cerita ini mengandung unsur Yuri dan pornografi.. dosa tanggung sendiri ya (author ga tanggung jawab Poko nya😄😄)