Kring kring
Bel panjang tanda berakhirnya pelajaran terdengar sangat nyaring di telinga Lana, guru matematika pun telah pergi keluar kelas setelah sebelumnya memberi mereka beberapa tugas yang membuat beberapa murid menggerutu.
Lana bergegas membereskan beberapa alat tulis dan buku ke dalam tasnya, hari ini dia berencana akan mengajak Rista pulang bersama dan memperjelas hubungan mereka.
"Mau kemana Lo buru-buru banget?" Tanya Rinda yang melihat gelagat aneh dari sahabat nya ini karna biasanya Lana akan betah berlama-lama di kelas apa lagi jika kelas mulai sepi.
"Gue mau ke kelas Rista, Lo mau ikut?" Jawab Lana setelah ia selesai memasukan semua barang nya.
"Hah, mau ngapain Lo?" Tanya Rinda lagi setengah berteriak yang membuat Lana harus menutup telinganya.
"Lo bisa ga sih kalo ngomong jangan teriak-teriak, nanti kalo gendang telinga gue rusak gara-gara Lo gimana?" Omel Lana sedikit nyolot.
"Hehe iya sorry, abis gue kaget tiba-tiba Lo mau nyamperin tuh Nene lampir" elak Rinda dengan wajah tampa dosanya.
"Udah ah, gue mau ke Rista dulu, bye." Lana pun melenggang pergi meninggalkan Rinda yang masih di buat kebingungan oleh tingkah nya.
Belum juga sampai di kelas Rista Lana sudah mendapatkan pemandangan yang membuat harapannya untuk bisa bersama Rista sirna seketika.
Ia terpaku merasa tak percaya melihat Rista di gandeng oleh seorang pria yang cukup tampan menuju parkiran.
"Heh kenapa Lo?" Lana tersentak dan refleks menutup telinga kanannya saat ada orang yang berteriak tepat di sebelah telinga nya.
"Heh, Lo mau gue budeg apa? Kebiasaan banget lu njirr" omel Lana kesal.
"Hehe maaf, abisnya lu di panggil-panggil dari tadi ga nyaut-nyaut" Rinda hanya nyengir dengan wajah polosnya dapat Imelan Lana.
"Udah ah, gue mau pulang" ucap Lana sambil pergi menuju parkiran dengan langkah yang tergesa dan tak menghiraukan Rinda yang berteriak memanggil nya.
Setelah sampai di parkiran Lana langsung menghampiri motor nya dan memacu nya keluar dari lingkungan sekolah.
Selama lebih dari 30menit motor Lana melaju tanpa arah, perasaan nya tak menentu dan pikiran nya kalut.
Tampa bisa di bendung lagi air mata nya kini deras mengalir menuju pipinya, beberapa kali ia mengusap kasar air mata nya karena mata nya buram.
Lana pun memutuskan untuk ke sebuah bukit yang cukup jauh dari perkotaan, selama satu jam ia memacu motornya dengan kecepatan tinggi yang membuat harus di tegor orang beberapa kali karena hampir nabrak tapi beruntung lah Lana selamat sampai tujuan.
Lana turun dari motor ketika sampai di sebuah hutan Pinus, udara dingin dan suara berbagai jenis burung menyambut nya seakan mengerti akan kepedihan nya saat ini.
Beberapa saat Lana menutup mata dan merasakan angin yang membelai pipi nya dengan lembut dan memainkan rambut nya membuat Lana merasa tenang dengan suasana yang sangat damai ini, samar-samar Lana pun mengingatkan kejadian tadi pagi saat Rista memeluk nya dan mengatakan bahwa Rista menyukai nya, tanpa sadar bibir nya tersenyum namun senyuman itu luntur saat Lana juga mengingatkan kejadian Rista bergandengan tangan dengan dengan seorang pria di parkiran tadi.
Dada nya sesak dan air mata yang sempat terhenti kini mulai berjatuhan, apakah ia telah benar-benar mencintai Rista sampai rasanya sesakit ini atau ia hanya kecewa karena harapan nya yang melambung tinggi kini telah terkubur sedalam dalamnya? entah lah dia sendiri tak tau, yang jelas ini menyakiti hati nya.
Setelah puas menangis dan perasaan nya mulai tenang, Lana pun mengeluarkan air mineral dari dalam tasnya karena ia merasa sangat haus setelah menangis.
Untuk beberapa saat Lana diam dan merenungkan semua nya, matanya menatap lurus ke arah bawah bukit di mana pemandangan kota Bandung terlihat sangat jelas.
Lana pun mulai beranjak ketika ia merasa hari sudah sore, rasa nya ia sangat betah menatap berlama-lama pemandangan di depannya yang sangat indah di tambah lampu-lampu dari kendaraan, lampu jalan dan bangunan-bagunan mulai menyala yang terlihat seperti bintang bertaburan jika di lihat dari kejauhan.
Di pacunya motor kesayangan dengan kecepatan standar membelah jalanan kota Bandung yang cukup padat, di dalam hati nya Lana telah bertekad bahwa ia harus bicara baik-baik dengan Rista, ia tak mau salah paham karena Lana yakin bahwa Rista pun merasakan perasaan yang sama dengan nya.
Hah akhirnya saya bisa update lagi, makasih buat kalian yang masih setia mengikuti story' ini,
Jangan lupa vote+comen biar saya makin semangat nulisnya 😃
Semoga sehat selalu..love you all😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy
RomanceBagi kalian yang Homophobia dan di bawah umur hati-hati karena cerita ini mengandung unsur Yuri dan pornografi.. dosa tanggung sendiri ya (author ga tanggung jawab Poko nya😄😄)