Rista berjalan ke sana- ke mari, kakinya menyentak-nyentak gusar, beberapa kali pun ia mengusap wajahnya dengan kasar, ia pun selalu menoleh pada jam yang tergantung di dinding setiap melewati nya. Baru saja 2 jam yang lalu Lana meninggalkan nya di apartemen, namun rasa rindu kini telah mengila, waktu pun berlalu dengan sangat lambat. Ntahlah, namun semenjak kehamilan nya berusia 10 Minggu ia selalu ingin berada di dekat Lana.
"Aduh neng teh kenapa mundar-mandir gitu" sahut bi iyum dengan logat Sunda nya, pusing melihat tingkah Rista yang bolak-balik ruang tengah dan dapur.
"Ihhhh aku lagi mikirin Lana, bi" Rista mendudukkan pantat nya di kursi meja makan yang berhadapan langsung dengan bi iyum yang sedang membersihkan kompor.
"Kenapa di pikirin atuh neng? Da neng Lana juga kan lagi kerja ga mungkin kenapa-napa atuh" ujar bi iyum.
"Ishh bibi ga akan ngerti" dengus rista sambil berlalu menuju kamar nya meninggalkan bi iyum yang kini tengah menatapnya.
"Dasar anak muda karek di tinggal beberapa jam aja udah kaya gitu" monolog bi iyum.
******
Rista menghempaskan tubuhnya kasar ke ranjang, pikiran nya terus berputar-putar memikirkan Lana, sedang apakah dia? Apakah dia juga memikirkan ku seperti ku yang memikirkan nya? Atau dia sedang merindukan ku makanya aku selalu memikirkan nya?.
"Ahhhhh" rista mendesah frustasi, tangan nya pun kini telah meremas rambutnya hingga berantakan.
"Apa aku ke kantor nya saja ya?" Tanya nya kepada diri sendiri dengan pandangan lurus ke langit-langit kamar yang berwarna putih.
Rista meraih handphone nya yang berada di atas nakas di sebelah tempat tidur nya, mencari sebuah kontak lantas melakukan panggilan. Ia berharap orang itu bisa mengantar nya ke kantor Lana.
Tut....
Satu dering terlewat, rista menunggu nya dengan penuh harap semoga orang itu mengangkat panggilan nya.
Tut...
"Halo"
Akhirnya di dering kedua orang itu mengangkat panggilan nya, Rista menghembuskan nafasnya yang sejak tadi di tahan.
"Lo lagi dimana nov?"
"Gue lagi di rumah RIS, napa emang?"
"Hum..sibuk ga?" Bukannya menjawab rista malah bertanya balik.
"Engga deh kayaknya tapi entar jam 3 gue harus ke kampus"
"Hum, bisa ga Lo temenin gue ke kantor Lana?" Tanya Rista.
"Jam berapa?"
"Entar aja pas makan siang, tapi sekarang gue mau makan nasi oncom, kira-kira Lo tau ga tempat nasi oncom yang enak di mana?" Rista menelan liurnya saat membayangkan nasi oncom hangat yang masih mengepulkan asap beserta dengan lauk-pauknya yang sangat menggiurkan.
"Ya udah deh, ayo, udah lama juga kita ga hangout bareng" akhirnya di sebrang sana Novi menyetujui usul sahabat nya itu.
"Gue siap-siap bentar ya, gue jemput Lo" lanjut Novi lagi, tentu saja ia takkan membiarkan rista yang sedang mengandung menyetir, ayolah dia tidak Setega itu.
"Iya, gue tunggu ya, love you tcayang" jawab Rista riang, lalu mematikan sambungan telepon nya.
*****
Tinn...tin..
Tidak seberapa lama sebuah mobil Toyota Yaris berwarna putih berhenti tepat di depan sebuah gedung yang cukup tinggi, rista yang sudah 5 menit berdiri di depan gedung itu pun menghampiri mobil yang di Kendarai oleh Novi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy
RomanceBagi kalian yang Homophobia dan di bawah umur hati-hati karena cerita ini mengandung unsur Yuri dan pornografi.. dosa tanggung sendiri ya (author ga tanggung jawab Poko nya😄😄)