Seminggu setelah kejadian di parkiran itu, Lana tak pernah melihat Rista lagi, beberapa kali Lana menanyakan Rista yang menghilang bak di telan bumi pada Novi tapi hasilnya nihil, Novi selalu mengatakan jika ia tak tahu, namun perasaan Lana selalu mengatakan jika Novi sebenarnya tau hanya saja Novi tak mau Lana tau apa yang sebenarnya terjadi.
Lana POV
Hari ini, hari ke tujuh dia menghilang, rasa rindu itu kian menjadi hingga terkadang aku terbangun di tengah malam karena memimpikan nya.
Aku rindu dia, sangat merindukan sosok nya, senyum manisnya, aroma lavender yang selalu melekat ditubuhnya, tingkah nya yang kadang sangat menyebalkan dan kadang dia bersikap sangat manis padaku.
Intinya aku rindu segala hal yang ada pada dirinya.
Aku tak pernah habis pikir dengannya, apakah dari awal dia sudah merencanakan semua ini??
Dulu dia membuly ku, tiba-tiba dia bersikap baik dan manis padaku dengan alasan karena malam itu aku menolongnya, lalu dia mengatakan jika dia menyukai ku di pagi hari dan di sore hari aku bahkan melihat dia bergandengan dengan sangat mesra di parkiran dengan seorang pria.Hah, ada apa sebenarnya dengan dirimu Clarysta, apa kau sengaja mempermainkan ku seperti ini?
Beribu pertanyaan menghampiri ku kala aku mengingat mu, tak jarang prasangka buruk pun hinggap tapi aku selalu mencoba menepisnya dan mencoba berpikir positif.
Sebenarnya dari dulu aku menyukainya, dia adalah cinta pertama ku tapi aku sadar, aku siapa dan dia siapa, mustahil rasanya untukku bisa memiliki nya, sikapnya yang selalu membuat ku sakit hati dengan kata-kata nya membuat ku memendam jauh perasaan itu.
Hingga malam itu, malam dimana aku menolongnya, dia berubah, dia tak pernah mengganggu ku lagi dan dia selalu bersikap manis padaku, saat itu aku tak ingin terlalu berharap kepadanya karena kupikir dia melakukan itu hanya untuk balas Budi karena aku pernah menolong nya.
Namun seiring berjalannya waktu dia mulai posesif, tiada hari tanpa dirinya, aku sering menjemput nya untuk berangkat bersama, saat istirahat dia akan datang kekelasku untuk mengajakku makan siang bersama, saat weekend dia akan datang ke rumahku untuk mengajakku joging, dan dia selalu cemburu saat aku bersama orang lain.
Semua sikap nya itu membuat ku yakin bahwa dia juga merasakan hal yang sama seperti ku, dia berhasil membuat ku melambung tinggi, hingga puncaknya saat hari dimana dia mengatakan bahwa dia menyukai ku, dia seperti sayap yang dapat membuat terbang, namun ternyata sayap itu hanya sementara setelah aku terbang menembus langit tiba-tiba sayap itu lenyap hingga membuat ku jatuh sejauh-jauhnya.
Itulah dia, dia membuat ku jatuh cinta dengan kehadiran nya, namun dia sendiri yang merusak kebahagiaan itu dengan penghianat dan kepergian nya yang tiba-tiba.
Sakit dan hancur itulah yang kurasakan, hati ku telah pergi bersama dengan nya.
Sebuah tepukan di bahu ku membuyarkan lamunan ku, aku menoleh.
"Ke kantin yu" ajak rinda dengan cengiran bodoh yang selalu menghiasi wajahnya.
Aku mengangguk, Rinda menggenggam lembut tanganku lalu menarikku berdiri, sepanjang perjalanan ke kantin tidak ada percakapan di antara kami, sesampainya di kantin aku dan Rinda langsung menghampiri Yumna yang tengah asyik dengan mie ayam nya.
"Lan, Lo mau apa? Biar sekalian gue pesenin" tanya Rinda.
"Eum, baso sama lemon tea" jawabku singkat.
"Hai" sapa Yumna saat aku duduk di mejanya.
"Juga" balas ku tak lupa dengan senyuman yang sedikit kupaksakan.
"Kaka apa kabar, kenapa akhir-akhir ini aku jarang liat kaka?" Yumna menghentikan sejenak acara makan mie ayam nya dan menatap ku.
"Aku ga papa, cuma kemaren lagi ga enak badan aja" aku sudah menduga akan pertanyaan ini, aku terpaksa berbohong karena tidak mungkin jika aku bilang aku ngegalauin Rista yang ga ada kabar.
"Oh" Yumna hanya ber oh ria dan kembali memakan mie ayamnya.
Tak lama Rinda pun datang dengan makanan ku, karena aku merasa sangat lapar aku pun langsung menyantap nya setelah mengucapkan terima kasih terlebih dahulu kepada Rinda.
Kami makan dengan hikmat dan terkadang di selingi candaan dan tawa kami.
++++++
Matahari mulai terbenam, semburat warna jingga kini menghiasi langit kota kembang.
Tiga bulan setelah kepergian Rista, aku masih di sini dengan segala kerinduan dan perasaan yang ku rasa semakin membesar.
Bosan, itu yang ku rasakan saat ini, saat ini aku lagi liburan kenaikan kelas, dan hampir setiap hari aku menghabiskan nya dengan berdiam diri di rumah, aku jadi nyesel kenapa ga ikut liburan aja sama Rinda.
Tok tok tok
"Masuk ga di kunci ko" suara ketukan pintu menyadakanku dari lamunan ku.
Pintu pun terbuka, ka arsen pun masuk dan langsung duduk di kasur ku.
"Ko Kaka jam segini udah pulang?" Tanya ku heran karena biasanya dia selalu pulang aga malaman.
"Humm, lan ada yang mau Kaka omongin sama kamu" Deg, aku terdiam karena aku sangat tau jika ka Arsen langsung to the poin kaya gini berarti dia sedang serius.
"E.. emang nya ada apa ka?" Tanya ku dengan hati-hati dan mencoba menerka-nerka apa yang akan di bicarakan ka Arsen.
"Kaka di percayakan untuk mengurus perusahaan yang di Jerman" ku lihat ka Arsen menarik napas dengan kasar saat mengatakannya.
"Dan secara otomatis Kaka dan kamu harus tinggal di sana" diam, aku bingung rasanya berat untuk meninggalkan kota kelahiran ku dan kota segudang kenangan ini.
"Kamu ga papa kan, kalo kita pindah kesana?" Tanya ka Arsen meminta persetujuan ku.
Aku pun mengangguk karena tak ada salahnya untuk menghirup suana baru dan aku melihat peluang di sana aku akan bisa melupakan Rista karena kalo tetap tinggal di sini pasti aku akan terus terbayang kenangan Rista.
Ka Arsen memelukku dan mengacak-acak rambutku aku hanya tertawa karena perlakuan nya.
+++++
Kira-kira si Rista kemana ya, kenapa kaya tuyul tiba-tiba ngailang gitu aja..
Apakah Lana akan bisa melupakan Rista di Jerman dan menemukan pengganti nya di sana??
Ahhh author jadi pusing mikirin kelanjutan nya kaya gimana.
Kalo ada yang punya ide comen aja ya, dan jangan lupa vote nya karena vote dari reader sangat berarti untuk author..
Good night ..love you
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy
RomanceBagi kalian yang Homophobia dan di bawah umur hati-hati karena cerita ini mengandung unsur Yuri dan pornografi.. dosa tanggung sendiri ya (author ga tanggung jawab Poko nya😄😄)