Maaf, Mama

242 27 2
                                    

Part ini aeng tulis sambil dengerin keluhan dari bayi gede kuhhh, yang lagi ga mood sama kerjaan barunya. Hummmm.. pengen peluk rasanya tapi jauhh jadi peluk online aja ya.. love you kamu pasti bisa.. kamu hebat.. kamu tangguh... Dan yang pasti kamu bisa melewati semua ini.. untuk menjadi lebih baik kedepannya..

Rista POV

Bahagia

Kata satu itu mewakili isi hati dan kehidupan ku saat ini.

Aku bersama seorang yang aku cintai dan mencintai ku. Dan kehadiran bayi mungil yang lucu menjadi pelengkap di antara kami

Bersama keluarga kecil kami.

Aku dan Kinan sudah di perbolehkan pulang sejak tiga hari yang lalu. Sebenarnya aku hanya menjalani pemulihan selama seminggu di rumah sakit, tapi Kinan harus di rawat selama lima Minggu sampai tubuhnya benar-benar kuat dan bisa bertahan tanpa alat bantu lagi.

Selama itu aku memutuskan untuk tidak pulang ke rumah untuk menunggui Kinan, sedang Lana dia bolak-balik rumah-kantor-rumah sakit hampir setiap hari. Dia mengambil beberapa keperluan ku dari rumah seperti baju bersih, alat mandi, dan kebutuhan lainnya. Lalu dia akan pulang ke rumah saat subuh sambil membawa baju kotor ku.

Dia tidak pernah mengeluh walaupun dia pasti sangat lelah. Senyum itu selalu terukir di wajah lelahnya saat dia juga harus mengurus ku saat aku sedang tahap pemulihan. Bahkan aku sering sekali mendapati kekasihku itu tidur di sofa dengan layar laptop masih menyala. Dia itu sudah sangat sibuk dengan pekerjaannya dan sekarang di tambah mengurus ku dan Kinan.

Huffft.. aku tidak tau jika hidup ku tidak ada Lana saat ini.

Ceklekk

Aku yang sedang menatap layar tv yang sedang menayangkan kartun Upin&Ipin pun mengalihkan pandangan ke arah pintu kamar yang terbuka.

Lana masuk ke dalam kamar dengan wajah yang menunduk.

Aku menaikan sebelah alis, menatap heran ke arah kekasihku yang tengah melepas jasnya.

Aku menghampiri Lana yang memunggungi ku. Lalu memeluknya pinggang nya dari belakang

"I Miss you" bisikku lembut.

Lana menghentikan pergerakan tangannya yang sedang membuka dasi.

"I Miss you too" balasnya, kemudian membalikkan badannya, menghadapku.

Tinggi badan kami yang setara membuat mataku beradu langsung dengan matanya.

Lana memiliki mata coklat yang pekat bahkan hampir mendekati hitam jika di lihat dari kejauhan. Matanya menatapku teduh. Namun mengunci tatapan mataku. Mata favorit ku.

Entah sudah berapa ratus atau ribu kali mata itu mengunci tatapan ku namun sampai kini rasa dan sensasi nya tetap sama. Mendebarkan!!

Dunia seakan berhenti, jantungku berdebar lebih cepat, dan rasa hangat yang terasa memenuhi hatiku.

Bibir tipis itu menyunggingkan senyum bersama dengan tangan Lana yang mengusap pipiku.

Cup

Dengan senang hati ku sambut bibir kekasihku itu. Ku lumat bibir bawahnya dengan segenap rasa, mataku terpejam menikmati bibir Lana yang terasa manis. Tanganku semakin menekan pinggangnya membuat tubuh bagian depan kami semakin menempel.

Lana mengalungkan tangannya di leherku saat aku semakin memperdalam ciumanku. Lidahku langsung masuk menerobos bibir nya dan menjelajahi rongga mulutnya.

"Ahh"

Desahan itu keluar dari bibir Lana saat tanganku ikut andil meremas pantat sintalnya. Membangkitkan gairahku yang harus tertahan selama masa nifas. Bibirku turun mengecupi dagu menuju leher jenjangnya.

TomboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang