Rista masih memasukkan beberapa barang ke dalam troli belanja yang Lana dorong.
"Sayang apa tidak berlebihan jika kita membeli cemilan sebanyak ini?" Tanya Lana hati-hati saat melihat Rista akan memasukkan beberapa bungkus Snack dengan beragam rasa, dia takut menyinggung perasaan Rista.
"Tapi aku menginginkan nya sayangggggg" rengek Rista.
Lana menghela nafas bukan dia pelit karena Rista menghabiskan uangnya untuk membeli cemilan tapi Lana hanya takut cemilan ini tidak terlalu baik untuk kandungan Rista, mengingat dia tidak pernah tau apa yang terkandung dalam cemilan kemasan itu.
"Boleh ya sayangggg?!" Rengek Rista lagi di tambah dengan drama Rista sedikit menarik ujung baju Lana, membuat Lana terkekeh dia merasa menjadi seorang ibu yang sedang di mintai jajan oleh anaknya.
"Hum ya udah sayang, tapi ini untuk stok satu bulan ya?"
"Hum dua minggu ya?" Rista mencoba memberi penawaran, mata birunya ia bikin membulat, bibir bawahnya sedikit maju ke depan, ekspresi wajah nya di buat seimut mungkin karena biasanya Lana akan luluh saat Rista seperti itu. Lana menghela nafas, dia tak kuasa untuk menolak hingga akhirnya dia mengangguk, mengalah. Dan jadilah cemilan itu hanya untuk kurun waktu dua minggu, walaupun Lana berdoa dalam hati semoga dua minggu ke depan Rista lupa untuk merengek meminta nya membeli cemilan lagi, atau Rista bosan untuk mengemil makanan itu dan meminta sesuatu yang lebih sehat seperti salad buah, mungkin.
Lana terus saja mendorong troli itu mengikuti langkah kaki Rista yang berada di depannya.
"Hai bu Lana" sapa suara bariton khas pria dewasa dari samping Lana. Suaranya terdengar sangat berwibawa.
Lana menghentikan langkahnya dan menoleh.
Seorang pria berambut klimis dan terpotong rapi berjalan kearah Lana.
"Oh hai pak Adam" Lana balas menyapa ramah pria berambut klimis itu, membuat Rista sedikit merengut tak suka. Dia cemburu.
"Wah, aku tidak tahu bahwa anda sangat suka ngemil Bu Lana"
Pria berambut klimis yang di panggil pak Adam itu sedikit tertawa kecil saat mengatakan nya, matanya berkilat jenaka, senyum yang memperlihatkan deretan giginya yang putih, terlihat sangat renyah. Wajahnya menyenangkan karena dia selalu tersenyum walaupun sedang berbicara.
"Hahaha, itu milik Rista pak Adam" Lana ikut sedikit tertawa.
"Oh ya Rista kenalkan ini pak Adam, dia teman kantorku"
Pria itu mengulurkan tangannya,
"Adam" ujarnya dengan senyum menawan nya.
Rista menyambut uluran itu, sambil tersenyum. Sungguh dia tidak terlalu suka pada pria di depannya ini, apalagi setelah melihat kedekatan pria ini dengan kekasihnya, rasa cemburu semakin menjadi. Namun dia tetap tak akan mengabaikan tatak rama, bukan?
"Rista"
Setelah mengobrol beberapa hal dengan Lana pria berambut klimis dengan jambang yang di cukur rapi tersebut akhirnya berpamitan, membuat Rista sedikit menghela nafas lega.
Sungguh Rista sangat tidak suka dengan pria itu.
"Apalagi yang mau kamu beli sayang?"
Rista menatap troli belanja yang di dorong Lana, memeriksa lagi tidak ada barang terlupa untuk keperluan mereka sebulan ini.
"Deterjen, pasta gigi, pewangi pakaian, ehmmm udah semua kayanya" Rista kembali mendikte barang-barang di troli.
"Otw kasir" seru Lana, seraya mendorong troli ke arah kasir, bersemangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy
RomanceBagi kalian yang Homophobia dan di bawah umur hati-hati karena cerita ini mengandung unsur Yuri dan pornografi.. dosa tanggung sendiri ya (author ga tanggung jawab Poko nya😄😄)